Belum lama ini bintang pop yang sedang naik daun, Billie
Ellish menyampaikan komentar kalau dirinya akan berhenti membaca komentar orang-orang
di Instagramnya yang mencapai 57.6 juta pengikut. Dia dengan terang menyampaikan kalau membaca komentar-komentar itu hanya akan merusak hidupnya.
Senada dengan itu, model cantik Gigi Hadid juga menyampaikan
kalau dirinya akan berhenti menggunakan sosial media selama sebulan karena merasa hidupnya telah didikte oleh semua orang.
Kita tahu dan sepakat bahwa sebenarnya sosial media itu
dirancang untuk tujuan yang baik. Tapi ada saha orang yang memaainya untuk
menghancurkan hidup orang lain dan bahkan membuat orang lain depresi, terutama anak-anak muda yang masih mudah dipengaruhi.
Karena itu penting untuk tahu bagaimana harusnya anak muda millennial memakai media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter dengan baik.
Sebagai orang Kristen kita tak perlu takut dengan media
sosial. Karena aplikasi atau platform ini sama sekali gak bisa mendefinisikan
hidup kita. Kita tetap bisa bebas memakainya, tapi bukan berarti harus mendasarkan semua nilai diri kita sesuai dengan komentar orang-orang.
Baca Juga: Gak Bisa Kumpul Bareng, Begini Cara Anak Muda Biar Gak Mati Gaya Selama Social Distancing
Karena itulah penting untuk tahu bagaimana seharusnya bersosial media yang cermat . Yuk ikuti 3 saran ini:
1. Batas usia sama dengan batas waktu
Setiap platform sosial media menganjurkan pengguna harus
melebihi batas usia yang ditentukan. Tentu saja anak-anak di bawah usia masih belum
diperbolehkan untuk punya akun sendiri dan memakainya. Sayang, ada banyak anak
remaja muda yang memilih untuk memanipulasi data pribadi demi mendapatkan akses.
Percayalah, anak-anak remaja sebenarnya belum membutuhkan
sosial media dalam kesehariannya. Karena itu dianjurkan untuk menunggu waktu yang tepat untuk punya akun dan berselancar.
Alasannya sangat sederhana. Kalau orang dewasa sendiri gak mampu
menghadapi berbagai macam komentar yang diberikan, lalu nasib anak remaja yang
terkesan masih labil? Jadi, tahanlah dirimu sampai akhirnya kamu mencapai batas uia yang cukup ya.
2. Pikirkan sebelum memposting
Postingan di sosial media bisa dipandang oleh orang lain
dengan cara yang berbeda. Walaupun mungkin maksud postinganmu tidak untuk
menyindir atau melukai seseorang , tapi akan ada orang yang pasti berpikir begitu.
Ingatlah kalau gak semua orang di sosial media itu teman
baik. Karena itulah anak muda millennial peru tahu bagaimana cara bersikap di
dunia maya dengan tepat. Jangan biarkan orang lain mendiktemu lewat postinganmu.
3. Jadilah contoh
Sebagai anak muda Kristen, tanggung jawab kita adalah jadi
terang dimanapun kita berada. Salah satu cara untuk menunjukkan teladan adalah
dengan memperhatikan tindakan kita di
sosial media. Jangan sampai kata-kata atau komentar yang kita sampaikan di sana justru jadi bumerang dan memicu ketidaksenangan dari orang lain.
Postinglah hal-hal yang membangun orang lain. Hindari postingan
yang fokus pada diri sendiri dan jadikan media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan injil.
Ada banyak anak Kristen yang saah menyikapi kalau sosial
media adalah tempat untuk menjadi apapun kita. Sayangnya secara perspektif
Kristen, kita harusnya mencerminkan kehidupan nyata kita di sosial media. Tanpa
harus menyembunyikan apapun sehingga orang lain menyukai kita baik di sosial
media maupun di dunia nyata.
"Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12: 2).