Serombongan
pemimpin Gereja Katolik Roma berjubah cokelat berjalan melewati Yerusalem yang
sudah kosong dan sepi menuju Gereja Makam Suci, tempat perayaan Paskah yang setiap tahunnya ramai.
Mereka
diikuti oleh Pendeta Francesco Patton yang merupakan penjaga Tanah Suci dan bertanggung jawab melindungi situs-situs suci di Yerusalem.
Mereka
pun berdoa di depan pintu terkunci Gereja Makam Suci Yerusalem yang sudah sepi
dan kosong. Sementara seremoni para pemimpin gereja di sepanjang jalan salib
via dolorosa ini memang sudah menjadi tradisi gereja setiap kali perayaan
Paskah. Namun kali ini menjadi berbeda karena acara jalan salib yang
menggambarkan peristiwa penyaliban Yesus ini tidak disaksikan dan melibatkan banyak orang.
"Kita
hidup di hari-hari yang aneh. Biasanya pada saat ini Kota Tua penuh dengan peziarah yang datang untuk Pekan Suci," kata Patton.
Dia
melanjutkan, meskipun merasa sedih karena tanah suci sama sekali kosong. Tapi
dj percaya bahwa ada banyak orang yang berjalan melintasi via dolorosanya secara pribadi.
"Sekarang
sedikit sedih melihat bahwa tidak ada yang bisa berjalan (di via dolorosa).
Tapi kita tahu bahwa pada saat ini banyak orang yang berjalan di via dolorosa
pribadi, saat aku memikirkan mereka yang ada di rumah sakit dan di rumah mereka berjuang melawan virus corona," ucapnya.
Sementara
para pemimpin Gereja Katolik Roma ini berdoa, mereka tetap mengatur jarak sosialnya. Mereka pun berhenti di perhentian ke-14 dimana Yesus dikuburkan.
Baca Juga: Ditutup Selama Wabah COVID-19, Peziarah Bisa Rayakan Paskah di Yerusalem Secara Virtual
Mereka pun mendoakan orang-orang sakit akibat wabah virus corona di seluruh dunia.
"(Mereka)
terdorong untuk berdoa di tempat dimana Yesus menaklukkan kematian, berdoa bagi semua orang yang saat ini sedang menghadapi kematian," terangnya.
Seperti
diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pada Selasa
(7/4) supaya warga Israel tidak melakukan perjalanan liburan Paskah kemanapun.
Dia menghimbau semua orang untuk merayakannya di rumah saja.
Umat
Kristiani di berbagai belahan negara memang harus menerima kenyataan bahwa
perayaan Paskah tahun ini sangat berbeda. Hal ini terjadi karena penyebaran
wabah virus corona yang masih belum terkendali. Meski begitu, mari merayakan
Paskah dengan tetap khusyuk dan menjadikannya sebagai momen untuk merenungkan
kembali rencana Tuhan atas dunia ini melalui pengorbanan Yesus.