Sikapi Pendeta Bunuh Diri Karena Depresi, Ini 3 Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Soal Depresi

Health / 11 September 2019

Kalangan Sendiri

Sikapi Pendeta Bunuh Diri Karena Depresi, Ini 3 Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Soal Depresi

Inta Official Writer
2468

Jarrid Willson merupakan seorang pendeta dari Harvest Christian Fellowship Church yang tewas karena bunuh diri. Belakangan ini, Jarrid memang diketahui punya masalah dengan kesehatan mentalnya dan sering punya pikiran untuk bunuh diri.

Hal ini jelas membuat banyak orang bertanya-tanya. Sebab, meskipun diketahui kalau Jarred menderita depresi, dirinya cukup aktif untuk membantu orang-orang yang memiliki masalah sama sepertinya. Depresi sendiri sering dikaitkan sebagai salah satu penyakit mental yang bisa diderita oleh seseorang.

Kalau dilihat dari sisi medis, depresi merupakan sebuah kondisi yang digambarkan sebagai suatu kelainan mood yang menyebabkan perasaan sedih dan hilang minat yang menetap (Hellosehat). Depresi bisa memengaruhi perasaan, cara berpikir, bertindak, juga berdampak pada masalah emosi dan fisik.

Setiap orang yang mengalami depresi bisa mengalami beragam gejala. Misalnya, sulit konsentrasi, sering merasa sedih, kehilangan minat, nggak punya semangat, sering mengalami sulit tidur, dan punya pemikiran untuk bunuh diri.

Saat kita mulai merasakan gejala-gejala di atas selama lebih dari 2 minggu, maka ini menandakan kalau kita membutuhkan orang lain untuk membantunya.

Depresi cenderung jadi hal yang sensitif dan dianggap sulit untuk ditangani dari sudut pandang Kristen

Mereka yang depresi bisa dibilang kalau mengalami suatu penyakit yang sangat kompleks. Bahkan, perspektif tentang gangguan mental sangat bervariasi di setiap gereja. Padahal, depresi sendiri bisa ditanggulangi dengan penanganan medis.

Untuk itu, kita perlu menyamakan pendapat mengenai depresi, sebagai gereja agar nggak ada lagi orang yang bunuh diri karena pemikiran bunuh diri yang disebabkan oleh depresi.

1 Depresi bisa merupakan hal yang berada di luar kendali gereja

Mereka yang mengalami penyakit mental bukan karena karakternya yang cacat, punya gangguan spiritual, atau ketidakmampuan mereka menangani emosinya. Depresi bukanlah sebuah pilihan.

Meminta orang depresi untuk keluar dari depresi begitu saja bisa diibaratkan dengan minta seseorang untuk mencoba orang yang sudah tertembak dan terluka parah, kemudian mencobanya untuk menghentikan pendarahan mereka sendiri. Tentu saja mereka butuh orang ahli yang bisa menghentikan pendarahannya.

Beberapa gereja menganggap kalau depresi merupakan sikap yang disebabkan karena kurangnya iman. Benar, kita harus beriman kepada Tuhan bahwa Dia adalah Tabib Ajaib yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.

Namun, untuk menolak perawatan medis atau psikiatris pada orang yang punya penyakit mental itu sama seperti seseorang itu sedang menolak ditindak saat ia sudah divonis menderita kanker.  Ditilik dari ilmu kedokteran pun, gangguan depresi bisa nyata dan penyebabnya bisa bermacam-macam.

2 Penyakit mental bukanlah sebuah dosa

Iya, mungkin ada mereka yang mengalami depresi karena telah melakukan pelecehan secara fisik, ketergantungan narkoba, atau kecanduan minuman keras. Tindakan tersebut bisa menjadi alasan mereka mengalami depresi.

Ketika ada orang yang depresi, mintalah mereka bertobat, setelah mereka berhenti dari semua hal tersebut, mereka tidak lagi sama seperti manusia lama. Ketika kita memperlakukan mereka seperti pendosa, maka ini akan berpengaruh pada kondisi mereka. Pandangan depresi merupakan sebuah dosa bisa mencegah orang itu mencari perawatan dokter.

3 Alkitab tidak selalu menawarkan hal yang mudah

Firman Tuhan penuh dengan hikmat dan dorongan bagi mereka yang menderita depresi. Namun, itu lebih dari sekedar memberikan mereka ayat, "Janganlah gelisah" atau "Jangan khawatir tentang hidupmu."

Jarred pernah melontarkan pernyataan, "Mencintai Yesus tidak selalu menyembuhkan pikiran ingin bunuh diri. Mengasihi Yesus tidak selalu menyembuhkan PTSD. Mengasihi Yesus tidak selalu menyembuhkan kegelisahan. Tetapi bukan berarti Yesus tidak menawarkan persahabatan dan penghiburan kepada kita. Dia selalu menawarkannya."

Daripada kita memberikan satu atau dua ayat yang dikutip dari Alkitab, ada baiknya kita memberikan pengertian pada penderita depresi bahwa ada banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab pun yang perlu berjuang dalam kehidupannya sebagai orang Kristen. Menjadi orang Kristen tidaklah mudah, kita diminta untuk memikul salib kita masing-masing. Inilah yang seharusnya kita ajarkan kepada mereka.

Sebagai orang percaya, mudah untuk memahami bagaimana orang bisa mengalami depresi. Bahkan, kita juga cenderung menghakimi mereka karena dianggap berdosa, atau emosian. Padahal, depresi itu merupakan sebuah penyakit mental yang terkadang, diperlukan dokter untuk bisa sembuh.

Ibarat kita yang sakit kanker, kita perlu bantuan dokter dan iman untuk bisa sembuh. Begitu pula mereka yang punya depresi. Diperlukan orang yang ahli untuk bisa menganalisa mereka, juga iman bahwa Yesus dapat menyembuhkan segala penyakit mentalnya. 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami