Kota keempat
terbesar Rusia, Yekaterinburg, yang terletak diantara perbatasan Eropa dan Asia
ini menolak ijin pembangunan gereja di taman populer Kharitonovsky dekat Drama Theatre.
Gubernur daerah,
Sverdlovsk Yevgeny Kuyvashev menegaskan penolakan pembangunan gereja sesuai
dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Publik Rusia (VTsIOM)
dimana sebanyak 50% dari peserta menolak pembangunan Katedral St Chatherine di taman
tersebut. Sebanyak 18% persen setuju proyek dibatalkan dan hanya 7% yang setuju proyek pembangunan dilanjutkan.
“Konflik ini sudah berakhir,” kata Kuyvashev.
Sebelumnya,
pembangunan Katedral ini diprotes oleh 2000-an orang yang turun ke alun-alun kota.
Sepekan terakhir, massa melakukan demo penolakan. Mereka berpendapat bahwa pembangunan gereja tersebut hanya akan merusak taman sebagai ruang hijau di kota Ural itu.
Sementara rencana pembangunan rumah ibadah ini sudah dibuat sejak tahun 2010 oleh Gereja Ortodoks Rusia. Mereka menilai sudah banyak gereja yang rusak di masa pemerintahan Uni Soviet. Karena itu dibutuhkan pembangunan gereja-gereja baru.
Baca Juga :
Menang Pemilu Australia, Scott Morrison Sebut Kemenangannya Adalah Mujizat
Jokowi Terpilih Lagi, Apa Umat Kristen Masih Akan Sulit Dirikan Rumah Ibadah?
Namun
terkait penolakan ini, juru bicara Gereja Ortodoks Rusia Vakhtang Kipshidze menilai banyak orang yang telah bersikap anti-agama.
“Ada banyak
cara sah untuk menyatakan ketidaksetujuan…tapi untuk menciptakan konflik dengan
alasan agama di Yekaterinburg, itu menyedihkan,” katanya.
Namun
begitu, gereja akan tetap melakukan langkah dialog bersama warga.