Alkitab adalah panduan hidup kita sebagai orang percaya. Karena
itulah Alkitab akan selalu relevan dengan semua aspek hidup kita sampai hari ini mulai dari masalah keuangan, hubungan, rohani sampai emosional.
Berkaitan dengan judul artikel ini, satu hal penting yang perlu
kita pelajari sekarang dari Alkitab adalah tentang pandangannya soal kemarahan.
Ada banyak ayat yang menyebutkan tentang kemarahan. Salah
satu ayat yang paling familiar soal hal ini tertulis dalam Efesus 4: 26,
bunyinya, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu…"
Di dalam Efesus 4 inilah, kita bisa menemukan 3 tipe kemarahan diantaranya:
Tipe 1: Kemarahan yang benar (Orgē)
Kata ini ditemukan dalam Efesus 4: 26. Dalam versi bahasa Inggris dikatakan ‘In your anger do not sin…” (Saat sedang marah jangan berbuat dosa).
Namun dalam versi Leksikon Yunani, kata marah disebut dengan istilah Orgē atau bentuk amarah yang benar. Orgē harus jadi emosi pertama yang kita
rasakan saat kita menyaksikan ketidakadilan atau dipersalahkan oleh orang lain.
Saat kemarahan ini tidak dikendalikan maka akan berujung pada
ekspresi kemarahan yang lebih besar yang disertai dengan perilaku merusak. Saat
kita menghadapi kemarahan yang tidak terkendali, seluruh bagian fisik kita akan
merasakannya. Tapi saat kemarahan itu bisa dikendalikan maka seseorang akan lebih
bisa memilih pilihan dan respon yang benar terhadap kasus ketidakadilan atau tuduhan yang terjadi disekitarnya ataupun yang dialaminya sendiri.
Yesus maupun Paulus sendiri memakai kata Orgē untuk konotasi negatif.
Dalam situasi ini, kata tersebut merujuk pada kemarahan yang tidak benar. Meski
begitu kata ini bisa dipakai untuk konotasi positif dan negatif tergantung pada konteksnya.
Tipe 2: Kemarahan yang disertai dengan jengkel (parorgismos)
Di Efesus 4: 26, Paulus melanjutkan ucapannya dengan berkata,
“janganlah matahari terbenam, sebelum
padam amarahmu…” Yang artinya mengacu kepada kemarahan yang disertai dengan jengkel, marah dan geram.
Jenis kemarahan ini bisa digambarkan dengan jenis amarah yang dari luar tampak menunjukkan senyuman tapi di dalam menyimpan kegeraman.
Kemarahan ini adalah merupakan tipe yang lebih besar dari tipe
kemarahan orgē dan bisa dengan mudah berubah menjadi kemarahan yang jauh lebih merusak.
Karena alasan inilah Paulus berkata, “janganlah beri kesempatan kepada Iblis (ayat 27).” Tujuan si iblis
adalah untuk membuat keadaan kita dari yang sudah buruk jadi lebih buruk lagi. Dia
senang membuat kita hidup dalam kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah serta segala jenis kejahatan lainnya (ayat 31).
Baca Juga:
Meredam Kemarahan, Jangan Sampai Amarah Menguasaimu
Lekas Marah Justru Kasih Kesempatan Si Iblis Merusak Hidupmu
Tipe 3: Kemarahan yang sangat merusak (thumos)
Kemarahan tipe ini adalah keadaan dimana seseorang sangat
mudah tersulut. Tanpa pikir panjang dan reaksi yang salah, kemarahan ini bisa berujung pada tindakan kekerasan dan pengrusakan yang hebat.
Thumos mengaku pada perasaan marah, amarah dan kemarahan yang
sangat besar. Biasanya kemarahan ini akan berujung pada perlawanan yang bergejolak di dalam diri sendiri.
Setiap orang pasti pernah merasakan tiga tipe kemarahan di
atas dalam konteks yang berbeda. Kadang kala kita bisa menaklukkan kemarahan tersebut dan kadang kala kita berujung pada kemarahan yang sangat merusak (thumos).
Untuk benar-benar berdamai dan menang dari kemarahan yang merusak,
kita perlu mengalami kesembuhan rohani dan emosional melalui pertobatan dan pengampunan.
Tuhan sendiri meminta kita untuk menyingkirkan semua emosi yang
ditimbulkan oleh kemarahan seperti kepahitan, amarah, pertengkaran dan fitnah. Dia
mau kita hidup ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita (ayat 32).
Ada beberapa ayat Alkitab yang bisa kita renungkan tentang bagaimana harusnya kita bersikap terhadap kemarahan:
Yakobus 1: 19-20 - Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap
orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan
juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
Yakobus 4: 1-2 - Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara
kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam
tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu
bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
Amsal 19: 11 - Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.
Amsal 29: 11 - Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
Amsal 15: 18 - Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
Pengkhotbah 7: 9 - Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Apakah sampai
saat ini kamu sedang bergumul dengan kemarahan yang merusak? Jangan biarkan si
iblis untuk semakin merusakmu. Bagi kamu yang ingin mendapatkan pendampingan
dan dukungan doa, kamu bisa menghubungi konseling center kami Sahabat24 dengan
klik LAYANAN DOA & KONSELING ini.