Haruskah Kita Menceritakan Masa Kelam Dengan Pacar? Pertimbangkan 3 Hal Ini
Sumber: Pexels.com

Single / 30 September 2019

Kalangan Sendiri

Haruskah Kita Menceritakan Masa Kelam Dengan Pacar? Pertimbangkan 3 Hal Ini

Inta Official Writer
3333

Buat sebagian orang, mengorek masa lalu bisa sama sakitnya dengan mengorek luka lama. Kita tahu kalau siapa kita hari ini merupakan produk kita di masa yang lalu. Sebagian dari kita bisa menjadi pecandu narkoba. Ada yang terjerat dengan seks pranikah. Sebagian yang lain berasal dari keluarga yang tidak utuh, tidak hangat, dan masih banyak alasan lainnya.

Banyak dari kita yang menganggap masa lalu sebagai aib. Meski demikian, kita yang pernah melewati masa kelam itu, sudah menjadi pribadi yang jauh lebih baik sejak mengenal Kristus dalam kehidupan kita masing-masing.

Saat kita menjalin hubungan pacaran, itu artinya kita sedang menjalin hubungan pengenalan satu sama lain. Mengenali masa lalu pasangan adalah salah satu di antaranya. Sebelum menceritakan masa lalu kita, yuk simak beberapa hal di bawah ini.

1. Terbuka tidak selalu harus membuka semuanya

Satu teman saya pernah bercerita kalau dirinya bisa sampai titik ini bersama pasangannya karena ia tahu ada yang harus disimpan dan dibagikan. Tidak semua hal perlu diceritakan pada pasangan kita. Bahkan, mereka yang menikah pun terkadang memilih untuk diam untuk alasan tertentu.

Misalnya, ketika ada suami yang pernah selingkuh, kemudian ia memutuskan untuk mengaku pada istri dan berjanji tidak lagi mengulanginya. Karena hati istri hancur, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Hal yang paling penting buat dipahami dalam menjalin hubungan adalah, bahwa kita harus menjadi pribadi yang utuh sebelum akhirnya memutuskan untuk bersama. Utuh berarti kita menjadi satu bersama Kristus.

Saat kita berjalan bersama Kristus, kita nggak lagi ditentukan berdasarkan masa lalu, melainkan siapa kita hari ini. Ketika kita tidak nyaman untuk berbagi masa lalu yang kelam, kita merasa tidak nyaman, mungkin itu artinya kita belum siap untuk serius dengan pasangan tersebut.

2. Kita perlu hikmat untuk membagikannya

Ada hal yang memang kita tidak bagikan untuk menjaga perasaan pasangan. Nah, kalau memang itu berkaitan dengan hubungan dan dianggap mencederai, cobalah untuk mendoakan hal ini pada Tuhan. Kita harus minta Tuhan untuk menguatkan hati kita dan pasangan mengenai hal itu.

Jangan sampai keterbukaan kita ini melukai pasangan. Kita harus tahu kapan kita siap dan bagaimana cara menyampaikannya. Mengenai hal ini, cuma Tuhan yang bisa membantu kita, bukan? Kalau perlu, kita bisa melibatkan kakak rohani dalam hal ini. Inilah yang menjadikan bina pra nikah itu penting untuk dilakukan oleh calon pasangan menikah.

3. Sampaikan dengan tidak terburu-buru

Terkadang, saat kita sudah yakin dengan seseorang, kita nggak sabar untuk memberi tahu tentang siapa kita. Padahal, tidak semua orang bisa siap dengan berita itu. Apalagi yang menyangkut soal masa lalu. Terbuka itu penting, tetapi kita perlu tahu kapan waktu yang paling tepat untuk memberi tahunya.

Setiap orang pasti punya sisi terang dan sisi gelap. Ini tergantung dari kita, mau menilainya dari sisi mana. Meskipun kita mulai dari sisi gelap, itu tidak berarti kalau kita harus berhenti di sisi itu, bukan?

Selain itu, lewat keterbukaan ini juga kita bisa mencari tahu apakah pasangan kita ini serius atau tidak. Mereka yang serius pasti akan menerima kita apa adanya, bukan? Sebelum menceritakan siapa kita, lengkap dengan masa lalu yang ada buat kita, ingatlah kalau kita tidak akan bisa berada sampai titik ini kalau tidak melalui masa yang lalu itu.

 

 

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami