Gak ada orangtua yang mau anaknya egois. Setiap orangtua mau anak-anaknya tumbuh jadi pribadi yang murah hati dan disukai oleh banyak orang.
Tidak egois artinya, tidak fokus sama diri sendiri dan lebih
punya sikap empati dan toleransi yang tinggi ke orang lain. Lalu bagaimana orangtua bisa membesarkan anak yang tidak egois?
Mengajarkan tentang sikap tidak egois tidak bergantung pada
usia anak. Orangtua bisa melakukannya kapanpun dalam kehidupan sehari-harinya. Dan
di masa-masa ini, orangtua mungkin punya kesempatan yang lebih besar untuk memberikan pemahaman yang benar tentang menjadi pribadi yang peduli dengan orang lain.
Ada beberapa cara yang bisa orangtua ajarkan ke anak soal kepedulian, yaitu:
1. Ajar anak untuk fokus ke orang lain
Di masa-masa wabah ini, orangtua punya kesempatan besar untuk
mengajarkan anak tentang kenapa semua orang di masa ini harus saling peduli. Sampaikanlah
bahwa salah satu alasannya adalah bahwa kita tidak lebih penting dari orang
lain. Kita tidak bisa hidup di tengah kenyamanan sendiri sementara orang lain hidup di dalam penderitaan.
Kita tidak bisa jadi egois dengan memborong semua
barang-barang penting seperti masker atau hand sanitizer untuk diri kita
sendiri. Sementara orang lain di luar sana sedang berjuang untuk tidak terjangit dari virus karena gak punya masker maupun hand sanitizer.
2. Menjadi Kristen berarti menjadi serupa dengan Yesus
Apa arti menyampaikan hal ini ke anak? Apakah anak memahami tentang menjadi serupa dengan Yesus?
Sebagai orang Kristen, sampaikanlah dengan bahasa yang
sederhana bahwa sebagai Tuhan yang berkuasa dan punya segala-galanya, Yesus memilih
hidup menjadi manusia biasa dan sederhana. Dia memilih tidak mementingkan diri
sendiri, tapi justru peduli dan berbelas kasihan kepada orang-orang sakit dan yang miskin.
Sampaikanlah ke anak bahwa orang Kristen tidak dipanggil
untuk jadi egois. Sebaliknya, orang Kristen dipanggil untuk bertindak murah
hati, mau menolong, melayani dan mengasihi orang lain. Jika anak ingin sekali
menjadi seperti Yesus, doronglah dia untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Yesus.
3. Ajarkan anak bahwa melayani dan memberi itu adalah tindakan yang sederhana
Sebelum melibatkan anak untuk membantu orang lain, berikanlah pemahaman yang benar soal memberi dan melayani.
Pada intinya, tekankan bahwa memberi ke orang lain bukan soal
mendapatkan balasan atau keuntungan. Tapi ingatkanlah bahwa memberi itu adalah tindakan tanpa mengharapkan balasan dari orang lain.
Anak juga harus memahami bahwa memberi adalah salah satu
bentuk pelayanan yang paling sederhana yang bisa mereka lakukan untuk orang
lain. Sampaikan kebenaran firman Tuhan tentang bagaimana Tuhan menuntut kita untuk melayani melalui apa yang kita punya.
"Maka
orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi
Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami
memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?" (Matius 25: 37-39)
Baca Juga:
Biar Anak Perempuanmu Tangguh Kayak Kartini, Ajarkan Dia 4 Hal Ini
Jadikan Rumah Ramah Anak Selama Stay Home, Begini Caranya Menurut Alkitab
4. Ajarkan tentang kasih
Perkenalkan anak tentang apa itu kasih. Dengan memahami bahwa
anak adalah pribadi yang dikasihi, anak juga akan belajar untuk mengasihi orang lain.
Tunjukkanlah kasih ke anak setiap hari melalui tindakan dan
perkataan. Ajari dia untuk mengenal orang lain, menumbuhkan rasa empati dan
bisa memposisikan diri mereka di posisi orang lain. Praktikkan juga sikap ramah
ke tetangga atau orang yang orangtua temui. Mengundang orang lain ke rumah,
memberikan makanan ke para penjaga kompleks atau para pemulung, akan menumbuhkan kepedulian di dalam diri anak.
Mulailah memberikan contoh nyata kepada anak.
5. Berikan anak tanggung jawab tertentu
Memberikan anak sebuah tanggung jawab akan mengajarkannya menjadi pribadi yang memikirkan orang lain.
Sementara anak yang tidak diberikan tanggung jawab oleh
orangtuanya, hanya akan bertumbuh menjadi anak yang manja dan kehilangan rasa empati kepada orang-orang di sekitarnya.
Di masa-masa pandemic saat ini, ada anak yang mungkin
bertanya kenapa semua orang harus berada di rumah. Sampaikanlah pandangan bahwa
orang-orang memilih tinggal di rumah karena mereka mengasihi orang lain seperti
dirinya sendiri. Sehingga penularan virus bisa berhenti dan orang lain juga
tetap sehat.
Inilah saat yang tepat untuk orangtua bisa menumbuhkan sikap
empati dan kepedulian di dalam diri anak. Karena itu ajaklah anak untuk
proaktif melakukan tindakan-tindakan kebaikan ke orang lain.