Karena Kepahitan, Wanita Ini Jadi Transgender. Puji Tuhan, Yesus Menyelamatkannya!

Internasional / 4 March 2019

Kalangan Sendiri

Karena Kepahitan, Wanita Ini Jadi Transgender. Puji Tuhan, Yesus Menyelamatkannya!

Naomii Simbolon Official Writer
2690

Seorang wanita bernama Laura Perry tenggelam dalam gaya hidup transgender.

Saya rasa transgender sudah tidak begitu asing di zaman ini.

Setelah menggunakan terapi hormon, Laura secara resmi mengubah namanya menjadi Jake, dia juga menjalani mastektomi ganda dimana semua organ reproduksi kewanitaannya diangkat.

Dan dia merasa bahwa saat itu adalah saat paling bahagia selama hidupnya, tapi ternyata tidak demikian.

"Saya merasa sudah memiliki semua yang saya inginkan... tetapi saya masih tertekan," kenang Perry dalam sebuah konferensi berjudul God's Voice yang diadakan di Oklahoma.

                ARTIKEL TERKAIT :

Ratusan Orang Menghadiri Konferensi ‘God’s Voice” Demi menghentikan Agenda LGBT di Gereja!

Perry mulai berfantasi menjadi seorang pria ketika masih kecil. Dia merasa nggak dicintai oleh ibunya, sementara ibunya adalah seorang Kristen yang taat dan terlibat dalam kegiatan gereja.

Perry justru memperhatikan bahwa ibunya lebih mencintai saudara laki-lakinya yang pendiam dan patuh dibanding dia.

Sebelum melahirkan Perry, Francine, ibunya ternyata sudah pernah kehilangan 2 anak lelaki. Karena itu, Perry jadi berpikir, "Mungkin ibu berharap bahwa salah satu kakakku itu masih hidup, tetapi bukan saya. Saya tahu bahwa mereka menginginkan tiga anak. Jika salah satu dari saudara saya hidup, maka saya mungkin tidak akan berada disini. Dulu saya berfantasi untuk menjadi seperti saudara saya," katanya dikutip dari Christianpost.

Karena hal itu, hubungannya dengan ibunya pun tegang atau dingin hingga dia berusia remaja.

Sementara itu, masa kecil Perry cukup menyedihkan. Saat dia berusia 8 tahun, dia pernah dilecehkan oleh teman kakak laki-lakinya yang umurnya 9 tahun.

Meskipun hal itu hanya  terjadi sekali, "Itu benar-benar mengubah hidup saya.... Saya menjadi kencaduan seksual."

Perry pun akhirnya menyukai seks bebas ketika remaja, tetapi semua pria yang tidur bersamanya mencampakkannya.

"Saya mulai merasa cemburu karena saya merasa mereka (anak laki-laki) memiliki kekuatan untuk memegang kendali," kenangnya seakan memberitahu alasan mengapa dia ingin jadi laki-laki.

Pada usia 16 tahun, dia marah sekali pada Tuhan karena Tuhan menjadikannya sebagai wanita. Dia bersumpah tidak akan melayani Tuhan dan lari dari padaNya.

Dan pada tahun 2007, Perry yang kecanduan seks serta porno(grafi) itu memulai proses transisi.

Dia harus mendapatkan surat dari psikolog berlisensi untuk menerima perawatan hormon dari dokternya.

Bahkan dia nggak tertarik sama sekali dengan konseling, dia hanya ingin surat itu.

Jadi ketika psikolog bicara bahwa dia memiliki masalah serius dengan ibunya, Perry segera bereaksi dengan amarah dan mengatakan bahwa dia nggak mau membicarakan ini. Sekali lagi, dia hanya ingin surat itu.

Begitu Perry mulai menjalani perawatan hormon, beberapa tahun pertama menjadi pria, dia sangat bahagia sekali. Dan itu wajar terjadi pada orang yang baru-baru menjalani transisi awal.

Setelah itu Perry pun membangun hubungan dengan transgender lain (Pria ke wanita) dan bersama-sama mereka bergabung serta menghadiri (acara) kelompok pendukung LGBT.

Tetapi Perry dan pasangannya berhenti ikut komunitas LGBT karena pasangannya tidak diterima disana dan dia sangat tertekan berada di sana.

Dua tahun setelah perawatan hormon, Perry sama sekali belum merasa seperti pria, hingga akhirnya dia memutuskan untuk operasi. Setelah operasi, dia pun kembali mulai kerja .

Tetapi bosnya yang adalah lesbian berkata padanya, "Saya tidak tahu apa yang salah denganmu, tetapi kamu tertekan. Kamu murung, kamu tidak bekerja keras. Aku mau Jake yang lama kembali lagi."

Komentar itu akhirnya membuat Perry terkejut. Dia pikir, transisi bisa membuatnya bahagia dan berubah ternyata itu hanya mengubah bagian luar tubuh saja dan tidak dengan bagian dalamnya.

Selama masa itu, ibunya Francine ternyata terus berdoa bagi Perry bersama belasan teman ibunya. Tuhan berbicara kepada ibunya untuk menyerahkan semuanya kepadaNya.

Dalam proses itu, hatinya terhadap Perry melunak dan tak lagi memandangnya sebagai pemberontak melainkan korban musuh.

Hingga suatu hari ketika Perry sedang curhat kepada sang ibu tentang masalah di tempat kerja, ibunya merespon dengan sangat manis. Ibunya menceritakan bagaimana Roh Kudus mengubah sang ibu dan menceritakan Injil kebenaran.

"...Dia memberitahu saya gimana dia telah diubah oleh Roh Kudus...saya melihat transformasi pada ibuku. Ketika saya melakukannya pada saat itulah saya tahu Injil itu benar... Kristus hidup dan ada kekuatan transformasi yang belum pernah saya ketahui. Malam itu, aku pun memberikan hatiku kepada Yesus," katanya kepada kerumuman orang di konferensi tersebut.

Pada tahun 2014, Perry pun diselamatkan dan mulai mendengarkan ajaran Alkitab baik itu dari radio atau online. Saat itulah Tuhan mulai mengungkapkan betapa gilanya transgenderisme ini.

"Hati saya berubah secara radikal saat itu. Saya tahu untuk pertama kalinya... sejauh yang saya ingat bahwa saya tidak dimaksudkan untuk menjadi laki-laki. Saya tidak dapat menjelaskan kepada kamu bagaimana saya memiliki kekuatan untuk keluar dari gaya hidup itu. Itu adalah kekuatan Yesus Kristus," demikian Perry mengungkapkan perjalanannya menemukan Kristus dan identitasnya kembali sebagai perempuan.

Sumber : christianpost/ jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami