Bencana gempa bumi yang menimpa saudara kita di Lombok membuat
masyarakat dari berbagai kalangan berinisiatif untuk mengumpulkan donasi. Berharap donasi yang terkumpul dari masyarakat bisa disalurkan kepada korban.
Uniknya, setiap kali kata donasi disematkan dalam sebuah
kegiatan sosial akan banyak sekali orang yang tertarik untuk menyumbang atau mendonasikan sebagian yang dipunya.
Tapi tahukah kita sebenarnya apa itu berdonasi? Secara definisi, donasi adalah bantuan yang diberikan secara sukarela, bisa dalam bentuk uang ataupun barang. Biasanya bentuk tindakan ini banyak dilakukan oleh organisasi sosial tertentu yang fokus dalam proyek menolong atau membantu orang-orang yang membutuhkan. Tapi tanpa kita tahu, kata donasi atau dalam bahasa Inggrisnya Donation atau Charity ini berasal dari bahasa Latin yaitu Carus yang artinya ‘kasih’. Kata inilah yang kemudian dipakai dalam istilah ‘kasih Kristen’ dalam bahasa Inggris Kuno.
Tapi kalau kita memaknai kata ini berdasarkan isi Alkitab, maka kita akan mendapat pengertian yang baru. Kata kasih dalam Perjanjian Baru adalah Agape (Yunani). Agape diterjemahkan sebagai ‘amal’ sebanyak 27 kali, sebagai ‘kasih/sayang’ sekali dan sebagai ‘cinta’ sebanyak 86 kali. Agape berasal dari dua kata yaitu ‘a’ dan akar kata ‘gape’. A artinya tidak/tanpa dan gape adalah celah. Jadi agape bisa diartikan dengan ‘tanpa celah’ atau cinta tanpa syarat.
Baca Juga :
Putrinya Meninggal Karena Leukimia, Ibu Ini Pilih Kembalikan Donasi Senilai 900 Juta
Pablo Zabaleta Kirimkan Donasi Untuk Pengungsi Banjir
Kata agape ini diterkehamkan juga sebagai pesta amal dalam Yudas
1: 12. Pesta amal kasih yang digambarkan oleh Paulus dalam 1 Korintus 11: 23-34.
Dalam ayat 23-25, Paulus menceritakan tentang apa yang terjadi saat perjamuan terakhir.
Tapi dalam ayat 26-32, dia menggambarkan tentang sikap rohani yang harus mereka
adopsi saat makan dan minum. Makan dan minum dalam perjamuan ini disebut dengan pesta kasih dan pesta amal.
Alkitab juga banyak berbicara soal ‘berdonasi’ atau 'beramal' sebagai sebuah tanggung jawab untuk merawat orang miskin dan yang membutuhkan.
“Dan Raja
itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang
diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit,
kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku...Dan Raja
itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25: 34-36, 40)
Yohanes menulis, “Barangsiapa
mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi
menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat
tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan
perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran…” (1
Yohanes 3: 17-18) Hal yang sama juga ditimpali oleh Yakobus ketika dia menegor
orang-orang yang gak memiliki rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang kurang beruntung dari mereka (baca Yakobus 2: 14-17).
Jadi, cara kita merawat orang yang membutuhkan adalah cerminan
kasih kita kepada Yesus dan posisi kita sebagai anak-anakNya. Dengan kata lain, ini adalah bukti keselamatan kita dan kehadiran Roh Kudus di dalam kita.
Berdonasi juga tak harus dalam bentuk uang. Tapi apa yang
kita punya ketika kita berikan dengan ikhlas dan tulus kepada orang yang
membutuhkan adalah sebuah bentuk kasih. Seperti yang dilakukan Petrus ketika bertemu
dengan pengemis yang lumpuh, yang memberikan apa yang dia punya (Kisah 3: 6).
Jadi saat Tuhan sudah memberkati kita lebih daripada orang
lain, itu artinya Tuhan juga mau kita memakainya untuk membantu orang lain. Mari
mulai berbagi berkat lewat berdonasi atau beramal dan menolong orang-orang yang
sedang kesulitan.