Identitas pribadi, adalah sesuatu yang kita semua miliki tetapi nggak selalu ditemukan. Mungkin itu karena kita
dibesarkan dengan kurangnya pengasuhan yang baik pas masa kecil. Mungkin itu
karena pekerjaan yang kurang memuaskan kita karena kita nggak memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan pikiran dan ide kita secara terbuka, atau seperti yang dialami oleh penulis Terry Lynn Schmidt, kita hidup dalam pernikahan yang penuh kasih namun kita selalu mengambil peran sekunder bagi pasangan karena keadaan yang terjadi di luar kendali kita.
Dalam bukunya barunya "When Drag Racing Met Country Music," Schmidt merefleksikan pernikahannya selama 20 tahun dengan pembalap legendaris Harry Schmidt. Dikenal karena eksploitasi balapnya dengan mobil The Blue Max, Terry Lynn dipaksa untuk menjadi bayang-bayang suaminya bahkan setelah kematiannya pada tahun
2012. Tampaknya ada kepuasan sendiri ketika dia dikenal sebagai istri Harry, namun dalam proses dia berduka karena dia
menemukan kembali seorang Bapa Surgawi yang menjadi dirinya sebagai sahabat.
Jadi pada tahun 1983, Opryland USA, datang ke Dallas untuk tur audisi. Jadi Terry ikut audis bernyanyi di acara tersebut dan diapun diterima sebagai salah satu penyanyi di salah satu pertunjukan di sana.
Sehingga pada tahun 1984 akhirnya Terry memutuskan untuk pindah ke Nashville dan menetap, saat itu usianya baru 19 tahun.
Opryland USA adalah taman hiburan yang kebanyakan dikenal
karena hiburannya di dalam taman. Dan Terry beberapa kali tampil di sana, untuk bernyanyi dan dia menyebutkan pertunjukkan mereka sebagai Country Music USA.
Terry berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Dan selama
4 tahun itu dia bertemu dengan banyak orang melalui kelompok musik itu. Namun
akhirnya semuanya berakhir sehingga dia memutuskan untuk kembali ke Dallas lagi kampung halamannya dan tak kembali lagi.
Waktu itu dia sudah menikah dengan Harry, dan pertemuan mereka berawal ketika Terry tampil di sebuah acara dan Harry sebagai penotnon.
Waktu itu, Harry baru saja pensiun dari balapnya dan memiliki
kantor dua lantai sebelahan dengan gedung tempat Terry bekerja.
Nah, ketika Terry keluar kantor, tepat di air mancur dekat
gedung kantor, disanalah mereka betemu dimana Harry menyapanya duluan sebagai penyanyi Country yang terkenal.
Dari sanalah mereka berkenalan, makan siang bersama dan semakin intens.
Sebelumnya Terry tidak mengenal Harry, meskipun Harry sudah cukup terkenal dan pembalap legendaris yang dikenal dengan mobil The Blue Max. Tapi banyak orang dalam keluarganya, yang menyukai balap tahu siapa Harry. Terry dan Harry berjarak usia 20 tahun.
Meskipun demikian, keluarga Terry tidak
menyukai Harry terutama sang ibu.
Perjuangan yang berat dimana Harry berusaha berdebat dengan
ibu Terry untuk membicarakan masa depan Terry di dunia musik. Pasalnya sang ibu masih ingin Terry mengejar musiknya. Terry akhirnya
mentaati ibunya dan pulang ke Nashville selama dua tahun, dan melakukan berbagai tur musik.
Namun pada akhirnya 3 tahun setelah perkenalan mereka, Terry di usia 24 dan Harry 44 tahun, merekapun menikah dan memiliki dua gadis cantik.
Mereka beribadah di Prestonwood Baptist Church dan dibaptis kembali disana, serta anaknya mengalami Kristus di gereja itu. Terry melayani di paduan suara disana.
Tapi pada titik tertentu Terry mengetahui Harry mengidap kanker.
Disanalah proses perniakahan mereka dimulai. Usia mereka
berbeda 20 tahun, bisa dibayangkan bagaimana Terry berdiri menghadapi keadaan itu?
Jika kita membaca buku Terry, disana diceritakan bagaimana mereka. Terry dan Harry yang memutuskan untuk keliling
dunia dengan membawa kedua putrinya itu. Namun di tahun 2008 Harry divonis
mengidap kanker ganas yang dengan cepat menyebar. Hingga akhirnya meninggal di tahun 2012.
Dalam buku ini Terry menyebutkan dirinya kehilangan identitas bahkan sebelum suaminya meningal.
Terry berdiri dalam bayang-bayang suaminya dan meninggalkan identitasnya sebagai seorang musisi, dan dia menjadi istri di rumah serta ibu.
Dan dalam buku ini juga dia menuliskan bagaimana pada akhirnya Terry bangkit kembali menemukan hasrat untuk menulis
buku dari Tuhan dan bagaimana Tuhan berbicara kepada dia melalui kondisi kehidupannya.
Melalui buku tersebut, Terry menyampaikan kepada semua
pembacanya bahwa kita nggak sendirian dalam kesedihan kita. Kita semua akan
bisa melaluinya, ini adalah proses. Nggak ada jalan yang benar atau yang salah.
Firman Allah selalu menemani dan kita tak pernah berjalan sendirian dalam
kesedihan kita.
Buku When Drag Racing Met Country Music ini akan
menjadi buku yang menginspirasi sekali. Saya pikir, bagi kita yang kehilangan
identitas karena sebuah masalah hidup, patut membaca buku ini. Temukan kembali
identitas dirimu dan hasratmu dalam Kristus! Bangkitlah.