Hongyi Yang, wanita asal China ini sudah tinggal di Amerika Serikat hampir 20 tahun.
Dulu dia adalah seorang wanita yang menganut paham ateis atau sama sekali gak percaya Tuhan.
Karena
pemikiran inilah dia kerap kali mengejek Yesus dan menganggapnya sebagai mitos belaka.
Tapi hari ini, Hongyi Yang justru bekerja sebagai asisten profesor teologi sistematika
dalam program studi wanita di Southwestern Baptist Theological Seminary di Fort Worth, Texas.
Perjalanan Yang
mengenal Yesus bermula ketika dirinya pindah ke Texas pada tahun 2000. Seumur hidup,
dirinya mengaku belum pernah melihat salinan Alkitab. Bahkan dia hanya mengenal satu orang teman Kristen saja.
“Aku tumbuh di sebuah kota di barat daya China. Lokasinya di China seperti Texas di Amerika Serikat. Aku belajar di Beijing selama enam tahun dan meraih gelar sarjana dan magister di sana,” terang Yang.
Baca Juga :
Setelah pindah
ke Texas, Yang pun mulai punya banyak teman Kristen yang baik. Dari merekalah dia mulai belajar tentang Alkitab dan mulai jatuh cinta dengan kasih Yesus.
“Pada tahun
2000, aku datang ke negara ini sebagai mahasiswa internasional. Di Texas aku
bertemu dengan banyak orang Kristen yang baik dan akhirnya bertemu dengan Juruslamatku Yesus Kristus,” katanya.
Pengalaman mengenal
Yesus memang gak mudah. Dia mengaku berulang kali dirinya mecoba menolak undangan
dari orang-orang Kristen untuk datang ke gereja. “Aku benar-benar jijik dengan agama
Kristen. Aku juga mengejek agama Kristen. Aku pikir itu sangat memalukan untuk menyembah Tuhan yang disalibkan di kayu salib,” ucapnya.
Pengalaman inipun
mengingatkannya aka nisi ayat 1 Korintus 2: 14, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,
karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”
Dengan
mantap Yang menerima Yesus ketika dirinya menghadisi sebuah konferensi penginjilan pada tahun 2000.
“Aku menghadiri
konferensi penginjilan dimana aku terutama mendengar dua pembicara yang
berbicara tentang Tuhan. Melalui pesan-pesan mereka, aku menjadi yakin kalau Tuhan
itu ada dan bahwa Dia seperti seorang Bapa yang menunggu kita untuk kembali
kepada-Nya. Di hari terakhir konferensi, aku memutuskan untuk mengikut Yesus Kristus,” terangnya.
Setelah hari
itu, Yang mengaku jika cara pandangannya atas dunia jadi berubah / “Aku bisa melihat dunia lebih jelas dari sebelumnya,” ucap Yang.
Dia pun
menerima baptisan di hari Minggu Paskah pada tahun 2001. Dia mengundang beberapa
teman non-Kristen untuk menyaksikan baptisannya dan dua dari mereka akhirnya menjadi Kristen.
“Injil sudah mengubah dan terus mengubah hidupku, pikiranku dan semua pribadiku,”jelasnya.
Saat ini,
Yang menjabat sebagai Direktur Proyek Terjemahan Mandarin untuk program Magister Studi di Southwestern Seminary.
“Merenungkan
apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidupku selama 18 tahun terakhir, aku hanya
bisa berkata kalau aku adalah ciptaan yang sama sekali baru, dulu ateis dan
fiminis, tetapi sekarang jadi Kristen dan diperlengkapi,” pungkasnya.
Tuhan gak
berhenti untuk menjamah hati orang-orang yang terhilang. Karena itu, mari minta
Tuhan untuk memakaimu menyampaikan kasih-Nya kepada orang-orang di luar sana.