Tampaknya semakin hari, semakin kesini Indonesia semakin
serius dalam memerangi teroris sebagai pemecah perdamaian dan kemananan masyarakat.
Itu sebabnya, Polri atau Kepolisian RI saat ini sedang
berkomunikasi dan kerja sama secara intens dengan para polisi di sejumlah negara untuk menangkap para teroris dan jaringannya.
Dede Prasetyo yang adalah Kepala Biro Penerangan Masyarakat
Divisi Humas Polri Brigadir mengatakan bahwa kerja sama ini dilakukan untuk
menangkap para tersangka terorisme yang sudah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) di luar negeri.
Diketahui, para tersangka teroris bersembunyi di zona abu-abu daerah Afghanistan.
"Saat ini Densus lagi intens komunikasi dengan antiteror
dari Filipina, Afganistan, Malaysia dan berkoordinasi dengan interpol melalui hubungan internasional," kata Dedi, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (29/7).
Tidak hanya itu, Dedi juga mengtakan bahwa kerja sama dengan
aparat dari sejumlah negara ini bertujuan untuk mengejar dan menangkap para
tersangka teroris yang berasal dari jaringan Jamaah Islamiah (JI) dan Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang terkoneksi kepada ISIS.
Dedi juga menambahkan bahwa Polri sudah berhasil mendeteksi adanya tersangka terorisme jaringan JAD di salah satu kota Afganistan.
"DPO yang dari WNI diduga masih berada di Khurasan," ujar Dedi.
Sebelumnya polisi sempat membeberkan aliran dana ke kelompok
teroris JAD di Indonesia yang diperoleh dari Saefulah alias Daniel Chaniago, seorang penjaga perpustakaan di Ponpes Ibnu Mas'ud, Bogor, Jawa Barat.
Saat ini Saefullah diyakini berada di Khurasan, Afghanistan
dan tengah dalam pengejaran Densus 88 Antiteror. Saefullah diketahui menerima
uang dari sejumlah orang di beberapa negara. Uang itu kemudian disalurkan ke JAD untuk kegiatan terorisme lewat Novendri yang ditangkap beberapa waktu lalu.
"Saudara Saefulah ini menerima beberapa aliran dana, ini
aliran dana dari negara Trinidad Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu
kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia sekali," tutur Dedi di Mabes Polri, Selasa (23/7) lalu.
Dedi menyebut Saefulah telah menerima aliran dana untuk aksi
teror itu sejak Maret 2016 hingga September 2017 melalui Western Union. Total
dana yang diterima mencapai Rp413.169.857.
Sebagai umat Kristen, marilah kita terus berdoa untuk para
pemipin di Indonesia ini, marilah kita berdoa untuk kesatuan para penegak hukum
di Indonesia ini, sehingga Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan untuk
menemukan para teroris sehingga bangsa ini dipenuhi keamanan dan kedamaian.