Biarkan Anak Main di Luar Rumah Jadi Kontroversi, Ini Alasannya
Sumber: Finlee and Me

Parenting / 29 January 2019

Kalangan Sendiri

Biarkan Anak Main di Luar Rumah Jadi Kontroversi, Ini Alasannya

Lori Official Writer
2764

Awal tahun 2019 ini, seorang ibu di Amerika ditahan karena mengijinkan anaka perempuannya berusia 9 tahun bermain tanpa pengawasan di sebuah taman. Sementara sang ibu saat itu sedang bekerja.

Baru-baru ini, ada banyak kasus yang dilaporkan dimana orangtua telah ditangkap karena mengijinkan anak-anak bermain di taman sendirian, berjalan ke taman sendirian dan bahkan bermain tanpa pengawasan di luar rumah mereka sendiri.

Kita tahu bahwa ada banyak penelitian menyampaikan kalau bermain di luar ruangan tanpa pengawasan orangtua penting untuk perkembangan anak dan kedekatannya dengan alam.

Tapi kenapa saat ini hal itu jadi masalah? Sebuah jejak pendapat baru-baru ini dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan kalau banyak orangtua berpikir kalau membiarkan anak bermain di luar sendirian harusnya dianggap sebagai tindak kejahatan.

Mungkin sebagian dari kita akan keheranan dengan hasil jejak pendapat ini. Pasalnya sebagian besar dari kita punya kenangan masa kecil bermain sendiri di luar dan menjelajah tanpa proteksi orangtua helikopter yang selalu mengawasi kita. Lalu kenapa di masa lalu orangtua kita tidak ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara?

Menurut Richard Louv, anak-anak jaman dulu berbeda jauh dengan anak-anak di jaman ini. Dimana anak-anak sekarang sudah tak lagi mendapat cukup permainan di luar ruangan. Hal ini disebabkan karena terjadinya kerusakan alam, dimana orang-orang kehilangan kontak dengan dunia luar. Kita yang masih punya banyak kenangan masa kecil yang indah tentang memanjat pohon, memancing atau berenang di kolam dianggap cukup beruntung. Karena anak-anak sekarang bisa dibilang hampir tak lagi punya pengalaman masa kecil semacam itu.

Jumlah anak-anak yang diijinkan berkeliaran di luar turun drastis selama beberapa generasi. Sebuah laporan tahun 2007 di luar Inggris menggambarkan hal ini melalui pemetaan jarak yang ditempuh pada usia 8 tahun selama empat generasi. Anak-anak sekarang justru menghabiskan lebih banyak waktu luang di dalam ruangan bersama dengan gadget mereka. Ini adalah salah satu alasan hilangnya kebiasaan anak bermain di luar ruangan.

Alasan lainnya adalah sibuknya jadwal keluarga, memaksa anak ikut berbagai jadwal, dan juga budaya phobia pergi ke luar rumah. Phobia ini timbul akibat banyaknya pemberitaan media tentang kasus-kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak.

Hal inilah yang kemudian membuat kebanyakan orangtua untuk tidak membiarkan anak-anak mereka bermain di luar ruangan. Orangtua merasa ngeri dengan risiko jika anak mendapat ancaman dari orang asing.

Namun sebelum menolak anak bermain di luar ruangan, ada baiknya mengetahui manfaat positif dari aktivitas tersebut bagi anak. Pertama, bermain di luar ruangan bisa mengurangi obesitas dan gejala kecemasan pada anak, depresi dan ADHD.

Kedua, bermain di luar juga bisa membuat anak menjadi lebih dewasa dan mandiri tanpa orang tua mereka. Tanpa pengawasan, anak-anak yang suka bermain di luar ruangan lebih merasa bebas dan punya kemampuan untuk mengelola risiko sendiri.

Meski begitu, diperlukan lebih banyak penelitian tentang manfaat bermain di luar ruangan tanpa pengawasan. Dan tentu saja solusinya bukan dengan menahan ibu yang membiarkan anaknya bermain sendiri. Karena hal itu malah bisa menimbulkan trauma bagi anak dan keluarga dan konsekuensi yang lebih buruk dari itu adalah anak tak lagi punya keinginan untuk mau bersosialisasi dengan dunia luar.

Hal paling aman yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah dampak buruk terhadap anak saat bermain di luar ruangan adalah dengan mengajak anak bermain bersama dengan tetangga dan berinteraksi secara positif dengan orang-orang sekitar. Kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih aman dimana anak-anak kita bisa bertumbuh dengan baik pula.

Sumber : Livescience.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami