Jadi Trending di Twitter, Ini Alasan Kepala BPIP Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila
Sumber: Cnn Indonesia

Nasional / 19 February 2020

Kalangan Sendiri

Jadi Trending di Twitter, Ini Alasan Kepala BPIP Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila

Lori Official Writer
2383

Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjadi perbincangan di sosial media Twitter. Banyak yang melayangkan komentar soal pernyataan yang dilontarkan kepada awak media bahwa agama adalah musuh terbesar Pancasila dalam sebuah wawancara dengan awak media.

Akibatnya banyak warganet yang mulai kecewa dan meragukan kapasitasnya sebagai pejabat negara.

Mendengar hal ini, Yudian menilai jika banyak pihak salah menangkap isi pernyataannya. Karena pernyataan itu sebenarnya dimaksudkan dengan keberadaan kelompok radikal yang muncul pasca Orde Baru. Dalam pernyataan sebelumnya, pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini menyampaikan bahwa Pancasila dibunuh secara administratif seiring munculnya kelompok radikal yang menunggangi agama dan menentang nilai-nilai Pancasila.

"Si minoritas (kelompok radikal) ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," demikian pernyataan lengkap yang disampaikannya.


Baca Juga: Janji Walkot Bima Arya: Tuntaskan Polemik Penyegelan GKI Yasmin Pertengahan Tahun 2020


Menyadari apa yang sedang terjadi, dia pun segera melakukan klarifikasi. Dia menyampaikan bahwa sebenarnya pesan yang ingin dia sampaikan adalah bahwa musuh Pancasila adalah perilaku orang-orang yang berpikiran ekstrim (radikal) yang mempolitisasi agama dan menganggap dirinya mayoritas.

“Agama direduksi hanya pada poin kecil yang mereka mau, menutup yang lain. Nah, kelompok ini pada kenyataannya di masyarakat minoritas, tapi mereka mengklaim mayoritas,” terangnya.

Dia juga menegaskan jika agama sama sekali tidak bertentangan dengan sila-sila Pancasila. Karena baik agama dan Pancasila adalah dua hal yang saling mengisi.

“Jadi, saya meralat pendapat saya. Pancasila tidak mengisi agama, agama yang mengisi Pancasila,” lanjutnya.

Dia meminta maaf jika tutur kata yang digunakan terlalu akademis sehingga sulit dipahami. Dia pun berjanji akan mengurangi penjelasan bernada akademis di depan publik.

“Ya saya berjanji ini. Jadi tidak akan ada lagi kontroversi saya sebagai pribadi, yang itu atas nama BPIP. Mungkin kalau saya menguji disertasi itu terbatas di ruang,” katanya.

Akibat polemik ini, Anggota DPR Komisi II DPR RI Johan Budi pun menyarankan supaya dirinya tidak lagi bicara dengan media dan hanya akan dibantu oleh juru bicara.

“Saya mulai menahan diri, kalau ada press release akan diedit dulu oleh tim. Untuk yang lain-lain, program kerja, monggo…saya sudah mulai tidak bicara di depan publik seperti saran pada umumnya hari ini,” tandasnya.

Polemik ini di satu sisi memang sangat kita sayangkan. Karena membuktikan kalau masih banyak masyarakat Indonesia yang langsung terpancing hanya dengan perkataan orang lain. Dan di sisi lain, polemik ini mengingatkan pemerintah untuk selalu menjaga setiap ucapan sehingga tidak menimbulkan konflik di masyarakat.

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami