Pendeta
Gereja Passion City Church, Atlanta, Georgia Louie Giglio menilai kalau kaum millennial generasi Z saat ini akan punya kesempatan besar jadi penginjil besar.
Salah satu alasannya,
menurut Giglio adalah karena Generasi Z memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan juga jiwa sosial yang tinggi.
“Aku percaya
Tuhan punya tujuan dan rencana untuk anak-anak usia 18 sampai 25 tahun, dari generasi
millennium sampai Generasi Z. Aku pikir generasi ini sangat diperhatikan oleh Tuhan.
Mereka ingin dipimpin dan dipercaya dan mereka adalah salah satu penggerak besar di generasi ini,” kata Giglio.
Giglio
adalah pendiri Passion Movement, dimana ada banyak anak- anak muda yang bergabung
sejak 1997. Secara rutin mereka telah mengumpulkan donasi untuk fokus memerangi
ketidakadilan. Tahun ini, mereka mengumpulkan donasi untuk membantu mendanai dan mendistribusikan kisah-kisah Yesus ke dalam bahasa isyarat di daerah-daerah terpencil.
“Anak-anak muda ini tidak punya uang. Tapi mereka memberikan sedikit yang mereka punya untuk membuat sesuatu yang berarti, dan hal itulah yang membuat mereka menjadi penginjil terhebat saat ini,” katanya.
Baca Juga :
Nasib 5 Gedung Gereja yang Kini Beralih Fungsi Jadi Bar
Menang Pemilu Australia, Scott Morrison Sebut Kemenangannya Adalah Mujizat
Dia berkata,
anak-anak berusia 18-20 tahun perlu melihat Yesus. Hal terbaik yang bisa mereka lakukan adalah hidup untuk memuliakan Tuhan.
Meski
begitu, dia tak menyangkal bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi
gereja untuk menjangkau anak-anak muda saat ini. Yang terbesar berasal dari sosial media.
“Media
sosial telah menempatakna generasi ini di balik delapan bola penuh pertanyaan, “Bagaimana
aku bisa mengukurnya? Daripada bertanya, “Bagaimana aku bisa melakukan apa yang
Tuhan katakan mampu aku lakukan?” Hal ini membuat generasi kita kehilangan
identitas. Kita perlu mengubah paradigma kita tentang teknologi dan fokus pada apa yang Tuhan sampaikan soal identitas kita,” terangnya.
Senada
dengan itu, pendiri PULSE Nick Hall berpendapat bahwa generasi millennial dan
Generasi Z membentuk generasi kebangunan rohani. Hall mengatakan kalau generasi
ini memposisikan mereka dengan baik untuk memenuhi Amanat Agung, sesuatu yang dia yakini akan terjadi.
“Millenial dan
Gen Z menginginkan tujuan yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Mereka
juga bersemangat dan punya keinginan untuk mengasihi, melayani dan membuat diri
mereka sibuk. Mereka juga adalah generasi pertama yang memadukan antara sesuatu
yang bersifat rohani dengan yang sekuler. Generasi ini memahami bahwa semua
yang kita lakukan adalah bentuk pelayanan. Kalau kamu percaya Yesus, maka kamu
dipanggil untuk menjadi terang kemanapun kamu pergi. Generasi ini mau melihat Yesus
membuat banyak orang mengalami kasih-Nya,” terang Hall.
Dia melihat,
ada kekuatan besar yang tertanam di dalam diri setiap anak muda saat ini. Dan hal
itu akan menjadi alat bagi mereka untuk menjangkau dan menyebarkan kabar injil kepada
seluruh bangsa, suku dan kaum bahasa di seluruh dunia.