Penulis terkenal di New York Times, yaitu Victioria Oesteen
dan Alex Seeley percaya bahwa peran wanita dalam melayani menjadi berubah karena banyaknya teman sebanya mereka yang kini menjadi pendeta atau pemimpin.
Victoria Oesteen adalah co-pastor dari Gereja Lakewood di Houston, Texas
bersama suaminya, Joel Oesteen, dimana sejak lama mereka bersama-sama menjangkau bangsa-bangsa
di seluruh dunia melalui radio, televisi, dan acara "Night of Hope" yang diadakan di seluruh Amerika Serikat.
Saat ini, Victoria Oesteen adalah wanita Kristen yang menjadi pemimpin di Amerika Serikat.
"Saya memang melihat, ada banyak wanita yang mengambil
peran kepemimpinan, entah itu hanya mmebantu suami mereka sebagai pendeta
pendamping atau sebagai pembicara di pertemuan wanita. Wanita yang benar-benar,
pastilah akan membuat sebuah pengaruh dan dengan tanggung jawab yang baik
mengurusnya juga dengan baik, "kata Victoria Oesteen ketika diwawancara oleh The Christian post.
Meskipun bermitra dengan suaminya dalam sebuah pelayanan,
Victoria mengatakan bahwa ia sama sekali nggak pernah merasa bersaing dengan suaminya.
"Ketika ayah Joel meninggal dan kami menjadi pemimpin
gereja, itu seperti sesuatu yang sudah ternaman di dalam diri kami, kamu sudah
melihat itu terjadi. Saat itulah Joel berkata kepada saya, 'Kamu tahu kapan
kamu akan melakukan bagianmu, maka semua ini akan datang bersamaan dengan gereja akan benar-benar bertumbuh.' "
"Saya tahu di dalam hati saya bahwa Tuhan ingin saya
melayani bersama suami saya dan saya kenal hati saya bahwa dia membutuhkan
penolong terbaik sehingga kami tidak pernah merasa bahwa ini adalah kompetisi. Saya tahu, Joel membutuhkan saya untuk menjadi yang terbaik, "sambungnya.
Sama halnya dengan Victoria, Alex Seeley juga menjadi
co-pastor di gereja The Belonging Co. bersama suaminya Henry di Nashville, Tennesse.
Kepada Christian Post mereka berbagi bahwa kota kelahiran
mereka yaitu Australia selalu memperjuangkan posisi perempuan dalam hal kepemimpinan.
"Australia benar-benar memiliki pandangan yang baik
tentang wanita dalam hal pelayanan. Dan itu tampak lebih jelas jika melihat
pertumbuhan saya, dimana perempan tetaplah perempuan meski dalam pelayanan.
Saya sangat bersyukur bahwa saya memiliki sekelompok pemuda wanita di gereja
yang berdiri di mimbar sebagai pelayanan," kata Seeley, dan sebagai hasilnya, dia merasakan panggilan Allah dalam hidupnya selama 11 tahun.
Seeley mengambil posisi pastoral sejak berusia 21 tahun dan
setelah pindah ke Amerika, dia baru melihat adanya prasangka tentang wanita sebagai pemimpin di gereja.
"Setelah saya pindah ke Amerika, saat itulah saya
menemukan dan benar-benar melihat seberapa jauh saya ini perlu berubah. Ya,
saya harus berubah karena saya ini pendeta di gereja kami. Karena saya
melakukan sebagian besar kotbah sebab suami saya adalah pemimpin ibadah. Saya
tinggal di Nashville, Tennesse dan beberapa orang disana, sulit menerimanya."
Namun dalam 5 tahun
trakhir ini, Seely pun akhirnya mengalami perubahan, dimana orang-orang mulai menerima wanita dalam sebuah pelayanan dan kepemimpinan.
"Kami perlu memiliki dua suara itu, seperti halnya dalam
keluarga yang sehat, kita perlu memiliki ibu dan juga ayah yang membesarkan
keluarga dan membantu. Saya pikir, kamu perlu membutuhkan perspektif wanita mengenai hati Tuhan," katanya.
Terinspirasi oleh perubahan yang mereka lihat dalam pelayanan,
Seely dan Victoria kini terus menerus saling terinspirasi oleh posisi mereka di gereja.
"Saya pikir itu membuat saya merasa lebih bertanggung jawab dan karenanya saya ingin melakukan pekerjaan terbaik yang saya bisa. Saya ingin menjadi istri yang hebat, dan ibu yang hebat serta pemimpin yang hebat," kata Victoria
"Aku melihat bahwa wanita, waktunya untuk berubah."