"Sebab hal
Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang
memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang
diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.”
Matius 25:14-15
Mungkin sebagian dari kita selalu berpikir, kok
kayaknya kita itu adalah orang yang lebih pintar dari si A, atau si B, tapi
kenapa si A dan si B level pekerjaannya justru jauh di atas kita. Melalui ayat di atas, kita kembali diingatkan
kalau ternyata, promosi, penghargaan, atau naiknya jabatan kita, mengikuti potensi yang kita miliki.
Soal talenta, ada yang bilang bahwa talenta
adalah soal harta, bakat, atau berkat yang diberikan Tuhan buat kita. Lewat perumpamaan tentang talenta ini kita
mengetahui kalau ternyata, kesanggupan untuk mengelola talenta jauh lebih penting dibandingkan dengan talenta itu sendiri.
Untuk itu, penting buat kita untuk
mengembangkan kesanggupan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan kesanggupan kita dalam mengelola talenta.
1. Sadarilah kalau setiap kita terlahir dengan potensi masing-masing
Setiap orang punya potensi yang berbeda-beda.
Kita harus bisa mengakui potensi dan kelebihan yang kita miliki. Ingatkan dalam
diri kalau Kelebihan yg kita punya berasal dari Tuhan. Kalau kita sendiri tidak menyadari, bahkan tidak mengakui potensi yang kita miliki, maka apa yang mau dikembangkan dari diri kita itu sendiri?
2. Milikilah growth mindset
Growth mindset merupakan pola
pikir yang dimiliki oleh orang yang nggak mudah menyerah. Mereka yang berada
dalam kategori growth mindset cenderung berpikir positif mengenai kemampuan
mereka dan bersedia untuk memperbaiki diri dengan melihat sisi kelemahannya dalam segala hal.
Orang dengan pola pikir growth
mindset berpikir bahwa kemampuan seseorang itu dinamis dan berubah-ubah,
sehingga bisa diperbaiki dengan usaha yang keras dan kemampuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
3. Fokus pada mengembangkan diri sendiri, bukan memperbaiki diri
Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan.
Dan itu merupakan hal yang sangat wajar untuk dilakukan. Lewat kesalahan yang telah dilakukan, kita jadi belajar untuk memperbaiki diri di lain kesempatan.
Namun, fokus pada perbaikan diri juga sering
membuat kita tetap di tempat. Dibandingkan dengan fokus pada bagaimana kita
bisa memperbaiki diri, fokuslah pada cara untuk mengembangkan diri kita agar menjadi lebih baik lagi.
4. Bangunlah kebiasaan-kebiasaan yang baik
Caranya ada 4 hal, yaitu: mengelola media kita
dengan baik, mengelola hubungan kita dan waktu, terakhir adalah mau bayar harga untuk mengambil langkah langsungnya.
Jadi, kalau kita mendapati media kita sudah
tidak lagi memberikan pengaruh positif, mulailah pilih-pilih tentang siapa yang
harus kita follow dan tidak. Sama halnya dengan bahan tontonan atau bacaan kita.
Inilah sebabnya orang banyak mengatakan kalau siapa kita adalah apa yang kita kerjakan.
Dalam mengelola hubungan, kita harus bisa
mencari sudut pandang dari orang tersebut. Kita juga harus bijak dalam
mengelola waktu. Agendakan dan pilih mana yang menjadi prioritas dalam hari
tersebut. Terakhir, kita harus melatih kebiasaan ini dalam kegiatan sehari-hari.
Lewat 4 cara di atas, maka kita akan menggenapi
firman Tuhan yang ada dalam Matius 25:14-15 ini. Kehidupan yang kita jalani
dalam kehidupan ini seharusnya adalah menjadi karya buat Tuhan. Sebab pada
akhirnya,