200 Tempat Penitipan Anak di Australia Ditutup Karena Terkait Jaringan Teroris ISIS
Sumber: Wikipedia

Internasional / 13 June 2019

Kalangan Sendiri

200 Tempat Penitipan Anak di Australia Ditutup Karena Terkait Jaringan Teroris ISIS

Puji Astuti Official Writer
2087

Polisi Australia menutup hampir 200 pusat penitipan anak palsu setelah menemukan bahwa usaha ini memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), geng motor, dan penggelapan uang dalam jumlah yang besar.

Menurut berita yang dirilis oleh Daily Mail, pusat penitipan anak ini berada di wilayah pinggiran kota Sydney, dimana tersangka memiliki 114 tempat usaha ini, dan saat ini ditutup oleh pihak berwajib.

Polisi juga menutup 49 tempat penitipan anak di wilayah Canterbury, Bankstown, 25 di wilayah Liverpool, 23 di Fairfield dan 17 di Auburn.

Bahkan pihak kepolisian berhasil menangkap direktur salah satu tempat penitipan anak ini di bandar udara Sydney. Orang itu dicurigai akan kabur untuk bergabung dengan kelompok ISIS.

Seorang pria bernama Hussain Dandachi (28) ditangkap polisi setelah penyelidikan membuktikan bahwa dia terlibat dalam penipuan uang sebesar 27 juta dolar, dimana uang tersebut disalurkan kepada ISIS.

Dia mengaku bersalah karena membuat invoice senilai lebih dari 100.000 dolar untuk anak yang tidak berada di tempat penitipannya. Dia dihukum selama 10 bulan karena masalah ini.

Ada tempat penitipan anak yang dijalankan tanpa adanya listrik, bahkan ada yang alamatnya setelah dicek oleh detektif adalah sebuah gudang yang kosong. Sekitar 150 orangtua menjalani pemeriksaan, untuk menentukan apakah mereka menjual informasi anak-anak mereka kepada para tersangka.

Pemerintah Australia memiliki kebijakan dengan memberikan subsidi kepada layanan penitipan anak. Dengan terungkapnya kasus penipuan ini, maka pemerintah Australia tidak lagi harus membayar uang subsidi terhadap 200 tempat penitipan anak ini, dan diperkirakan akan menghemat sekitar 674 juta dolar.

Berdasarkan laman Kementerian Pendidikan Australia, sejak tahun 2014, setidaknya ada 27 orang telah dituntut karena penipuan berkaitan dengan penitipan anak, dan 19 orang diantaranya terbukti bersalah.

Sungguh disayangkan, dana yang seharusnya dinikmati untuk mengasuh anak-anak malah dicuri untuk gerakan terorisme. Terorisme terbukti menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, bahkan melakukan tindakan kriminal untuk membiayai aksi teror yang sering mereka katakan untuk membela agama dan Tuhan. Tentu hal ini bertolak belakang bukan? 

Baca juga : 

Tiga Kali Dibakar Hidup-hidup Oleh ISIS, Pria Ini Mengaku Selamat Karena Yesus

Meski Penduduk Australia Sudah Banyak Tak Beragama, 2 Gereja ini Selalu Ramai Dikunjungi!

Sumber : Diterjemahkan dari CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami