Bisakah Orang Tua Kristen Mendisiplinkan Anak Melalui Pukulan? Simak Jawabannya!
Sumber: topontiki.gr

Parenting / 30 August 2019

Kalangan Sendiri

Bisakah Orang Tua Kristen Mendisiplinkan Anak Melalui Pukulan? Simak Jawabannya!

Naomii Simbolon Official Writer
5691

"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." (Efesus 4:26)

Pernah nggak sih kamu dipukul ketika kecil, atau nggak memukul anak-anakmu? Lantas apakah memukul itu dosa?

Jika kita baca Firman Allah di atas, maka kita akan mengetahui bahwa memukul adalah sebuah dosa jika kita melakukannya karena sebuah amarah.

Firman Tuhan mengatakan supaya kita jangan bikin dosa dalam kemarahan kita, itu artinya, reaksi yang kamu lakukan ketika kamu sedang marah akan selalu bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna, karena saat itu adalah saat dimana kamu menolak untuk berhubungan dengan kasih Allah.

Seorang anak, tidak akan pernah merasa aman ketika orangtuanya tidak bisa mengendalikan emosi mereka. Itu sebabnya, sebagai orangtua, ketika kamu sedang stres, frustasi, marah, dan lelah, maka jangan memukul.

Firman Allah berkata di Amsal 19:18, "Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya."

1. Sebelum benar-benar memukul mereka, coba deh disiplinkan mereka dengan cara ini

Medisiplinkan anak bukan berarti memukul mereka ketika mereka tidak mendengarkan apa yang kamu katakan.

Amsal 22:6 berkata, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."

Memang, melatih anak itu sebuah pekerjaan yang sulit sekali. Tuhan memberi kita anak-anak untuk melatihnya, mengasuh dan menunjukkan kepada mereka cara hidup seorang Kristen. Anak-anak juga perlu koreksi ketika mereka melakukan kesalahan dan itu adalah tugas kita untuk menunjukkan kepada mereka gimana itu merespon.

Pukullah mereka tanpa menyisakan memar atau atau rasa sakit. Salah satu cara supaya mereka disiplin adalah memberi hukuman. Seperti mengurangi uang jajan, atau mengurangi waktu menonton dan lain sebagainya.

2. Tidak masalah jika memukul tapi pastikan tidak memukul mereka di depan teman-teman mereka dan menyisakan memar di tubuh mereka

Kadang, sanking kesalnya ingin rasanya kita memarahi dan memukul anak-anak dimana pun mereka berada.

Jangan lakukan ini ya Ma, apalagi jika mereka sedang bersama teman-temannya. Tindakan ini  hanya akan mempermalukan mereka.

Lebih baik, dengan lembut, ajaklah mereka ke sebuah ruangan, baru deh kamu ngobrol ke si anak mengenai kesalahannya dan pukul tangannya sebagai hukuman. Tapi jangan sampai memar, berdarah atau sakitnya berkelanjutan ya.

Misalnya, anakmu membuang sampah sembarangan, kamu jangan langsung pukul tangannya persis didepan teman-temannya. Ambil lagi sampahnya, dan biarkan dia melihat kamu membuangnya ke tempat sampah. Setelah dia selesai bermain, baru deh kamu ajak bicara berdua, evaluasi apa kesalahannya dan memukul tangannya. Supaya dia ingat dan tak melakukannya lagi.

Haruskah ada batas usia untuk memukul anak?

Tentu saja ada, misalnya bayi. Kita tidak seharusnya memukul bayi, karena usia sekecil itu mereka tidak memahami alasan kenapa kamu memukulnya. Justru di usia balita, mereka membutuhkan arahan kamu, perhatian dan perawatan dari kamu.  Mereka belum tau mana yang benar dan salah. Memukul mereka hanya akan membuat mereka merasa terkejut, bahkan bingung.

Anak-anak yang berusia 2 hingga usia 5 tahun biasanya memiliki kepercayaan penuh kepada orangtuanya.  Mereka biasanya menguji orangtua mereka dan melihat apa yang bisa mereka dapatkan dari orangtua mereka.

Mungkin memukul mereka di usia ini bisa saja, tapi sebenarnya usia seperti ini, anak-anak masih membutuhkan banyak kesabaran dari kamu. Yap, orangtua harus benar-benar sabar kepada mereka, apalagi anak-anak secara alami bisa implusif, egois, dan mudah frustasi.

Itu sebabnya, berempatilah kepada mereka dan bantulah mereka bicara melalui emosi

1 Korintus 13:4-8 mungkin bisa menjadi ayat renungan yang bisa kamu contoh, "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.   Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap."

Terus, gimana seharusnya orang Kristen dalam menanggapi pukulan?

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)

Orang Kristen harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai kesejahteraan emosional, sosial maupun spiritual anak-anak. Sebagai orang Kristen kita juga harus melihat pertempuran yang dihadapi anak-anak kita hari-hari ini. Mereka itu membutuhkan banyak hal dibanding pukulan fisik.

Ketika mereka dipukul, mereka bisa merasakan kehancuran di hati mereka, bingung, merasa ditinggalkan, apalagi jika mereka sudah remaja dan kamu masih tetap memukulnya sebagai sikap disiplin.

Tuhan tidak ingin kita melakukan itu, Dia memanggil kita untuk mencintai anak-anak kita.

"Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2)

Jadi, hal yang terbaik yang orang Kristen lakukan dalam mendidik anak adalah dengan melatih mereka untuk mengasihi, dan menunjukkan kasih itu kepada orang lain. Tentu saja semua itu dimulai dari respon dan cara kita menyikapinya. Jika memang harus memukul, sekali lagi, jangan sampai terus menerus dan membuat mereka benar-benar terluka ya!

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami