Inilah yang Akan Terjadi Jika Kita Memaksakan Kehendak atau Pemikiran Kita Pada Orang Lain
Sumber: pexels.com

Kata Alkitab / 18 June 2022

Kalangan Sendiri

Inilah yang Akan Terjadi Jika Kita Memaksakan Kehendak atau Pemikiran Kita Pada Orang Lain

Liana M. Tapalahwene Contributor
3650

Berapa angka sempurna dalam perhitungan kita, jika dihitung pada skala 1-10? Pastinya kita akan memilih angka yang sempurna menurut pilihan kita. Sama seperti mempercayai sesuatu. Kita tidak seharusnya memaksakan kepada orang lain tentang apa yang kita percayai sebagai kebenaran. Seolah kita memakai patokan bahwa apa yang kita percayai, itulah yang harus diterima dan diikuti oleh orang lain. Apalagi sampai harus meperdebatkannya dengan urat dan otot, tanpa memperhitungkan pendapat orang lain juga.

Jangan biarkan kita membuka celah bagi masuknya perpecahan, karena hal itulah yang menjadi kesukaan bagi iblis. Intinya, pertahankanlah iman kepercayaan kita, hiduplah berdamai dengan semua orang tanpa harus membangun opini sesuai tingkat kebenaran diri sendiri, kelompok atau suatu organisasi sebagai suatu pembenaran mutlak agar bisa diterima sebagai kebenaran.

Melalui kitab Roma 12:16-18 ini, kita diajarkan bahwa - Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!

Saat kita tidak sependapat dengan orang lain, timbul gejolak dan bahkan amarah. Inilah yang bisa menimbulkan konflik. Namun firman Tuhan telah memberikan pedoman agar kita percaya kuasa Roh Kudus-Nya akan bekerja dalam hidup kita untuk mengarahkan pada kebenaran menurut kehendak Bapa.

Baca juga : Menjadi Pemimpin yang Bijaksana dan Memiliki Tujuan Dalam Tim

 

Ilustrasi kertas

Saat kita meremas kertas, apa yang terjadi dengan kertas tersebut? Ya, kertasnya akan menjadi lecek dan sulit dikembalikan ke bentuk aslinya. Apalagi saat kita jatuhkan dari ketinggian tertentu. Jatuhnya akan lebih cepat ketimbang kertas berbentuk lembaran.

Maksud dari ilustrasi tersebut adalah, jangan mudah untuk memaksakan kehendak kita. Jika memang pendapat kita salah, maka kita akan sulit mengembalikan kepercayaan itu dan bisa memicu sulutan emosi. Akhirnya tidak ada lagi damai sejahtera. Saat kita mempertahankan kebenaran versi kita yang harus diakui oleh orang lain, maka benih-benih kejatuhan semakin dekat di sisi kita. Nah dari hal itu, renungan apakah yang bisa kita ambil? Pastinya, jadilah bijak dan lakukan segala sesuatunya dalam tuntunan kuasa Roh Kudus.

 

Yang terakhir, marilah kita renungkan ayat firman Tuhan berikut:

Filipi 3:10-11 – “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”

Dari kitab Filipi ini, Paulus menyatakan sikapnya dengan kepastian tentang kebenaran sejati yang lahir dari pengenalan akan Allah dengan benar, sehingga menjadi kekuatan yang menggerakkan seluruh kehidupannya menjadi keyakinan yang kokoh di dalam Injil kasih karunia Bapa.

 

Puji nama Tuhan, jika Bapak/ Ibu, Saudara diberkati dengan artikel ini. Jangan biarkan pesan dari artikel ini hanya dirasakan oleh Anda sendiri, tapi sebarkan dan berbagilah dengan sesama, caranya teruskan artikel ini agar bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus memberkati.

Halaman :
1

Ikuti Kami