Miris, Remaja Kristen di Pakistan Ini Diperkosa, Dipaksa Pindah Agama dan Dipaksa Menikah

Internasional / 18 May 2019

Kalangan Sendiri

Miris, Remaja Kristen di Pakistan Ini Diperkosa, Dipaksa Pindah Agama dan Dipaksa Menikah

Naomii Simbolon Official Writer
3162

Seorang remaja Kristen di Pakistan mengklaim bahwa dirinya sudah dipukuli dan dipaksa untuk masuk Islam dan dinikahkan dengan seorang pria Muslim berusia 45 tahun.

Neha Pervaiz, seorang remaja berusia 15 tahun yang tinggal di kota Ittehad di Karachi, baru-baru ini mengatakan kepada Ucanews, bahwa dirinya dipaksa melakukan pernikahan secara Islami bulan lalu, dimana waktu itu, dia sedang pergi ke rumah bibinya dengan tujuan untuk merawat kerabatnya yang sedang jatuh sakit.

"Saya dibawa oleh bibiku yang adalah mualaf ke rumahnya pada 28 April untuk membantunya merawat putranya yang sedang sakit. Tapi, di sana saya malah diminta menikahi pria Muslim bernama Imran. Ketika saya menolak, mereka malah memukuli saya dan mengancam akan membunuh adik saya yang bersama saya," kata Pervaiz

Pervaiz mengatakan bahwa dia juga dibawa ke sebuah ruangan, tempat dimana dia diperkosa oleh Imran.

"Mereka kemudian menekan saya untuk masuk Islam dan menikahi Imran, " tambahnya

Keesokan harinya, Pervaiz mengatakan bahwa dia dibawa ke hadapan seorang ulama Islam, di mana dia dipaksa untuk membaca Quran dan diberi nama baru yaitu Fatima.

Kemudian pada tanggal 30 April, Pervaiz pun dibawa ke pengadilan dimana dia menikah secara sah dengan Imran.

Barulah pada tanggal 5 Mei, Pervaiz bisa melarikan diri dari rumah dengan bantuan putri, orang yang menculiknya.

Sepanjang waktu melarikan diri, ibu Pervaiz mengatakan bahwa dia nggak tahu apapun tentang hal yang dilakukan terhadap putrinya.

"Saya terkejut mengetahui apa yang terjadi pada putri saya karena yang saya tahu, dia pergi ke rumah bibinya untuk membantunya, " kata Jamila, yang dikutip dari The Christian post.

Apa yang terjadi pada Pervaiz sangat sering terjadi di negara Asia Selatan ini, dimana ada banyak gadis minoritas Kristen yang diculik, dipaksa pindah agama dan menikah dengan pria yang lebih tua.

Pada tahun 2014, the NGO Movement of Solidarity and Peace , sebuah gerakan solidaritas memperkirakan bahwa 100-700 gadis Kristen diculik, diperkosa, dan dipaksa menikahi pria Islam yang lebih tua di Pakistan setiap tahun.

Menurut Open Doors USA, Pakistan adalah negara yang mayoritasnya Muslim, sekitar 96 persen, dimana menempati peringkat kelima sebagai negara terburuk dalam penganiayaan umat Kristen.

Selain itu, tahun lalu juga Departemen Luar Negeri AS juga menyebut bahwa negara ini mendapat perhatian khusus terhadap pelanggaran kebebasan beragama.

"Konversi paksa perempuan muda Hindu dan Kristen ke dalam Islam dan pernikahan sering sekali dilakukan dengan kerja paksa dan tetap menjadi permasalahan sistematik. Beberapa lembaga independen, termasuk Komisi Nasional Keadilan dan Perdamaian serta Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, mengakui bahwa sekitar 1.000 wanita muda secara paksa masuk Islam setiap tahun," tulis the U.S. Commission on International Religious Freedom dalam laporan 2019 mereka.

USCIRF juga mencatat bahwa wanita Hindu dan Kristen sangat rentan karena marginalisasi sosial dan kurangnya perlindungan hukum untuk agama minoritas, ditambah kondisi norma sosial dan budaya patriaki di Pakistan. Selain itu, mereka juga mengkritik bahwa pemerintah Pakistan tidak menindak tegas pelaku kejahatan terhadap kelompok agama minoritas dengan adil.

Dalam kasus Pervaiz, polisi dilaporkan enggan mendaftarkan pengaduan keluarga, tapi akhirnya pada tanggal 13 Mei kasus pun diajukan dengan bantuan seorang pendeta setempat.

Pastor Ghazala Shafiq dari Gereja Pakistan menuntut bahwa pernikahan itu ilegal karena fakta bahwa Pervaiz masih berusia 15 tahun.

"Anak perempuan di bawah 18 tahun dianggap masih di bawah umur dan mereka yang melakukan ini bisa di hukum  sesuai dengan KUHP Pakistan. Kami akan melawan kasusnya di pengadilan," kata Pastor Ghazala kepada Ucanews.com, seperti yang dilansir dari Thechristian.post

Awal bulan ini, sebuah laporan Associated Press mengungkapkan bahwa ratusan gadis Kristen di Pakistan telah diperdagangkan ke Cina melalui operasi di mana pendeta Pakistan dibayar untuk menemukan wanita sebagai pengantin untuk pria Tiongkok diantara jemaatnya yang miskin.

Orang tua dari gadis-gadis yang diperdagangkan untuk seks diberi uang sebanya 3.500 dollar hingga 5.000 dollar, lalu diberitahu bahwa anak mereka dibawa dan akan dinikahkan dengan orang Kristen yang kaya.

Miris ya! Melihat hal ini, apa yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen? Tidakkah ini menjadi beban yang harus kita tanggung dalam doa? Mari berdoa buat bangsa ini, dan Tuhan berikan kekuatan dan jalan keluar dalam hal seperti ini. Biarlah kebenaranNya ditegakkan.

Sumber : christianpost/ jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami