Ketua Umum
Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), Pendeta Japarlin Marbun terus mendorong
dan berharap kepada awak media, terutama para jurnalis Kristiani untuk tetap
mengedepankan kabar baik, mewartakan manfaat dan informasi yang membangun dan
mendidik masyarakat, terutama warga gereja, terlebih memasuki tahun politik 2019 ini.
“Seperti apa
yang menjadi tema Natal GBI dari Lukas 2:10, yaitu; kabar baik untuk semua,
maka harapan saya, rekan-rekan pewarta, para jurnalis Kristen, tetap pada misi
untuk membawa kabar baik,” ujar Japarlin dalam pertemuan bersama para jurnalis
yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia), di Lounge Kantor Sinode GBI, Jalan Ahmad Yani, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).
Selain itu,
salah satu tokoh senior GBI ini juga mengungkapkan mengenai tiga hal penting
yang mampu menjadi filter sebuah berita, sehingga tidak menjadi kabar buruk
atau hoax. “Media harus menyuarakan kabar baik, bukan kabar buruk atau hoax.
Sebelum kita mewartakan satu berita, pewarta harus memperhatikan tiga hal
penting; Pertama, benarkah berita itu? Kedua, tepatkah berita itu? dan Ketiga,
bergunakah berita yang disampaikan atau berita yang akan diwartakan itu? Kalau
sudah lolos dari tiga hal ini, maka berita itu bisa diwartakan. Jadi tiga hal ini harus dipegang oleh para jurnalis Kristen,” ungkapnya.
Selain itu,
Japarlin juga setuju perlunya sinergitas antara gereja dan media, sehingga
masyarakat bahkan pemerintah mengetahui kegiatan-kegiatan gereja. “Organisasi
gereja harus menjalin kerja sama yang baik dengan wartawan. Pertemuan seperti
ini penting sehingga tidak ada mis komunikasi dan terjalin sinergitas. Kegiatan
saling mendukung perlu dilakukan antara gereja dan media sehingga publik termasuk pemerintah bisa mengetahui apa yang telah dikerjakan gereja selama ini.”