Muncul Istilah Generasi Geprek dan Generasi Strawberry, Apa Itu?
Sumber: campaign asia

Relationship / 30 March 2022

Kalangan Sendiri

Muncul Istilah Generasi Geprek dan Generasi Strawberry, Apa Itu?

Lori Official Writer
3460

Belakangan ini istilah generasi geprek dan generasi strawberry mulai marak. Kedua istilah ini muncul dari curhatan netizen tentang kondisi hidup yang mereka alami.

Seperti diketahui, generasi geprek sendiri pertama kali muncul dari cuitan netizen tentang ulasan generasi sandwich berpenghasilan 40 juta yang sempat viral beberapa waktu lalu. Tidak berbeda jauh dengan generasi sandwich, generasi geprek ini identik dengan orang berpenghasilan rendah dari kalangan kelas menengah ke bawah dimana pengeluaran yang ditanggung melebihi penghasilan. Bahkan harus kerap menghadapi kondisi minus setiap bulannya.

Sama seperti istilahnya, generasi geprek ini bisa disamakan seperti ayam geprek yang digenjot sampai hancur. Begitulah kondisi kehidupan generasi geprek selain berpenghasilan rendah, mereka juga mengalami tuntutan hidup yang membuat mereka tidak bisa mandiri secara personal maupun finansial.

Kondisi ini kebanyakan dialami oleh generasi millenial berusia 20-an tahun ke atas.

Sementara generasi strawberry memiliki arti sebaliknya, dimana generasi ini memiliki mental yang rapuh dan mudah down. 

Istilah ini sendiri muncul pertama kali ketika seorang mahasiswa berusia 21 tahun curhat tentang kondisi perkuliahan yang dia jalani. Dia menyebut sedang mengalami kondisi mental health karena banyaknya tugas kuliah. Kondisi ini membuatnya tertekan dan butuh cuti dalam beberapa waktu dengan liburan dan menjalani pemulihan. 

Bagi sebagian orang, mahasiswa ini dianggap sebagai generasi muda yang lemah dan tidak memiliki semangat juang. Hal inilah yang menjadi seluk beluk munculnya istilah generasi strawberry.

Namun perlu diketahui bahwa istilah generasi strawberry ini mulai muncul dari negara Taiwan, yang ditujukan kepada generasi muda yang lunak seperti buah strawberry yang tampak luarnya indah dan eksotis, tetapi saat digenjot atau ditekan dia akan hancur.

Sebagaimana disebut oleh Profesor Renald Kasali, bahwa generasi strawberry ini memang memiliki kualitas dan potensi tetapi mudah menyerah dan sakit hati. Uniknya, kebanyakan generasi strawberry ini disandang oleh anak muda kelahiran tahun 2000-an.

 

 

Generasi Geprek dan Generasi Strawberry Dalam Alkitab

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Secara kondisi generasi geprek dan generasi strawberry sangat berbanding terbalik. Di mana di satu sisi, generasi geprek harus berjuang menjalani hidup yang sulit dengan kerja keras dan semangat juang tanpa kenal menyerah. Sementara generasi strawberry berada dalam situasi dimana segala sesuatunya tersedia, namun ketika mulai diperhadapkan dengan situasi sulit generasi ini menjadi lemah dan menyerah.

Sejak dulu sampai hari ini, Tuhan tidak pernah mengubah standar karakter yang dia kehendak atas generasi. Kita bisa melihat bagaimana Daud yang dibesarkan dengan keras oleh ayahnya, justru dipilih Allah untuk menjadi raja sejak masa remajanya.

Kita bisa baca dalam 1 Samuel 17, dimana Daud yang sudah menggembalakan domba sejak kecil mampu membunuh seekor Singa. Bahkan ketika dia berusia 17 tahun, Daud membunuh seorang raksasa besar dengan berani. Apa yang dialami Daud bisa menjadi gambaran dari kondisi generasi geprek saat ini. Dan Tuhan disenangkan atas semangat dan kegigihan Daud.

“Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." (1 Samuel 16: 18)

Alkitab juga mengisahkan tentang sosok seorang Yusuf, dimana dia adalah kesayangan dari ayahnya Yakub. Sejak kecil dia selalu disayang. Namun kemudian, iri hati membuat Yusuf harus dijual oleh saudara-saudaranya. 

Meskipun secara fisik dan mental Yusuf lemah, karena dia tidak mungkin bisa bertahan tanpa perlindungan sang ayah. Namun situasi rupanya mendidik Yusuf menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Selama bertahun-tahun menjadi budak di negeri Mesir, dia akhirnya bisa melalui setiap tekanan, perlakuan kasar dan kejahatan dengan baik. Bahkan pada akhirnya, dia menjadi pejabat penting di negeri asing tersebut.

Kisah Yusuf kecil mungkin mirip seperti generasi strawberry. Mereka selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orangtua. Mereka bahkan selalu mendapatkan perlindungan. Tetapi bedanya, generasi strawberry tidak memiliki daya juang seperti yang dimiliki Yusuf. Mereka mudah menyerah dan kalah. 

Kadang kondisi membuat seseorang berubah. Meskipun Yusuf tidak pernah diperlakukan dengan tidak baik di masa kecilnya, namun setelah menjadi budak dia harus menerima kondisinya dan berjuang untuk tetap hidup. Dan tentu saja yang terpenting adalah dia selalu mengandalkan Tuhan.

Sama seperti Yusuf, generasi strawberry juga bisa belajar untuk memiliki semangat juang seperti Yusuf. Saat diperhadapkan dengan situasi yang tidak nyaman, kita perlu menghadapinya dengan mental sekuat baja.

Untuk mencetak generasi tangguh, diperlukan peran orangtua. Karena itulah orangtua harus benar-benar membekali anak dengan pelajaran karakter sehingga ketika beranjak dewasa, anak bisa bertahan menghadapi sesulit apapun persoalan hidup yang ia lalui.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami