Sebuah daerah
dikatakan hidup berdampingan kalau setiap warganya bebas melakukan kegiatan keagamanaan
sesuai dengan keyakinan yang dianutnya. Selain itu, setiap warga juga tak pernah memaksakan kehendak dan bahkan menyakiti sesama warga yang berbeda keyakinan.
Bandung
sendiri, yang merupakan kota yang dikenal mayoritas Muslim rupanya punya daerah
yang toleran juga. Salah satu daerah yang pernah dinobatkan sebagai kampung toleransi adalah Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Bandung.
Gubernur Jawa
Barat Ridwan Kamil mengaku kalau kehidupan berdampingan di Kelurahan Jamika ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.
Tapi selain,
daerah yang juga baru-baru ini dinobatkan sebagai daerah yang mencerminkan keberagaman
adalah Kecamatan Astanaanyar. Daerah ini dipandang telah menerapkan Bhinneka Tunggal
Ika lewat kesatuan warganya yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda.
“Di
Astanaanyar itu memiliki keanekaragaman dan sebaran tempat ibadah cukup banyak.
Ada 101 masjid, 18 gereja, 7 vihara dan 1 klenteng yang 90 persennya berada di kelurahan Cibadak,” kata Camat Astanaanyar, Syukur Sabar, seperti dikutip Jabarekspres.com, Selasa (19/2).
Untuk memperkuat
kesatuan ini pun, pemerintah setempat membentuk wadah keagamaan bernama Forum Silaturahmi
Umat Beragama (FSUB), yang dipakai sebagai tempat untuk berkomunikasi antarumat
beragama. FSUB ini sendiri juga difungsikan untuk menekankan hal-hal yang bersifat sosial atau tolong menolong.
“Adapun
kegiatannya adalah rapat koordinasi dan komunikasi menjembatani hubungan sosial
di wilayahnya. Kita sering memberikan bantuan kalau ada musibah. Itu
dikomunikasikan oleh FSUB jadi sangat cepat. Kita tidak menjembatani hubungan
ibadahnya, tapi hubungan sosial antara penganut agama yang ada di wilayah Astanaanyar,”ucap Syukur.
Bukan hanya
itu, FSUB juga berfungsi untuk mendukung pertumbuhan budaya melalui penyelenggaraaan
beragam acara yang melibatkan warganya. Seperti halnya perayaan Imlek bulan ini
dilakukan dengan meriah oleh semua warga, tanpa pandang agama.
Kita patut bersyukur
bahwa di tengah provinsi mayoritas Muslim ini, masih ada daerah-daerah yang menjunjung
tinggi toleransi dan keberagaman. Semoga kita akan mendengar daerah lain juga hidup
berdampingan seperti ini ya.