Seluk Beluk Konflik Rusia dan Ukraina, Gereja Satukan Hati Minta Perdamaian
Sumber: Youtube.com

News / 16 February 2022

Kalangan Sendiri

Seluk Beluk Konflik Rusia dan Ukraina, Gereja Satukan Hati Minta Perdamaian

Lori Official Writer
4879

Konflik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan kekuatiran bagi semua warga masing-masing negara. Sebagai negara Kristen terbesar, gereja-gereja di Rusia dan Ukraina secara khusus menyerukan supaya konflik perbatasan ini diselesaikan dengan jalan damai.

Pemimpin gereja Ortodoks dan Katolik Ukraina dan Rusia sendiri telah bersatu untuk meminta supaya Tuhan dapat mengubah hati para penguasa dari keinginan perang kehancuran menjadi belas kasihan dan perdamaian.

Gereja-gereja di kedua negara inipun telah melakukan doa bersama supaya konflik tersebut tidak berujung kepada perang.

“Misi Gereja adalah untuk menganggap semua orang sebagai saudara, jadi saat kita bicara tentang dialog dan saat kita berdoa untuk dialog, sebagai gereja kita tahu bahwa itu adalah misi kita untuk memerangi dialog. Saat saya berdoa untuk perdamaian, saya tahu betul bahwa setiap saat Tuhan kita Yesus mampu mencerahkan satu atau politisi lain, satu atau militer lainnya, dan mengubah keputusan mereka secara radikal,” ungkap Uskup Agung Visvaldas Kulbokas dari Ukraina.

 

Baca Juga: 

Crimea-Rusia Bersatu, Amerika Protes

Sinode Gereja Orthodoks Bahas Upaya Perdamaian di Ukraina

 

Gereja-gereja yang terletak di perbatasan Rusia dan Ukraina juga menyampaikan harapan yang sama yaitu supaya tercipta perdamaian antar kedua negara tersebut.

“Kami akan kembali ke kehidupan normal jika Rusia menarik pasukan mereka dan semua senjata mereka dari wilayah Donetsk dan Luhansk dan mengembalikan Krimea ke Ukraina,” ungkap Pendeta Andrey Tyschchenko.

Sementara pemimpin Gereja Katolik dari Polandia Uskup Agung Stanislaw Gadecki meminta kepada para pemimpin Kristen di Rusia dan Ukraina untuk berdoa bagi perdamaian bagi kedua negara bertetangga tersebut.

Melalui pesannya, uskup Gadecki menegaskan bahwa ‘perang dalam bentuk apapun adalah tragedi bagi kemanusiaan’.

“Dari sudut pandang manusia dan ilahi, kedua negara ini seharusnya memiliki banyak kesamaan dan cenderung tidak membenci. Tetapi saling menghormati dan bersahabat. Namun, kondisi yang sangat diperlukan adalah penghormatan terhadap hak-hak masyarakat, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri dan integritas teritorial,” terangnya.

 

Seluk Beluk Konflik Rusia-Ukraina

Konflik antara Rusia dan Ukraina berawal dari klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Rusia dan Ukraina, termasuk negara tetangga Belarusia adalah satu.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Hal inilah yang menyebabkan pecahnya revolusi kedua pada tahun 2014. Ukraina menolak supremasi yang dilakukan Rusia terhadap negara pecahan bekas Uni Soviet tersebut dan memilih mencari jalan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Konflik semakin memanas. Perang kembali pecah setelah Rusia mencaplok wilayah Krimea. Akibatnya terjadi konflik besar antara Ukraina dan kelompok saparatis yang pro-Rusia di provinsi tenggara Donetsk dan Luhansk pada tahun 2014.

 

Baca Juga:

500 Lebih Gereja Ortodoks Tinggalkan Rusia, Ini Alasannya…

Gereja Ortodoks Rayakan Natal, Hubungan Rusia dan Ukraina Justru Makin Tegang

 

Setelah mengalami kehancuran yang begitu parah, Rusia memutuskan melakukan genjatan senjata.

Namun siapa sangka, persoalan yang sudah lama terkubur ini kembali muncul ke permukaan. Dengan pasukan bersenjata lengkapnya, Rusia menyatakan siap perang dan telah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, termasuk para kontingen yang sedang latihan bersama di Belarus.

Hingga berita ini dirilis, Rusia diketahui telah menarik pasukannya dari perbatasan. 

Ada banyak negara yang terlibat dalam konflik ini, termasuk Amerika dan Uni Eropa. Hal inilah yang diwaspadai oleh semua negara, karena jika perang kedua negara terjadi kemungkinan Perang Dunia III bisa pecah dan membuat situasi semakin runyam.

Yuk dukung doa ya supaya para pemimpin kedua negara ini diberikan kerendahan hati untuk mau menyelesaikan konflik dengan kesepakatan bersama. 

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami