5. Berikan pelatihan kepada pelayan gereja
Memberikan pelatihan pengamanan dan perlindungan di lingkungan gereja kepada pelayan bisa menjadi langkah yang sangat baik. Gereja perlu membuat program pelatihan kepada pelayan, khususnya keterampilan untuk mengidentifikasi orang-orang yang mencurigakan selama ibadah.
6. Buat kebijakan khusus yang perlu dipatuhi para pelayan gereja
Gereja perlu menetapkan kebijakan yang perlu dipatuhi para pelayan gereja selama ibadah berlangsung. Misalnya, pelayan tidak boleh mendampingi anak sendirian ke kamar mandi atau berduaan di ruangan. Atau pelayan tidak boleh mengganti popok anak, melainkan harus meminta orang tua untuk melakukannya dan sebagainya.
Baca Juga: Anak Dilecehkan Pengurus Gereja di Depok, Adilkah Orangtua Terima Ganti Rugi?
7. Ajarkan anak untuk melindungi diri
Untuk mencegah tindakan kejahatan terhadap anak, orang tua maupun pelayan sekolah minggu perlu mengajarkan anak tentang cara-cara yang perlu mereka lakukan untuk melindungi diri dari orang asing.
Beberapa diantaranya adlaah:
Di zaman ini, gereja bukan saja bekerja untuk memperlengkapi umat Tuhan melalui pelayanan mimbar saja. Tetapi gereja juga dibebani tanggung jawab untuk memastikan seluruh jemaatnya terlindungi dari bahaya pelaku kejahatan seksual maupun kriminal.
Jadi setiap pemimpin gereja, perlu menyadari pentingnya berjaga-jaga dalam doa supaya siapapun yang terlibat dan masuk di dalam lingkungan gereja, memiliki motivasi yang benar untuk mencari Tuhan.
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” (1 Petrus 5: 8-9)
Sumber : Jawaban.com