Diprotes Kasih MPASI Dini & Madu ke Anak, Apa yang Dipelajari Dari Pola Asuh Shandy Aulia
Sumber: Orami Parenting

Relationship / 28 July 2020

Kalangan Sendiri

Diprotes Kasih MPASI Dini & Madu ke Anak, Apa yang Dipelajari Dari Pola Asuh Shandy Aulia

Lori Official Writer
1805

Pertama kali jadi ibu memang bikin semua wanita bersemangat. Kehadiran anak pun mau gak mau bakal membuat ibu baru harus belajar banyak hal tentang pengasuhan, mulai dari cara memberi ASI eksklusif pertama kali, memandikan dan memenuhi kebutuhan bayi lainnya.

Pengalaman inilah yang dirasakan oleh artis peran Shandy Aulia. Kehadiran putri mungilnya Claire pada 12 Februari 2020 lalu membuat Shandy begitu bersemangat menjalankan perannya sebagai ibu.

Sebagai public figure, dia pun membagikan setiap momen bersama Claire lewat sosial medianya. Shandy bahkan sangat sering membagikan aktivitas kesehariannya dalam mengurus Claire dan berharap hal itu bisa jadi inspirasi buat semua ibu.

Sayangnya, baru-baru ini Shandy justru mendapat kritikan dari para ibu dan juga dokter karena keputusannya untuk memberikan Claire MPASI di usianya yang belum genap enam bulan. Bukan cuma itu, istri dari pengusaha David Herbowo ini juga dikritik karena salah satu postingannya menunjukkan tindakan Shandy memberikan madu kepada bayinya.

Netizen pun ramai-ramai mengkritik tindakannya. Bahkan seorang dokter umum menyampaikan penjelasannya tentang bahaya memberi madu kepada bayi. Sang dokter menuturkan kalau pemberian madu kepada anak di bawah satu tahun nyatanya tidak dianjurkan oleh WHO. Dia beranggapan kalau video yang dibagikan Shandy bisa membuat ibu-ibu melakukan kesalahan yang sama.

Menerima kritikan itu, Shandy pun menyampaikan klarifikasi soal pemberian MPASI dini kepada putrinya Claire. Dia menjelaskan kalau keputusannya sudah berdasarkan konsultasi dengan dokter. Dia menegaskan bahwa sebagai seorang ibu dia juga ingin memberikan yang terbaik bagi putrinya.

Dia juga mengatakan akan mengikuti anjuran WHO soal larangan untuk tidak memberikan madu kepada anak di bawah satu tahun. Dia pun akan menghapus video yang berisi adegan dimana dirinya mencampurkan sedikit madu ke dalam makanan pendamping bayinya untuk mencegah para ibu kemungkinan untuk meniru tindakannya.

Berikut respon yang disampaikan Shandy Aulia.

"Hi ibu-ibu hebat Indonesia!

Dengan adanya postingan saya mengenai keputusan pemberian Madu terhadap Claire saat MPASI dengan alasan pribadi saya dan bukan untuk bermaksud menyarankan kepada siapapun…

Menyadari postingan saya berdampak Pro-Kontra yang terjadi dan perbedaan pendapat sehingga tidak hanya adu pendapat secara sehat saja.

tetapi juga mengarah kepada saling menghujat dengan asumsi dan perkataan sesama para ibu-ibu dengan pandangannya masing-masing.

Menyudahi semua pendapat yang ada, saya meluruskan untuk mengikuti anjuran WHO untuk tidak memberikan Madu pada anak di bawah 1 tahun.

Kiranya penjelasan saya ini dapat meluruskan semua pro dan kontra yang ada…

Saya berterima kasih kepada semua pihak yang peduli pada tayangan YouTube Chanel saya mengenai pemberian Madu,

untuk menghindari asumsi berkepanjangan dan rasa khawatir para ibu yang merasa tidak nyaman akan video tersebut,

saya akan take out bagian pemberian Madu tersebut.

Terima kasih untuk ibu-ibu yang memberikan pendapat dalam bentuk komentar dengan kata-kata yang beretika

ataupun dengan kata-kata yang tidak pantas sekalipun hingga cendurung berasumsi.

