Ragu Dalam Menjalani Panggilan Tuhan? Mari Belajar Dari Gideon Ini!

Kata Alkitab / 28 August 2019

Kalangan Sendiri

Ragu Dalam Menjalani Panggilan Tuhan? Mari Belajar Dari Gideon Ini!

Naomii Simbolon Official Writer
6572

Coba sebutkan, apa itu perbedaan dari keberanian dan berani? Ada yang tahu?

Mungkin ada yang bilang bahwa keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi situasi yang sulit tanpa adanya rasa takut, sementara berani adalah mengambil situasi yang sulit bahkan ketika kamu takut.

Membahas tentang keberanian, coba deh kita belajar tentang Gideon.

Dalam Hakim-hakim 6:11 dikatakan,"... sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian."

Jadi, Gideon itu adalah orang yang sangat rendah diri. Bisa dibilang, dia sangat insecure. Itu sebabnya, ketika Tuhan menyuruh dia melakukan sesuatu yakni membawa bangsa Israel melawan Midian, Gideon malah meragukan dirinya sendiri dan meragukan kesetiaan juga perjanjian Tuhan atas Israel. Dia mengeluh terhadap Tuhan dan janji-Nya atas bangsa Israel yang belum kelihatan sama sekali.

Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." (Hakim-hakim 6:13)

Mendengar kelihan dari Gideon, akhirnya Tuhan pun berfirman dan bicara kepadaNya. Mersoni firman Tuhan, Gideon tetap saja berusaha mundur dan tidak mau melakukan panggilan itu.

Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." (Hakim-hakim 6: 15)

Sangat aneh kan si Gideon? Sudah dikasih panggilan, malah mengeluh, giliran dikasih ruang untuk memperbaiki situasi, malah mundur.  Kadang begitulah manusia, kadang memang lebih mudah mengeluh dari pada bertindak.

Akhirnya, Tuhan pun menjelaskan kepada Gideon bahwa Dia benar-benar serius memanggil Gideon untuk melakukan sesuatu hal yang besar atas bangsa Israel. Setelah Gideon menyadarinya, dia tidak langsung mengiyakan apa kata Tuhan, dia malah meminta tanda-tanda dari Tuhan untuk memastikannya (Hakim-hakim 6:17).

Setelah Gideon menerima tanda itu, Gideon pun menaati Allah dan memotong mezbah ke Baal serta berperang melawan Midian.

"Kemudian Gideon membawa sepuluh orang hambanya dan diperbuatnyalah seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya. Tetapi karena ia takut kepada kaum keluarganya dan kepada orang-orang kota itu untuk melakukan hal itu pada waktu siang, maka dilakukannyalah pada waktu malam." (ayat 27).

Sangat mudah untuk mengkritik Gideon atas keraguannya, tetapi kita juga kadang-kadang ragu akan diri sendiri. Pernah kan mengalami keraguan dalam hidup sendiri? Bahkan ketika Tuhan sudah bicara tentang panggilan kita pun, kita tetap saja ragu dan tidak berani melangkah jauh.

BACA JUGA :

Katakan ‘Tidak’ Pada 5 Kalimat Ini, Jika Ingin Melayani Teman Yang Alami Pelecehan Seksual

Malahan kita komplain dengan panggilan yang Tuhan kasih dan berteriak, "Tuhan saya nggak bisa melakukan ini. Saya nggak sekuat yang Engkau kira." Kita mengeluh dan kita berusaha mundur dari panggilanNya.

Hey, dengarkanlah baik-baik bahwa Tuhan sebenarnya nggak mencari kekuatan, keberanian atau apapun yang kamu bisa. Dia hanya ingin berurusan dengan kelemahan kamu.

Sama seperti Gideon, itu memakai kelemahan Gideon untuk memuliakan nama-Nya, tanpa adanya cemooh atau hukuman apapun.

Dalam kelemahanlah kuasa Tuhan dinyatakan, asal kita taat dan melakukan kehendakNya saja. Setelah Gideon meminta tanda dan menaati Allah, Allah pun mempersiapkannya untuk memimpin bangsa Israel berperang melawan orang Midian.

Nggak hanya itu, menariknya lagi, ada 20 ribu orang yang ingin berperang melawan Midian, tapi Tuhan menyuruh Gideon menyaring bahwa siapa prajurit yang takut berperang boleh pulang. Hingga akhirnya prajurit yang ikut berperang hanyalah 300 orang saja. (Hakim 7:2-3).

Dengan cara itu, akhirnya kemenangan diperoleh bukan karena kekuatan orang Israel melainkan kekuatan Tuhan sendiri yang membebaskan umatNya.

Tuhan pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu. Jika kamu merasa nggak mampu, lemah atau takut hari ini, maka percayalah bahwa Tuhan akan memakai kamu untuk memuliakan nama-Nya. Jangan berlarut mengasihani dirimu sendiri.

"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat," (1 Korintus 1:27)

Jadi, berikanlah hatimu dan taatlah kepada-Nya, jangan sampai dia akhirnya memilih orang lain loh. seperti yang dia lakukan terhadap Musa. Yang dimana akhirnya Tuhan memiliki nabi Yeremia karena Musa merasa tidak siap untuk mengerjakan panggilan Tuhan. (Keluaran 4:12-13; Yeremia 1:6)

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami