Sebuah penelitian baru menemukan rentan usia yang mudah dan tidak mudah terpapar berita berita negatif atau palsu.
Seperti dilaporkan, orang dewasa yang lebih tua (antara 50-70
tahun) rupanya jauh lebih sulit termakan berita negatif dibandingkan dengan orang-orang
dewasa yang lebih muda (30-45). Daripada termakan berita negatif, orang-orang berusia lebih tua ini memilih untuk menerima informasi positif saja.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California
(USC) ini menemukan bahwa kebanyakan orang dewasa tua sudah lebih matang secara pemikiran sehingga mereka gak mudah terpancing emosi dan respon negatif.
Hasil studi ini ditemukan lewat empat uji coba untuk mencari
tahu bagaimana para dewasa muda dan tua ini meresponi informasi yang emosional.
Hasilnya adalah bahwa para dewasa muda menunjukkan
respon yang berbeda. Jika dewasa muda justru merespon dengan emosi, maka para
dewasa tua justru lebih menyikapi informasi positif dan tak begitu terganggu dengan informasi negatif atau bahkan hoax.
“Yang membuat temuan baru kami mengejutkan adalah bahwa kami menemukan
bukti positif di tingkat awal,” kata penulis penelitian Briana Kennedy, seorang
sarjana postdoctoral di Emotion & Cognition Lab di USC Leonard Davis School of Gerontology.
Dia menjelaskan, mereka yang berada di usia dewasa tua tampaknya
memandang dunia dengan filter yang tak terlalu peduli dengan informasi negatif.
Sementara dewasa muda cenderung lebih memikirkan dan merenungkan apa yang mereka lihat dan dengar.
Hasil Penelitian Awal
Di penelitian awal, para peserta menjalani survey dengan mengidentifikasi gambar positif dan negatif yang ditunjukkan dengan cepat dan memutar. Gambar positif yang dipasang berisi bayi atau pasangan bahagia. Sementara gambar negatif berisi situasi yang mengganggu dan mengancam seperti seorang pria dengan sebuah pisau mendekati seorang wanita.
Baca Juga:
Berbohong Bukan Hanya Bikin Cemas, Dampaknya Bisa Lebih Parah Loh!
Mengenal Akar Bajakah dan Khasiatnya, Obat Kanker yang Ditemukan Siswa SMA Kalimantan
Meskipun kelompok dewasa muda dan dewasa tua sama-sama kurang
bisa menebak gambar yang sebenarnya. Tapi para mereka ditemukan memiliki respon
yang berbeda. Dimana kelompok dewasa tua justru lebih menaruh perhatian kepada gambar positif dan kelompok dewasa muda malah terganggu dengan gambar negatif.
“Yang menarik dari efek ini adalah seberapa cepat gambar itu
ditunjukkan, hanya ratusan milidetik saja. Hal ini memungkinkan kita untuk
mengukur tingkat kesadaran awal dan melihat bagaimana sesuatu yang emosional bisa mengganggu persepsi dan kesadaran kita akan hal-hal yang muncul,” katanya.
Dalam sebuah studi yang melibatkan emosi, perhatian dan memori,
kelompok dewasa tua melihat dan mengingat gambar positif dengan lebih baik dibanding gambar negatif.
“Para dewasa tua tak benar-benar punya waktu untuk merenung
dan berpikir terlalu banyak tentang sesuatu yang positif atau negatif saat mereka berkedip begitu cepat di layar,” kata Kennedy.
Dia menjelaskan, kelompok yang lebih tua ini memang punya filter aktif saat melihat sesuatu. Mereka pun memusatkannya pada hal-hal positif.
Dari hasil penelitian ini, Kennedy menyimpulkan bahwa studi ini
bisa berguna dalam hal pembuatan iklan. Suatu iklan bisa dibuat sedemikian rupa
sesuai dengan target yang ingin disasar. Kalau misalnya ikaln ingin menyasar kelompok
dewasa tua, itu artinya iklan harus bersifat positif. Sebaliknya, jika menyasar
dewasa muda, berarti iklan harus dibuat dengan konten negatif. Karena dewasa muda jauh lebih emosional dalam menyikapi hal-hal yang negatif.
“Dengan memahami cara orang dewasa mengubah prioritas emosi mereka,
kita bisa lebih memahami cara kerja otak, terutama dalam menarik perhatian kita,
ternyata berubah seiring bertambahnya usia,” pungkas Kennedy.
Kita tentu saja belum pernah tahu soal hal ini sebelumnya.
Dan dengan informasi ini, kita bisa belajar bahwa dewasa muda memang rentan terpapar
informasi negatif karena mereka begitu mengandalkan emosi. Sementara dewasa tua
justru melakukan hal sebaliknya. Jadi kita bisa belajar bahwa direntang usia berapapun
kita, harusnya kita bisa lebih mengontrol emosi dan menyikapi setiap hal yang
kita lihat dan dengar dengan bijak.