Ingin Jadi Sahabat Terbaik, Hindari 6 Perilaku Teman Ayub Ini
Sumber: Wellbeing Magazine

Relationship / 11 May 2022

Kalangan Sendiri

Ingin Jadi Sahabat Terbaik, Hindari 6 Perilaku Teman Ayub Ini

Lori Official Writer
2600

Anda pasti tahu rasanya jatuh tapi ditendang juga. Mungkin Anda mengenal seseorang yang pernah mengalami kondisi menyedihkan, lalu orang-orang mulai menilai jika ada perilakunya yang mungkin menjadi penyebab kondisi tersebut.

Tahukah Anda, di Alkitab hal ini jelas terjadi. Kita bisa menemukannya lewat perilaku teman-teman Ayub ketika dia kehilangan semua harta benda, keluarga dan juga kesehatannya. Mereka mulai menyalahkan Ayub dan menilai bahwa tindakannyalah yang menyebabkan penderitaan yang dia alami.

Sayangnya, perilaku menyudutkan tersebut dipatahkan oleh pernyataan di dalam Alkitab bahwa penderitaan yang dialami Ayub sesungguhnya diizinkan Tuhan sebagai bentuk ujian imannya (Ayub 1: 6-11).

Ketiga teman Ayub, Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama, yang mendatangi dia sebenarnya berusaha untuk membantu. Tetapi caranya mungkin kurang tepat.

“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.” (Ayub 5: 17-18) 

 

Baca Juga: 20 Ayat Alkitab Terbaik Tentang Persahabatan

 

Tentu saja saat itu mereka tidak tahu skenario yang dirancang oleh si iblis untuk menguji iman Ayub, karena itulah mereka mengira jika kemalangan yang dialami Ayub besar kemungkinan adalah teguran dari Tuhan.

Sekalipun Anda melakukan kesalahan dan ditimpa kemalangan, tentunya Anda juga tidak ingin mendengar nasihat semacam ini bukan? Orang lain tidak tahu persis apa yang sedang Anda hadapi, karena itu sudah seharusnya kita tidak cepat menilai atau mengatakan sesuatu yang belum tentu kebenarannya.

Jika Anda ingin dianggap sebagai sahabat terbaik, hindarilah melakukan 6 perilaku seperti yang dilakukan teman-teman Ayub ini.

1# Jangan cepat menilai, karena kemungkinan Anda tidak tahu kondisi yang sebenarnya terjadi

Anda mungkin berpikir bahwa Anda punya informasi yang cukup atau bisa menyimpulkan sesuatu yang tampaknya sangat masuk akal. Tetapi orang terdekat yang sedang menghadapi masalah bahkan mungkin tidak mengerti kenapa kondisi tersebut menimpa dirinya.

Cepat menyimpulkan sesuatu bisa berujung tuduhan yang bukan saja tidak berdasar tetapi juga melukai hati.

“Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.” (Amsal 29: 20)

“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Matius 7: 1-2)

 

Baca Juga: Maukah Kamu Jadi Sahabat Terbaik Yesus Seperti Yohanes?

 

2# Ingatlah bahwa kata-kata dan tindakan Anda bisa berakibat fatal

Situasi yang dialami salah seorang teman atau orang terdekat Anda mungkin terlihat sangat menyedihkan. Tetapi buru-buru menilai dan menyimpulkan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan supaya kondisi itu tidak terjadi bisa membuatnya semakin tertekan dan tenggelam dalam depresi dan rasa putus asa. 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Tahukah Anda bahwa di masa ini, banyak orang yang mudah sekali menuduh atau bersyukur dengan peristiwa yang menimpa orang lain. Tak sedikit diantaranya yang turut senang karena kemalangan yang dialami oleh orang lain. 

Tetapi apakah ini bisa dibenarkan? Tentu saja tidak.

“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” (Amsal 10: 19)

“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.” (Amsal 12: 18)

 

3# Pikirkan bagaimana Anda ingin orang lain memperlakukan Anda, lakukanlah hal yang sama

Bayangkan jika Anda berada diposisi Ayub. Apakah Anda biasa-biasa saja ketika teman-teman Anda menuduh jika apa yang Anda alami mungkin adalah teguran dari Tuhan?

Tentu saja itu menyakitkan. Jika Anda tidak ingin mengalami hal serupa, maka jangan berperilaku serupa kepada orang lain, khususnya ketika mereka sedang berada dalam situasi yang kurang baik.

“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” (Mazmur 103: 13-14)

“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Lukas 6: 31)

 

Baca Juga:  Pertengkaran Antar Sahabat Itu Biasa. Tapi Kalau Sakit Hati, Harus Bersikap Gimana Ya?

 

4# Menahan diri untuk berespon sekalipun Anda adalah orang yang dianggap bijaksana

Mungkin Anda adalah orang yang dikenal bijaksana. Namun bukan berarti Anda bisa sebebas mungkin meresponi keadaan orang lain atau teman dekat Anda dengan kata-kata nasihat. 

Sebaliknya, ada waktu untuk duduk diam dan hanya memberikan dukungan fisik, seperti sentuhan yang lembut atau melayani apapun yang dibutuhkan. Tahan diri dan simpan nasihat Anda.

“Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi…” (Yakobus 1: 9)

 

5# Pertimbangkan apakah pendapat Anda benar-benar penting

Sebagai teman, Anda mungkin sudah terbiasa meluapkan kata-kata tanpa henti. Tapi untuk kondisi ini, tahan dulu ya! 

Saat teman Anda sedang dalam masalah, ada baiknya untuk menimbang: Jika aku menyampaikan hal ini apakah dia akan merasa lebih baik? Atau mungkin aku akan menyimpannya lebih dulu, karena ini waktunya untuk tetap diam.

“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” (Amsal 10: 19)

 

Baca Juga: Apa Itu Persahabatan? Temukan 5 Artinya Dari Hubungan Daud dan Yonatan Ini

 

6# Meminta kebijaksanaan dan kerendahan hati untuk menyikapi kondisi orang lain

Mudah sekali bagi kita untuk bertindak dan membuat keadaan orang lain jadi lebih baik. 

Tapi Tuhan mau kita menyikapi setiap kondisi dengan bijaksana dan rendah hati. 

“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” (Amsal 19: 21)

Kita harus ingat bahwa hanya Tuhan yang mampu mengizinkan berbagai macam kemalangan atas manusia. Kita hanya bisa membuat keputusan terbaik dengan kemampuan terbatas kita. Jadi alangkah baiknya untuk memilih mengambil langkah rendah hati dan bijaksana seperti doa dan bantuan tertentu yang mendukung kondisinya.

Mari terus belajar menjadi sahabat terbaik bagi banyak orang. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami