Hadapi Krisis di Usia 25 Tahunan? Mungkin Ini Faktor Penyebabnya…
Sumber: it.freeimages.com

Single / 9 August 2019

Kalangan Sendiri

Hadapi Krisis di Usia 25 Tahunan? Mungkin Ini Faktor Penyebabnya…

Lori Official Writer
3355

Perusahaan LinkedIn baru-baru ini menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa 75 persen orang berusia 25 tahun sampai 33 tahun menghadapi krisis paruh baya dalam hidupnya.

Di periode ini, mereka yang berada dalam rentang usia 25-30 tahun mengalami kondisi ketidakamanan terkait karir, hubungan dan keuangan.

Dari hasil penelitian ini ditemukan beberapa faktor penyebab krisis di usia 25-30 tahun diantaranya:

- Hampir 80 persen diantaranya menghadapi tekanan karena kondisi hubungan, karir dan keuangan.

- Kebanyakan diantaranya diserang kecemasan berlebihan terkait pekerjaan. Kecemasan ini bahkan melebihi dari kecemasan mencari pasangan hidup atau menghadapi hutang.

- Hampir 48 persen usia 25-30 tahun mengaku cemas karena membandingkan dirinya dengan teman sebaya yang lebih sukses.

“Melewati masa penuh tekanan ini bisa membuat mereka usai 20-30 tahun mencapai karir yang baik dan perubahan hidup yang berdampak bagi dunia profesional mereka,” tulis Blair Decembrele, direktur pemasaran editorial dan komunikasi konsumen LinkedIn.

Tantangan di Usia 20-30-an

Krisis di usia seperempat abad ini bisa menyerang siapapun dan kapanpun.

Krisis ini bisa muncul ketika mendekati hari ulang tahun, tahun baru, saat membuka sosial media yang melihat teman-teman sebaya dapat pekerjaan bagus, bertunangan dan hidup bahagia. Hal inilah yang menimbulkan kegelisahan di dalam diri seseorang sampai akhirnya hal ini bisa semakin berlarut-larut.

Fenomena ini disadari atau gak sebenarnya sudah lama dialami oleh kaum seperempat abad atau yang kita sebut dengan millennial. Seperti yang ditemukan oleh LinkedIn, kebanyakan krisis yang mereka hadapi adalah karena masa depan yang tampaknya masih belum pasti di depan.

Bagi orang dewasa, fenomena ini mungkin dianggap aneh dan berlebihan. Tapi jangan pernah mengabaikannya jika mereka di usia 25-30-an tahun gak ingin mengalami kondisi yang lebih parah. Risikonya bahkan bisa berujung pada depresi bahkan bunuh diri loh!


Ada beberapa tanda untuk mengenali seseorang sedang mengalami fase krisis ini.

1. Merasa Hidup Tak menentu

Kondisi keuangan yang belum stabil dianggap sebagai tantangan dalam menjalani hidup. Uang dan juga pekerjaan adalah sumber beban yang membuat kaum millennial merasa cemas. Apalagi jika mereka sudah merencanakan untuk menikah tapi masih belum punya tabungan atau bahkan rumah.

Untuk menolong mereka, pastikanlah gereja atau mentor terlibat di dalamnya. Mereka membutuhkan bantuan supaya pola pikir mereka soal masa depan berubah. Bahwa sebenarnya sebagai orang percaya kita tak perlu merasa takut akan apapun.

Ubahlah perasaan cemas itu malah menjadi dorongan untuk membawa mereka semakin dekat dengan Tuhan.

2. Gak Punya Pilihan

Krisis seperempat abad bisa terjadi ketika pilihan hidup tampak tak lagi tersedia.

“Apa yang harus aku lakukan dengan hidupku?” adalah pertanyaan yang selalu dipertanyakan. Bagaimana dengan pekerjaan, tempat tinggal, kebutuhan hidup dan sebagainya.

Anak usia 25-an butuh bimbingan dari mereka yang lebih dewasa dan bijaksana. Berikan waktu untuk mendengar dan membantu menghadapi masalah mereka.

3. Merasa Kesepian

Saat seseorang melewati usia 20-an, hubungannya dengan orang lain akan terus berubah. Ini adalah transisi kehidupan yang harus dilewati. Akan ada perpindahan pekerjaan, pindah tempat tinggal, ganti pacar, atau mulai menggeluti hobi baru dan kehilangan teman-teman lama.

Kondisi ini membuat seseorang mulai bertanya. ‘Aku merasa kesepian.’ ‘Kemana semua teman-teman terdekatku?’

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa kondisi kesepian rupanya lebih banyak dialami oleh orang-orang berusia 20-an daripada berusia lebih dari 75 tahun.

Baca Juga : Jangan Galau! Tuhan Belum Selesai Menulis Bagian Indah dari Cerita Cintamu


Cara menghindari krisis seperempat abad

Setiap anak muda usia 25-30-an tahun harus diingatkan bahwa Tuhan adalah pribadi yang selalu ada bagi kita (Mazmur 139: 1). Saat smembaca firman-Nya, kita tahu ada pribadi seorang Bapa yang selalu ada untuk kita. Dia juga adalah seorang teman yang setia.

Bukan hanya itu, Dia juga ingin kita bertumbuh di tengah-tengah komunitas yang saling menguatkan satu sama lain.

Seseorang tidak akan bisa menghadapi krisis hidupnya sendirian. Butuh orang lain untuk kembali bisa jadi sumber motivasi kita untuk bangkit.

Kalau saat ini kamu sedang berada di tengah fase ini. Jangan menyerah! Temukan kepenuhan yang sejati di dalam Tuhan. Percayalah akan janji-janjiNya atas hidupmu.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami