Anak Itu Super Unik, Setuju? Yuk, Sikapi Emosi Mereka Sesuai 3 Tahapan Usianya
Sumber: HerFamily.ie

Parenting / 27 June 2019

Kalangan Sendiri

Anak Itu Super Unik, Setuju? Yuk, Sikapi Emosi Mereka Sesuai 3 Tahapan Usianya

Inta Official Writer
1248

Anak itu memang unik. Meski belum bisa bicara banyak, sejak bayi mereka sudah punya berbagai emosi. Baik itu marah, senang, cemas, sedih, atau emosi lainnya. Seiring berkembangnya anak kita, emosi tersebut juga akan semakin kaya.

Seperti yang sudah kita tahu, pertumbuhan anak akan sangat dipengaruhi dari apa yang dia lihat dan rasakan dari lingkungan sekitarnya. Sebagai orang tua, tentu dong, kita harus tahu bagaimana menyikapi emosi anak sesuai tahapan usianya, sehingga kelak, ia punya kecerdasan emosional yang baik.

Biar kita nggak salah soal mengajarkan anak soal bagaimana harus mengendalikan emosinya, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah dengan mengenali apa yang sedang ia rasakan. Edukasi anak soal apa itu yang namanya sedih, marah, kecewa, malu, senang, benci, atau yang lainnya.

Lewat cara ini, anak diharapkan bisa mengerti apa yang sedang ia rasakan dan bisa mulai belajar untuk mengontrolnya. Yuk kita bahas soal bagaimana kita menyikapi emosi anak berdasarkan usianya.

1.  Anak usia 0-12 bulan

Bayi akan mulai menampakkan emosi alaminya sekaligus mengenal emosi dari lingkungan terdekatnya sejak usia ini. Sesuai dengan perkembangan otaknya, emosi bayi juga akan terpengaruh apabila berhubungan dengan sentuhan, pelukan, juga makanan.

Setelah bayi berusia 6 bulan, maka ia akan belajar untuk bisa menyesuaikan dengan kondisi sekitar dan mencoba untuk mengatasi apa yang ia rasakan lewat emosinya sendiri.

Agar mereka senang, biasanya bayi akan cerita saat kita mulai memutarkan lagu atau mengajaknya bernyanyi. Hal ini berkaitan dengan rasa stress yang dialami oleh bayi bisa berkurang lewat stimulasi dari melodi music yang diputar.

Cara ampuh untuk bisa membuat bayi lebih tenang dan ceria adalah dengan memutar lagu sambil mengajaknya berinteraksi.

2.  Anak usia balita 1-5

Saat anak menginjak usia satu sampai lima tahun, rasa takut merupakan emosi yang cukup sulit untuk mereka mengerti dan atasi. Sebagai orang tua, usia ini merupakan waktu yang tepat untuk bisa mendekatkan anak dengan emosinya sendiri.

Contohnya, ketika anak sedang menangis, kita bertanya soal apa yang sedang ia rasakan. Begitu pula saat ia senang, sekaligus bertanya soal apa hal yang bisa membuatnya senang. Pada usia ini, anak juga sudah mulai bisa kompromi dengan emosi yang ia rasakan.

Sebagai orang tua, kita juga harus mulai berhati-hati karena biasanya, balita bisa meniru respon kita dalam segala situasi.

3.  Anak usia 6-10 tahun

Anak-anak sudah mulai mengenal emosi kedua alias secondary emotion, dimana mereka bisa terpengaruh oleh lingkungan, media dan mulai mengembangkan pemikirannya sendiri tentang segala sesuatu.

Kita bisa mendorong anak untuk tidak hanya mampu mengenali emosinya sendiri, tetapi juga bisa mengatakan apa yang bisa membuatnya merasakan hal itu. Selain itu, anak juga jadi mulai tahu bagaimana minta maaf, apa itu yang jahat, juga kebaikan.

Anak-anak usia 6 sampai 10 akan mulai belajar rasa pahit, benci, juga marah, tetapi bisa tahu terharu, kasihan, dan berbagai emosi lainnya. Ia mulai belajar dewasa dan belajar soal bagaimana mengatasi rasa kecewanya.

Dalam menyikapi emosi anak, yang paling penting adalah kedekatan kita dengan anak. Kalau kita bisa menempatkan diri sebagai orang tua sekaligus teman yang baik, maka ia akan merasakan aman dan menjadikannya nyaman untuk mulai bercerita soal emosinya.  

 

Sumber : The asian parent
Halaman :
1

Ikuti Kami