Pertanyaan Kenapa Berujung Goyah Atau Kuatnya Iman, Haruskah Kita Mulai Bertanya?

Kata Alkitab / 8 September 2019

Kalangan Sendiri

Pertanyaan Kenapa Berujung Goyah Atau Kuatnya Iman, Haruskah Kita Mulai Bertanya?

Inta Official Writer
3458

Kita semua pasti tahu kalau anak-anak suka sekali melemparkan pertanyaan 'kenapa?'. Pada usianya, mereka sangat penasaran dengan apa yang ada di sekelilingnya. Bahkan, ada cerita tentang anak berusia tiga tahun yang menjadikan 'kenapa' jadi kata kesukaannya.

"Billy, pegang tangan Ibu saat menyeberang, ya"

"Kenapa "

"Karena Ibu nggak mau Billy nantinya lari dan tertabrak mobil yang sedang lewat."

"Kenapa "

"Tentu kalau kamu tertabrak mobil, kamu bisa terluka atau bahkan, meninggal."

"Kenapa "

Dan pertanyaan Billy pun berlanjut. ‘Kenapa Billy harus makan?’ ‘Kenapa Billy harus menurut pada Ibu?’

Percaya nggak sih, kalau ternyata, kita yang bisa disebut sebagai orang dewasa pun, sering mengajukan pertanyaan kenapa ini? Saat kita dihadapkan dengan situasi yang sulit, pertanyaan yang terlontar pasti, "Kenapa Tuhan nggak menolong Ibu saya?"

"Kenapa hal buruk selalu terjadi pada orang baik?"

Salah seorang penulis yang saya sukai bahkan menuliskan, bahwa kenapa merupakan sebuah pertanyaan yang bisa membuatnya membunuh seekor dinosaurus. Kenapa merupakan rasa penasaran atas hal yang ada disekeliling kita.

Lantas apakah setiap pertanyaan kenapa itu akan selalu terjawab?

Kebenarannya ada dalam Roma 8:28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Contohnya ada pada keadaan di sekeliling kita. Ada seorang wanita yang sebentar lagi melahirkan. Setelah menunggu, ternyata anak tidak kunjung lahir. Dokter pun memutuskan kalau ia harus mengambil tindakan dengan operasi sesar.

Pihak keluarganya kebingungan, sebab mereka hanya mempersiapkan biaya kelahiran normal saja. Di tengah kebingungan itu, sang suami mengajak istrinya untuk berdoa. Tidak lama setelah itu, suaminya datang ke meja resepsionis, bertanya apakah biaya kelahiran istrinya ini bisa dicover oleh asuransi BPJS. Dan jawabannya pun bisa.

Anak mereka pun lahir tanpa harus mengeluarkan biaya operasi atau perawatan lainnya.

Kita menyadari bahwa Tuhan itu hanya sedekat doa. Kita mungkin nggak selalu tahu apa jawaban yang tepat dari setiap pertanyaan kenapa, tetapi satu hal yang pasti, bahwa Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan buat kita.

Hanya saja, kita sering melupakan bagian terakhir dalam Roma 8:28 di atas. Bahwa, “…. Yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Berarti kita menjadi seperti Yesus.

Kalau kita mencari tahu soal bagaimana kita bisa menjadi seperti Yesus, Alkitab dalam 2 Korintus 3:18b tertulis, "Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah emnjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."

Bagaimana kita bisa bertumbuh?

Janji Yesus ada pada Yohanes 15:1, 4-5.

"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kau. Sama seperti ranting tidak dapoat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok Aanggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

Kehidupan rohani kita sangat tergantung dari hubungan kita bersama Tuhan. Ketika kita semakin dekat dengan Tuhan, maka tanpa kita sadari, kita sudha menjadi satu karakter dengan Tuhan. Koneksi tersebut akan semakin kuat setiap harinya lewat doa, perenungan firman Tuhan, dan juga orang-orang percaya di sekitar yang ikut menguatkan.

Dan tentu saja, penderitaan. Orang Kristen berbeda sebab kita harus memikul salib kita sendiri. Ada seberapa doa kita yang belum dijawab oleh Tuhan? Apakah saat ini kita merasa sedang mengalami hari-hari yang buruk?

Itulah salib kita. Proses agar bisa menjadi serupa dengan Kristus butuh kesediaan kita untuk bekerja sama dengan Roh Kudus dan meninggalkan segala kedagingan kita.

Karena tidak bisa mendapatkan jawaban, banyak orang yang kemudian meninggalkan Kristus

Belakangan ini, kita semua dibuat kaget dengan adanya seorang pelayan Tuhan, yang karyaNya membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, tetapi justru orang itu yang pergi meninggalkan Tuhan. Pertanyaan kenapa bisa mengantarkan kita pada iman yang lebih kuat, atau justru goyah.

2 Korintus 1:3-5,

"Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,

yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah."

Sekarang, kita tahu kalau Tuhan bersedia untuk menjawab setiap pertanyaan kita. Hanya saja, kita harus datang kepadaNya untuk bertanya. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita itulah yang menjadikan iman kita terus bertumbuh setiap harinya.

 

 

Sumber : CBN
Halaman :
1

Ikuti Kami