Saat Pendeta Andrew Brunon Dipenjara 2 Tahun di Turki, Ini Pengalaman Rohani Sang Isteri
Sumber: CBN.com

Internasional / 2 October 2019

Kalangan Sendiri

Saat Pendeta Andrew Brunon Dipenjara 2 Tahun di Turki, Ini Pengalaman Rohani Sang Isteri

Puji Astuti Official Writer
2515

Mereka menjadi penginjil di Turki sudah 23 tahun, namun Andrew dan Norine Brunson dikejutkan oleh tuduhan sebagai mata-mata  yang membuat mereka ditangkap oleh pihak berwajib pada tahun 2016 lalu. Walau Norine akhirnya dibebaskan setelah 13 hari, namun Andrew dipenjara selama 2 tahun.

Sebagai isteri, Norine setia mendampingi dan berjuang untuk kebebasan Andrew sambil terus melanjutkan pelayanan mereka. Menghadapi semua hal itu tentu tidak mudah, bagaimana Norine bisa tetap kuat menjalani semua itu? Yuk kita baca apa yang menjadi rahasianya seperti yang ia tuturkan kepada Christianity Today berikut:

Suamimu Andrew berkata, “Norine lebih kuat dari aku.” Kekuatan ini datang dari sebuah sumber dalam jiwamu karena kamu menghabiskan waktu-waktu khusus setiap hari bersama Tuhan setiap hari selama bertahun-tahun sebelum pencobaan itu datang. Seperti apa sih kebiasaan rohani itu bagimu?

Sebenarnya, hal itu terlihat berbeda tergantung musim kehidupannya. Tidak ada suatu resep. Tetapi saya selalu menyediakan waktu untuk berdoa dan membaca Firman. Dan sewaktu saya membaca Firman, saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan Firman itu. Seperti ketika saya membaca, “harus mempersenjatai diri dengan sikap yang sama” seperti Kristus, dalam penderitaannya (1 Petrus 4:1), saya berkata, “Ya, Tuhan. Berikan aku hal ini.” Saya juga menjadikan kebiasaan untuk menuliskan jawaban untuk doa, berkat, dan hal-hal untuk saya syukuri.

Ada hari-hari di saat Andrew dipenjara dimana saya akan berkata, “Baik, Tuhan. Aku sudah mendoakan semua yang aku tahu. Disini sekarang aku.” Ada sesuatu tentang hanya duduk di hadirat Tuhan. Hanya diam. Apakah pikiranku berkelana saat aku menghabiskan waktu bersama Tuhan? Tentu saja. Apakah aku memeriksa handphoneku? Sering. Itu adalah kenyataan. Tetapi aku memandang bahwa waktu bersama Tuhan itu penting. Bagaimana kita memiliki hubungan bersama Tuhan kecuali kita menghabiskan waktu bersama Tuhan? Hal itu seperti membuat cadangan di rohmu. Kemudian Roh Kudus akan mengeluarkannya ketika kamu membutuhkannya.

Apakah kamu memiliki kebiasaan rohani penting yang lain dalam hubunganmu dengan Tuhan sebelum kamu dan Andrew di tangkap?

Andrew adalah seorang penyembah, dan hal ini terbawa ke gereja dan mempengaruhi saya. Puasa juga menjadi kebiasaan kehidupan rohani kami – tidak setiap waktu, tetapi dalam situasi khusus dalam pelayanan atau keluarga kami.

Suatu hari pada beberapa tahun lalu, saya puasa secara khusus tentang ketakutanku terhadap persekusi. Aku takut disiksa, jujur saja. Dan aku berkata, “Tuhan, persiapkan aku untuk segala sesuatu seperti ini yang mungkin aku hadapi.” Walau saat itu tidak ada ancaman – itu hanya ketakutanku. Ketakutan adalah sesuatu yang aku banyak miliki, dan aku tahu Tuhan ingin mengubah hal itu.

Selama dua tahun Andrew di penjara, seperti apa kehidupan rohanimu? Bagaimana kamu bertumbuh?

Aku sangat sadar bahwa aku tidak bisa sendiri. Sangat sulit untuk turun dari tempat tidur di pagi hari. Aku bisa tidur dengan baik, tetapi kemudian aku bangun dan berpikir, “Oh. Kami masih disini.” Itu yang membuat sangat sulit untuk turun dari tempat tidur. Sangat berat. Begitu berat.

Jadi aku akan mengangkat tanganku setiap hari sebelum turun dari tempat tidur dan berkata, “Baik, Tuhan. Aku memegang tangan-Mu. Berjalanlah bersamaku menjalani hari ini.”

Hingga suatu titik hal itu berubah. Tidak seperti, “Baik, Tuhan. Aku memegang tanganmu. Berjalanlah bersamaku hari,” lagi. Tetapi aku berkata, “Tuhan, Engkau yang memimpin hari ini. Aku bersamamu.” Aku akan menyerahkan setiap interaksi, setiap pikiran, setiap emosi, setiap menit, dan hanya benar-benar berkata, “Tuhan, Engkau memimpin dan peganglah aku melalui hari ini, demikian juga Andrew dan anak-anak kami. Tapi Engkau yang memimpin.”

Aku pikir aku bertumbuh dalam kesadaran untuk bergantung kepada Tuhan dan juga kesediaan untuk mengijinkan Roh Tuhan memimpinku dalam menjalani hariku daripada berusaha mengendalikan jadwalku.

Kamu adalah ibu tiga orang anak. Apa yang Tuhan ajarkan kepadamu sebagai orangtua pada masa-masa itu?

Tahukah kamu, itulah hal yang paling berat. Ketikan aku pertama kali ditangkap, aku tidak tahu apakah kami akan keluar lagi. Aku berkata, “Baik, Tuhan. Kamu harus menjaga anak-anakku.” Karena tiba-tiba, kamu menjadi tidak berdaya. Aku tidak bisa mendapatkan berita tentang mereka atau melakukan sesuatu. Aku seperti, “Ini diluar kemampuanku. Tuhan, ini bagian-Mu. Engkau harus melakukannya.”

Jelas, aku harus berkata aku belajar untuk percaya lebih lagi. Apaku aku sudah melakukannya atau belum? Aku tidak tahu. Aku berharap sudah.

Apakah ada tantangan yang mengejutkanmu saat akmu meneruskan kehidupan dan melayani di Turki selama Andrew di penjara?

Itu sulit dan pastinya tidak terduga, namun tidak mengejutkan. Aku tidak tahu apakah aku juga akan ditangkap lagi. Aku kadang mendengar suara datang dari tangga atau melewati lorong – dan aku menduga-duga apakah mereka datang untuk menangkapku. Kemudian suara itu akan melewati lantai dimana aku berada atau pintuku dan aku merasa lega.

Satu hal aku merasa luar biasa karena tahu bahwa anak-anakku aman di Amerika, tetapi itu juga sulit berjauhan dengan mereka dan tahu bahwa mereka harus menjalani hal ini tanpaku dan tanpa satu sama lain, karena mereka semua diberbagai tempat yang berbeda.

Dan juga ada hal-hal kehidupan sehari-hari yang biasanya ditangani oleh Andrew, seperti pekerjaan dengan computer atau membuat keputusan sensitive di pelayanan – dan aku harus mengerjakannya tanpa bantuan atau nasihat darinya. Itu sangat sulit. Aku hanya melakukan apa yang aku bisa dan menolong yang lain.

Apakah persekusi berdampak dengan cara penginjilan dan pelayananmu.?

Aku pikir tidak ada yang berubah. Kami tidak pernah menyebut diri kami “misionaris” karena kata itu disalah mengerti. Kami selalu berkata kepada orang Turki siapa diri kami dan apa yang kami lakukan. Kami adalah orang Kristen dan kami berdoa untuk orang-orang dan memberitakan Injil. Itulah siapa kami.

Sebenarnya, orang memimpin gereja itu sekarang – dia dan saya melakukannya bersama, tetapi dia menanggung lebih banyak bebannya – membuat semua itu terus berjalan dan, faktanya, terus maju. Ini mungkin waktu bagi kami untuk mundur, tetapi bagi di gereja, ini adalah waktu untuk terus maju.

Ketika Andrew dipenjara, pihak otoritas mengijinkan kamu mengunjunginya selama 35 menit setiap minggu. Apa yang terjadi dalam kunjungan itu?

Setiap minggu, aku menuliskan apa yang aku ingin katakan kepada Andrew. Aku masukkan apa yang aku pikir Tuhan mau impartasikan melalui doa kepadanya setiap minggu, hal-hal yang Tuhan tunjukkan, berita diplomatic, apapun yang mungkin bisa menyemangati Andrew. Dan kemudian aku akan menghafalkannya sebelum aku mengunjunginya.

Katika aku mengunjunginya, kami akan menaruh tangan di kaca dan aku berdoa untuknya. Aku berkata seperti, “Aku memberkatimu di dalam nama Tuhan. Aku memperkatakan kehidupan atasmu. Aku memperkatakan pengharapan atasmu” – apapun yang Tuhan tuntun untuk saya katakan. Aku hanya berusaha berdoa baginya dna memberkatinya dengan singkat. Kemudian kami mulai bicara. Aku menceritakan sebanyak mungkin kabar baik kepadanya. Kemudian dia akan menceritakan bagaimana keadaannya. Tetapi kami perhatikan perkataan kami karena pemerintah mendengarkan percakapan kami.

Apakah ada masa dimana kamu merasa kurang cadangan kekuatan secara pribadi untuk menguatkan dia?

Tentu saja. Ada banyak waktu dimana aku berpikir, Tuhan, aku begitu tidak yakin. Bagaimana aku bisa pergi dan menyemangati dia? Bagaimana aku bisa melakukannya?

Tetapi aku masih terus melakukannya. Dan aku mulai melakukannya dengan sengaja. Ketika aku berangkat dan mendekati gerbang, aku angkat kepalaku dan berkata kepada diriku sendiri, aku adalah putri Raja yang akan mengunjungi putra Raja. Tetapi aku juga seperti berkata, Tuhan, Engkau harus mendukungku disini. Dan seringkali, Tuhan memberikan aku kasih karunia tepat saat aku bertemu dengannya.

Apa yang ingin kamu katakan kepada seseorang yang dalam musim kegelapan atau menghadapi persekusi?

Aku baru-baru ini mendengar tentang pasangan Kanada yang dipenjara di China. Saya setuju dengan apa yang dikatakan sang isteri tentang menghadapi kesulitan atau persekusi: Kamu harus datang kepada Tuhan terlebih dulu. Kamu tidak pergi ke teman Kristenmu, doktermu, atau konselormu. Semua itu bagus, tetapi kamu harus tahu harus datang kepada Tuhan dulu. Dan ketika kamu bermitra dengan Tuhan, kamu akan bisa mengakses sumberdaya-Nya dan berhasil melaluinya. 

Sumber : Christianity Today
Halaman :
1

Ikuti Kami