Mereka menjadi
penginjil di Turki sudah 23 tahun, namun Andrew dan Norine Brunson dikejutkan
oleh tuduhan sebagai mata-mata yang
membuat mereka ditangkap oleh pihak berwajib pada tahun 2016 lalu. Walau Norine
akhirnya dibebaskan setelah 13 hari, namun Andrew dipenjara selama 2 tahun.
Sebagai isteri, Norine
setia mendampingi dan berjuang untuk kebebasan Andrew sambil terus melanjutkan
pelayanan mereka. Menghadapi semua hal itu tentu tidak mudah, bagaimana Norine
bisa tetap kuat menjalani semua itu? Yuk kita baca apa yang menjadi rahasianya
seperti yang ia tuturkan kepada Christianity Today berikut:
Suamimu Andrew
berkata, “Norine lebih kuat dari aku.” Kekuatan ini datang dari sebuah sumber
dalam jiwamu karena kamu menghabiskan waktu-waktu khusus setiap hari bersama
Tuhan setiap hari selama bertahun-tahun sebelum pencobaan itu datang. Seperti
apa sih kebiasaan rohani itu bagimu?
Sebenarnya, hal itu
terlihat berbeda tergantung musim kehidupannya. Tidak ada suatu resep. Tetapi
saya selalu menyediakan waktu untuk berdoa dan membaca Firman. Dan sewaktu saya
membaca Firman, saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan Firman itu.
Seperti ketika saya membaca, “harus mempersenjatai diri dengan sikap yang sama”
seperti Kristus, dalam penderitaannya (1 Petrus 4:1), saya berkata, “Ya, Tuhan.
Berikan aku hal ini.” Saya juga menjadikan kebiasaan untuk menuliskan jawaban
untuk doa, berkat, dan hal-hal untuk saya syukuri.
Ada hari-hari di saat
Andrew dipenjara dimana saya akan berkata, “Baik, Tuhan. Aku sudah mendoakan
semua yang aku tahu. Disini sekarang aku.” Ada sesuatu tentang hanya duduk di
hadirat Tuhan. Hanya diam. Apakah pikiranku berkelana saat aku menghabiskan
waktu bersama Tuhan? Tentu saja. Apakah aku memeriksa handphoneku? Sering. Itu
adalah kenyataan. Tetapi aku memandang bahwa waktu bersama Tuhan itu penting.
Bagaimana kita memiliki hubungan bersama Tuhan kecuali kita menghabiskan waktu
bersama Tuhan? Hal itu seperti membuat cadangan di rohmu. Kemudian Roh Kudus
akan mengeluarkannya ketika kamu membutuhkannya.
Apakah kamu memiliki
kebiasaan rohani penting yang lain dalam hubunganmu dengan Tuhan sebelum kamu
dan Andrew di tangkap?
Andrew adalah seorang
penyembah, dan hal ini terbawa ke gereja dan mempengaruhi saya. Puasa juga
menjadi kebiasaan kehidupan rohani kami – tidak setiap waktu, tetapi dalam
situasi khusus dalam pelayanan atau keluarga kami.
Suatu hari pada
beberapa tahun lalu, saya puasa secara khusus tentang ketakutanku terhadap
persekusi. Aku takut disiksa, jujur saja. Dan aku berkata, “Tuhan, persiapkan
aku untuk segala sesuatu seperti ini yang mungkin aku hadapi.” Walau saat itu
tidak ada ancaman – itu hanya ketakutanku. Ketakutan adalah sesuatu yang aku
banyak miliki, dan aku tahu Tuhan ingin mengubah hal itu.
Selama dua tahun
Andrew di penjara, seperti apa kehidupan rohanimu? Bagaimana kamu bertumbuh?
Aku sangat sadar bahwa
aku tidak bisa sendiri. Sangat sulit untuk turun dari tempat tidur di pagi
hari. Aku bisa tidur dengan baik, tetapi kemudian aku bangun dan berpikir, “Oh.
Kami masih disini.” Itu yang membuat sangat sulit untuk turun dari tempat
tidur. Sangat berat. Begitu berat.
Jadi aku akan
mengangkat tanganku setiap hari sebelum turun dari tempat tidur dan berkata, “Baik,
Tuhan. Aku memegang tangan-Mu. Berjalanlah bersamaku menjalani hari ini.”
Hingga suatu titik hal
itu berubah. Tidak seperti, “Baik, Tuhan. Aku memegang tanganmu. Berjalanlah
bersamaku hari,” lagi. Tetapi aku berkata, “Tuhan, Engkau yang memimpin hari
ini. Aku bersamamu.” Aku akan menyerahkan setiap interaksi, setiap pikiran,
setiap emosi, setiap menit, dan hanya benar-benar berkata, “Tuhan, Engkau
memimpin dan peganglah aku melalui hari ini, demikian juga Andrew dan anak-anak
kami. Tapi Engkau yang memimpin.”
Aku pikir aku
bertumbuh dalam kesadaran untuk bergantung kepada Tuhan dan juga kesediaan
untuk mengijinkan Roh Tuhan memimpinku dalam menjalani hariku daripada berusaha
mengendalikan jadwalku.
Kamu adalah ibu tiga
orang anak. Apa yang Tuhan ajarkan kepadamu sebagai orangtua pada masa-masa
itu?