Sebagai seorang ibu saya dan semua ibu-ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya dengan cara dan versinya masing-masing.

Kiranya kita semua para Ibu dapat menjadi ibu yang terbaik bagi anak kita."

Bukan merasa menjadi paling baik dari ibu-ibu lainnya. Karena semua Ibu hebat dengan versinya masing-masing..

Terima kasih”

Walaupun sudah memberikan klarifikasi, rupanya Shandy masih tetap dibanjiri oleh beragam komentar miring soal pola pengasuhannya. Sebagai seorang ibu, dia pun mulai terpancing amarah karena putrinya disebut-sebut kekurangan berat badan (underweight).

Sebagai orangtua yang bijak apa sih yang harusnya kita pelajari dari masalah ini?

Supaya persoalan pemberian MPASI dan madu kepada anak gak menjadi informasi yang simpang siur. Penting bagi semua orangtua untuk kembali mencari tahu informasi yang akurat dan didukung oleh berbagai sumber terpercaya.

Fakta Pemberian MPASI

American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama setelah kelahiran.

Tapi perlu dicatat, banyak anak berusia 4 sampai 6 bulan yang sudah siap mendapatkan MPASI sebagai pelengkap ASI. Sejak pemberian MPASI inilah bayi akan mulai mengembangkan kemampuan lidah untguk memindahkan makanan padat ke dalam mulut untuk menelannya.

Selain faktor usia, bayi juga dinyatakan siap MPASI jika memiliki beberapa tanda ini:

  • Bayi sudah bisa memegang kepalanya dalam posisi tegak
  • Bayi sudah bisa duduk dengan alat bantu
  • Bayi sudah bisa menggerakkan tangan atau memainkan mainan
  • Bayi sudah bisa menunjukkan keinginannya untuk makan dengan membungkuk ke depan dan membuka mulut

Pemberian MPASI ini juga perlu didukung dengan hasil konsultasi dari dokter bayi.


Baca Juga: Hamil Anak Pertama Setelah 7,5 Tahun Menikah, Suami Shandy Aulia Lebih Beda, Selamat Ya!


Untuk jenis makanan yang bisa diberikan sebagai MPASI pun perlu diperhatikan. Salah satunya menghindari makanan yang bisa menyebabkan alergi seperti kacang tanah, telur dan ikan. Juga hindari pemberian jus bagi anak di bawah usia 1 tahun.

Seperti dikutip dari situs Mayoclinic.org, orangtua juga dianjurkan untuk tidak memberikan 2 jenis makanan ini kepada bayi yaitu:

1. Susu sapi dan madu bagi bayi di bawah usia 1 tahun

Susu sapi dinilai tidak memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Karena susu sapi bukan sumber zat besi yang baik.

Sementara madu dianggap bisa mengandung spora atau bakteri yang bisa menyebabkan penyakit serius pada bayi atau disebut dengan istilah botulisme.

2. Makanan yang menyebabkan bayi tersedak

Saat bayi mulai mengkonsumsi makanan padat, jangan memberikan hot dog, potongan daging atau keju, anggur, sayuran mentah atau potongan buah. Kecuali jika itu dipotong kecil-kecil.

Juga sangat disarankan untuk tidak menawarkan makanan keras seperti biji-bijian dan permen yang keras ke anak.

Gak sedikit memang artis membagikan aktivitas pengasuhannya kepada publik. Tujuannya pun beragam. Ada yang hanya ingin menarik perhatian publik, ada yang benar-benar ingin mengedukasi tentang pola pengasuhan dan sebagainya.

Dengan membagikan setiap aktivitas kehidupannya kepada publik, harusnya mereka sudah siap untuk menerima beragam komentar dari berbagai karakter netizen. Tapi yang perlu diingat adalah sebagai pengguna sosial media kita juga harus memastikan konten yang kita bagikan adalah informasi yang benar dan akurat. Jadi, harus lebih berhati-hati ya buat semua orangtua!

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami