Saat profesor dan penulis Moody Bible Institute Christopher Yuan berusia 9 tahun, dia mulai tertarik dengan sesama jenis setelah menemukan majalah porno di rumah temannya.
Setelah kecanduan pornografi, Yuan mulai kebingungan dan ketakutan akan orientasi seksualnya.
Berdasarkan kesaksiannya baru-baru ini di Gereja Real Life Ministries di Idaho, Yuan dia menceritakan sejak itulah dia mulai mengalami penyimpangan seksual.
“Di usia 9 tahun, masalah pornografi itu membuat pandangan saya tentang seks menyimpang. Pornografi itu menjadi tuan saya. Dengan pandangan itu, saat berusia 16 tahun saya pertama kali merasakannya. Tapi saya menyembunyikan perasaan menyukai sesama jenis ini selama di sekolah menengah, perguruan tinggi bahkan saat jadi cadangan di korps marinir,” ungkapnya.
Saat masuk Sekolah Dasar, Yuan mengatakan bahwa dia tidak tertarik dengan anak laki-laki keturunan China-Amerika lain di Chicago.
“Saya terlihat berbeda. Saya bertindak berbeda dan saya memiliki minat yang berbeda. Tuhan memberi saya karunia kepekaan musik. Setan tidak bisa mengambil karunia yang diberikan Tuhan, tetapi dia bisa memutarbalikkan cara pandang soal hal itu. Dan sejak muda, saya dipandang dan diejek karena banci,” ucapnya.
Baca Juga: Dibesarkan Oleh Orangtua Gay dan Benci Kristen, Pria Ini Percaya Tuhan Lewat Alkitab
Terang-terangan Dengan Orientasi Seksualnya
Setelah memasuki usia 20-an tahun, Yuan tidak lagi menyembunyikan orientasi seksualnya.
Pada 15 Mei 1993, dia pulang dari Louisville, Kentucky. Setelah menyelesaikan tahun pertamanya di sekolah kedokteran gigi. Dia lalu membuat pengumuman tak terduga kepada orang tuanya.
“Saya gay,” ungkapnya.
Saat itulah sang ayah, Leon Yuan menyalahkan istrinya Angela dan menuduh telah membuat putranya menjadi gay.
“Anda tidak akan pernah berpikir bahwa tiga kata sederhana, “Saya adalah gay”. Saya sebenarnya berpikir bisa mengancam Christopher dengan ultimatum untuk memilih keluarga atau homoseksualitasnya, tetapi Christopher berbohong bahwa dia tidak bisa berubah, karena dia sudah terlahir sebagai gay,” terang sang ibu.
Christopher lalu mengemas barangnya dan pergi dari rumah dengan emosi yang campuraduk.
Sebagai keluarga non-Kristen, fakta bahwa Christopher menjadi gay telah merusak hubungan orangtuanya. Di tengah perceraian yang hampir terjadi, Angela akhirnya bertemu dengan Tuhan melalui seorang wanita. Tak lama kemudian ayahnya Leon pun ikut menerima Yesus.
Meskipun keduanya telah berdamai setelah menemukan Yesus, mereka tetap belum memiliki hubungan yang baik dengan Christopher.
Sementara Christopher sibuk menjalani sekolah doktoralnya dan menghabiskan sebagian besar waktunya mengunjungi klub-klub gay. Dia juga menghabiskan waktu mencari keintiman dan kebahagiaan lewat banyak hubungan.
Bukan hanya itu, dia juga jatuh dalam narkoba. Untuk membeli narkoba, dia mulai menjual narkoba kepada teman dan juga profesor di kampusnya.
“Saya sebenarnya berpikir saya bisa menjalani kehidupan ganda ini: mahasiswa pascasarjana di siang hari dan pengedar narkoba bebas di malam hari.”
BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->
Sumber : Christianpost.com