Tahukah kamu, itulah
hal yang paling berat. Ketikan aku pertama kali ditangkap, aku tidak tahu
apakah kami akan keluar lagi. Aku berkata, “Baik, Tuhan. Kamu harus menjaga
anak-anakku.” Karena tiba-tiba, kamu menjadi tidak berdaya. Aku tidak bisa
mendapatkan berita tentang mereka atau melakukan sesuatu. Aku seperti, “Ini
diluar kemampuanku. Tuhan, ini bagian-Mu. Engkau harus melakukannya.”
Jelas, aku harus
berkata aku belajar untuk percaya lebih lagi. Apaku aku sudah melakukannya atau
belum? Aku tidak tahu. Aku berharap sudah.
Apakah ada tantangan
yang mengejutkanmu saat akmu meneruskan kehidupan dan melayani di Turki selama
Andrew di penjara?
Itu sulit dan pastinya
tidak terduga, namun tidak mengejutkan. Aku tidak tahu apakah aku juga akan
ditangkap lagi. Aku kadang mendengar suara datang dari tangga atau melewati
lorong – dan aku menduga-duga apakah mereka datang untuk menangkapku. Kemudian
suara itu akan melewati lantai dimana aku berada atau pintuku dan aku merasa
lega.
Satu hal aku merasa
luar biasa karena tahu bahwa anak-anakku aman di Amerika, tetapi itu juga sulit
berjauhan dengan mereka dan tahu bahwa mereka harus menjalani hal ini tanpaku
dan tanpa satu sama lain, karena mereka semua diberbagai tempat yang berbeda.
Dan juga ada hal-hal
kehidupan sehari-hari yang biasanya ditangani oleh Andrew, seperti pekerjaan
dengan computer atau membuat keputusan sensitive di pelayanan – dan aku harus
mengerjakannya tanpa bantuan atau nasihat darinya. Itu sangat sulit. Aku hanya
melakukan apa yang aku bisa dan menolong yang lain.
Apakah persekusi
berdampak dengan cara penginjilan dan pelayananmu.?
Aku pikir tidak ada
yang berubah. Kami tidak pernah menyebut diri kami “misionaris” karena kata itu
disalah mengerti. Kami selalu berkata kepada orang Turki siapa diri kami dan
apa yang kami lakukan. Kami adalah orang Kristen dan kami berdoa untuk
orang-orang dan memberitakan Injil. Itulah siapa kami.
Sebenarnya, orang
memimpin gereja itu sekarang – dia dan saya melakukannya bersama, tetapi dia
menanggung lebih banyak bebannya – membuat semua itu terus berjalan dan,
faktanya, terus maju. Ini mungkin waktu bagi kami untuk mundur, tetapi bagi di
gereja, ini adalah waktu untuk terus maju.
Ketika Andrew
dipenjara, pihak otoritas mengijinkan kamu mengunjunginya selama 35 menit
setiap minggu. Apa yang terjadi dalam kunjungan itu?
Setiap minggu, aku
menuliskan apa yang aku ingin katakan kepada Andrew. Aku masukkan apa yang aku
pikir Tuhan mau impartasikan melalui doa kepadanya setiap minggu, hal-hal yang
Tuhan tunjukkan, berita diplomatic, apapun yang mungkin bisa menyemangati
Andrew. Dan kemudian aku akan menghafalkannya sebelum aku mengunjunginya.
Katika aku
mengunjunginya, kami akan menaruh tangan di kaca dan aku berdoa untuknya. Aku
berkata seperti, “Aku memberkatimu di dalam nama Tuhan. Aku memperkatakan
kehidupan atasmu. Aku memperkatakan pengharapan atasmu” – apapun yang Tuhan
tuntun untuk saya katakan. Aku hanya berusaha berdoa baginya dna memberkatinya
dengan singkat. Kemudian kami mulai bicara. Aku menceritakan sebanyak mungkin
kabar baik kepadanya. Kemudian dia akan menceritakan bagaimana keadaannya.
Tetapi kami perhatikan perkataan kami karena pemerintah mendengarkan percakapan
kami.
Apakah ada masa dimana
kamu merasa kurang cadangan kekuatan secara pribadi untuk menguatkan dia?
Tentu saja. Ada banyak
waktu dimana aku berpikir, Tuhan, aku begitu tidak yakin. Bagaimana aku bisa
pergi dan menyemangati dia? Bagaimana aku bisa melakukannya?
Tetapi aku masih terus
melakukannya. Dan aku mulai melakukannya dengan sengaja. Ketika aku berangkat
dan mendekati gerbang, aku angkat kepalaku dan berkata kepada diriku sendiri,
aku adalah putri Raja yang akan mengunjungi putra Raja. Tetapi aku juga seperti
berkata, Tuhan, Engkau harus mendukungku disini. Dan seringkali, Tuhan
memberikan aku kasih karunia tepat saat aku bertemu dengannya.
Apa yang ingin kamu katakan
kepada seseorang yang dalam musim kegelapan atau menghadapi persekusi?
Aku baru-baru ini
mendengar tentang pasangan Kanada yang dipenjara di China. Saya setuju dengan
apa yang dikatakan sang isteri tentang menghadapi kesulitan atau persekusi:
Kamu harus datang kepada Tuhan terlebih dulu. Kamu tidak pergi ke teman
Kristenmu, doktermu, atau konselormu. Semua itu bagus, tetapi kamu harus tahu
harus datang kepada Tuhan dulu. Dan ketika kamu bermitra dengan Tuhan, kamu
akan bisa mengakses sumberdaya-Nya dan berhasil melaluinya.