Tradisi
Jumat Agung yang biasanya dilakukan dengan menghadirkan beragam acara mulai
dari lomba dan peringatan jalan salib, untuk tahun ini harus ditiadakan. Hal
ini menyusul himbauan pemerintah supaya perkumpulan di rumah-rumah ibadah sebaiknya dihentikan untuk sementara waktu.
Kondisi ini
pun membuat gereja harus kosong saat perayaan Jumat Agung hari ini. Setidaknya
hanya pemimpin gereja saja yang bisa datang ke gereja dan mempersiapkan ibadah
secara online. Di tengah kesenyapan gereja inilah yang membuat hati Pastor
Romanus dari Katedral Santa Maria Palangka Raya terenyuh. Dia mengaku sedih
karena selama sejarah gereja belum pernah terjadi dimana gereja saat perayaan Paskah, yang bagi umat Kristiani sebagai hari terpenting ini sepi dan kosong.
"Pokoknya
ramai sekali. Tetapi semua itu hanya nostalgia masa lalu. Tetapi ada satu
keyakinan saya: walaupun kita terpisah secara jarak, namun kita tetap satu dalam doa dan kasih," kata Pastor Romanus.
Dia pun
merasa bahwa di tengah masa-masa isolasi ini Tuhan ingin mengingatkan bahwa
kehadiran-Nya tidak terbatas hanya di gereja saja. Tapi Dia hadir dan bisa ditemukan dimanapun, termasuk di rumah.
"Covid
akhirnya menyadarkan kita bahwa Tuhan itu bisa ditemukan dalam segala dan dalam
segala menemukan Tuhan. Kepada umat sekalian, tetap semangat dan penuh harapan.
Badai ini pasti berlalu. Setelah malam gelap pasti ada cahaya di pagi hari," katanya.
Dia sendiri menyaksikan pertumbuhan iman dari para jemaatnya selama masa-masa di rumah.
"Kenyataan
itu yang membuat saya terenyuh. Iman umat tetap bertumbuh bahkan semakin
mendalam. Lalu saya berpikir gereja itu adalah bukan soal bangunannya tetapi
orangnya. Dan gereja mini itu ialah keluarga. Di sanalah iman itu bertumbuh dan
berkembang secara alamiah. Selama misa online ini, persahabatan dan kasih dalam
keluarga justru semakin bertumbuh, ada kehangatan, ada cinta di sana," katanya.
Baca Juga: Begini Cara Dua Gereja Besar Amerika Ini Rayakan Paskah di Tengah Wabah Corona
Meskipun
secara pribadi dirinya mengaku belum nyaman harus memimpin ibadah secara online. Tapi dia berkelakar bahwa Tuhan memang sosok yang suka bercanda.
"Bercandanya
Tuhan itu asik deh. Dulu dilarang main hp saat misa berlangsung, ehhh sekarang malah disuruh pegang hp selama misa berlangsung," kelakarnya.
Tapi dia
berharap dengan kondisi saat ini, membuat umat menyadari bahwa betapa
pentingnya untuk menjalani misa dengan serius ketika masih diberi kesempatan
untuk beribadah bersama di gereja. Karena bagaimanapun ada saja yang justru tidak serius mengikuti ekaristi dan memilih untuk main hp saja selama ibadah.
Walaupun
umat di perayaan Jumat Agung kali ini tidak bisa menerima komuni. Namun dia
memastikan jika semua umat memahami bahwa mereka bisa menerimanya secara rohani.
"Walaupun
secara harafiah umat tidak menerima komuni, tetapi secara batin atau rohani
kerinduan itu bisa terpenuhi. Yesus hadir secara iman, secara rohani di
situ," ungkapnya.
Sama
seperti yang disampaikan Pastor Romanus mari merenungi masa-masa yang dilalui
setiap gereja san umat Tuhan saat sebagai bentuk refleksi pribadi untuk bisa
mensyukuri kesempatan yang sudah Tuhan berikan ketika masih bisa beribadah
secara normal di gereja dan bisa berinteraksi secara langsung dengan orang
lain.