Ambon,
Maluku akhirnya menjadi tuan rumah Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik
Nasional untu pertama kalinya loh. Berdasarkan jadwal resminya, lomba paduan
suara ini akan digelar mulai 27 Oktober sampai 2 November 2018 mendatang di Ambon.
Acara ini juga
dipastikan akan sangat meriah karena akan diikuti oleh sebanyak 8000 peserta dari
34 provinsi di Indonesia. Tak ketinggalan pesparani ini akan semakin spesial karena
Presiden Joko Widodo memastikan diri akan hadir di acara pembukaannya pada 27 Oktober nanti di Lapangan Merdeka, Ambon.
Seperti diketahui, acara ini digelar oleh Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangan Pesparawi Katolik Nasional (LP3KN). LP3KN sendiri merupakan lembaga yang dibentuk oleh Koferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan difasilitasi oleh pemerintah.
Baca Juga :
Ketua bidang lomba dan juri LP3KN, Ernest Marianto menyampaikan acara pesparawi ini akan memperlombakan materi dari segi kekatolikan yang bernuansa Indonesia. Misalnya, dengan membawakan kembali lagu-lagu yang familiar dikalangan gereja Katolik.
Untuk hadiahnya,
panitia sudah mempersiapkan dua hadiah istimewa. Yaitu piala bergilir presiden dan piala tetap bagi pemenang dengan skor tertinggi.
“Piala presiden itu piala bergilir. Ada piala tetap ang mendapat skor paling tinggi,” ucap Ernest, seperti dikutip Tribunnews.com, Selasa (16/10).
Baca Juga :
Sementara terkait
kepastian kedatangan presiden, pihak KWI telah mengkonfirmasi kembali. “PresidenJoko
Widodo juga sudah menyatakan akan datang dalam pembukaan Pesparani. Beliau sudah
menyatakan kesediaannya di Konferensi Waligereja (KWI), Jumat 22 Agustus lalu,” ucap Adrianus Meliala, Ketua LP3KN.
Untuk pertama
kalinya, Ambon akan berperan sebagai tuan rumah bagi perhelatan acara paduan
suara Katolik ini. Dan pilihan ini diambil lewat musyawarah luar biasa
(munaslub) ke-17 LP3KN yang menilai bahwa Ambon adalah kota kerukunan beragama.
Sehingga dipastikan perhelatan pesparani ini akan berjalan dengan meriah dan lancar.
Terpilihnya
Ambon sebagai tuan rumah juga berdampak positif bagi masyarakat setempat. Baik
dari sisi ekonomi, pariwisata, maupun dalam hal memperkuat nilai-nilai keberagaman
di daerah itu.