Berkotbah Tentang LGBT, Pendeta Ini Ditolak Masuk Untuk Berkotbah di Berbagai Negara Ini!

Internasional / 11 May 2019

Kalangan Sendiri

Berkotbah Tentang LGBT, Pendeta Ini Ditolak Masuk Untuk Berkotbah di Berbagai Negara Ini!

Naomii Simbolon Official Writer
2565

Pemerintah Belanda melarang seorang pendeta Amerika Serikat (AS) yang anti-gay dan menyangkal Holocaust untuk masuk ke wilayahnya. Selain itu,  pendeta AS yang kontroversi ini juga dilarang mengunjungi 26 negara yang masuk dalam zona Schengen.

Seperti yang dilansir dari schengenvisainfo.com, rencana kunjungan pendeta AS bernama Steven Anderson ke Belanda ditolak dengan mentah-mentah.

Wakil Menteri Kehakiman Belanda, Mark Harbers, menekankan bahwa pendeta Anderson tidak akan diperbolehkan berkunjung ke Amsterdam pada 23 mei mendatang untuk berkotbah.

"Saya sudah mengambil langkah-langkah untuk mencegah masuknya orang ini ke zona Schengen," tulis Harbers dalam suratnya kepada parlemen Belanda.

"Pemerintah mengambil tindakan yang keras terhadap pembicara atau pengkotbah yang ekstremis, yang menyebarkan iman mereka, dan membatasi kebebasan orang lain atau bahkan menghasur kebencian atau kekerasan, "demikian bunyi pernyataan Harbers.

Jadi, Steven Anderson adalah seorang pengkotbah Amerika yang dikenal karena sering mengeluarkan pernyataan atas kebenciannya terhadap LGBT.

Dalam salah satu pidatonya, dia pernah mengklaim bahwa LGBT itu singkatan dari Let God Burn Them. Dan itu menyebabkan kemarahan yang besar oleh organisasi LGBT dan pihak lain yang peduli dengan masalah ini.

Pada tahun 2016, setelah serangan yang terjadi di bar gay di Orlando yang memakan 50 korban meninggal dunia, Anderson memposting video YouTube di Twitternya dan mengatakan bahwa ini adalah berita yang baik karena ada 50 orang pedofil mati di dunia. Pernyataan ekstrimnya tersebut semakin parah ketika dia mempertanyakan bukti Holocaust.

Belanda bukanlah negara pertama yang menolak masuknya Steven Anderson untuk memberitakan injil atau berkotbah. Beberapa negara seperti Inggris, Botswana dan Afrika Selatan pun melarangnya untuk memasuki negara mereka.

Sebagai orang Kristen, menurutku ini bukanlah tindakan kasih. Meskipun memang LGBT bukan sesuatu yang disetujui dan sesuai dengan Firman Allah, tidakkah buruk jika kita menegur dengan cara yang ekstrim?

Baiklah kita berdoa dan belajar sesuatu dari hal ini ya. Karena sebagai orang Kristen pun kita tidak seharusnya menghakimi, tetapi membenci dosanya, bukan orangnya apalagi mengutarakan kebencian. Gimana menurut kalian?

Sumber : schengenvisainfo.com
Halaman :
1

Ikuti Kami