Alkohol Jadi Candu Untuk Solusi Kegagapanku, Kini Tuhan Pakai Aku Sebagai Penginjil–Jerry
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=V5k-SLMf

Family / 14 August 2018

Kalangan Sendiri

Alkohol Jadi Candu Untuk Solusi Kegagapanku, Kini Tuhan Pakai Aku Sebagai Penginjil–Jerry

Inta Official Writer
6716

Siapa sih yang mau berteman dengan seorang yang gagap? Cara bicara yang gagap sering membuatku jadi korban bullying sejak SD. Kalau ditanya kenapa, jawabannya adalah karena ayahku. Sejak kecil, ayah sering sekali memarahi atau membentak yang menjadikanku kehilangan kepercayaan diri. Yang aku ingat, kebiasaan ayah ini membuatku tumbuh jadi pribadi yang mudah ciut dan gagap saat bicara.

Alkohol menyelamatkanku

Sampai tiba waktunya aku masuk ke bangku SMA. Aku mulai berkenalan dengan yang namanya alkohol. Setiap aku minum alkohol, keberanian dalam diriku kembali. Cara bicaraku jadi jauh lebih baik.

Aku bisa menjalin hubungan pertemanan dan saat tidak mengonsumsinya, cara bicaraku yang gagap justru jadi makin parah. Alasan inilah yang membuat aku tidak pernah absen seharipun untuk mengonsumsi alkohol. Nilai di sekolahku tidak begitu baik karena pergaulan dan efek samping dari alkohol. Saat itu, aku sangat jarang pulang ke rumah.

Mulai hidup baru sebagai pengusaha

Setelah lulus SMA dan ayah pensiun, aku diberikan modal untuk mengelola sebuah perkebunan.

“Wah asyik, nih. Keuntungannya nanti akan kupakai untuk beli alkohol sebanyaknya,” pikirku. Dan benar saja, aku masih meneruskan kebiasaanku untuk mengonsumsi alkohol tanpa absen seharipun.

Pada suatu sore, salah satu orang kepercayaanku membangunkanku yang sedang tidur di atas balkon dekat kebun. “Bang, gawat, ada masalah di kebun. Abang harus segera datang ke kebun,” ujarnya panik.

Tanpa pikir panjang, aku langsung meluncur ke kebun. Aku mendapati sebagian hasil kebun di curi oleh orang asing. Belum saja aku mengeluarkan kata-kata dari mulutku, tiba-tiba aku merasakan tubuhku jadi makin berat. Aku terjatuh dan pingsan.

Malaria tropika menjadikanku terbaring lemas di kasur berbulan-bulan

“Pak Jerry, hasil lab sudah keluar. Bapak positif terkena malaria tropika,” ujar seorang dokter menghampiriku. Aku sangat terpukul. Saat itu, aku diberi dua kemungkinan yang akan terjadi padaku. Satu, penyakit ini dapat membunuhku, kedua, kalaupun aku bisa bertahan, bisa dipastikan aku akan menjadi gila.

Gila. Aku sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Tubuhku kini hanya bisa terkulai lemas di atas kasur, usaha perkebunanku gagal total. Penyakit yang makin hari makin parah. Aku sudah pasrah atas apa yang akan terjadi dalam hidupku. Justru, saat itu aku berpikir kalau akan lebih baik jika aku mati saja.

Baca juga: Buah Manis Yang Tuhan Berikan Atas Penantian 11 Tahun Untuk Buah Hatiku, Lisma

Harapan itu pasti ada!

Beberapa hari sebelum ulang tahunku di tahun 1999, ada segerombolan orang dari gereja yang datang untuk menjenguk. Mereka diundang oleh ibuku. Kami mengobrol sedikit dan berdoa untuk kesembuhanku.

Belum satu minggu setelah mereka datang dan mendoakanku, kesehatanku jadi makin baik setiap harinya. Aku mulai menyadari kalau Tuhan itu ada. Tuhan Yesus itu nyata dan hadir di tengah-tengah kita. Berangsur-angsur membaik tidak lantas membuatku langsung berhenti mengonsumsi alkohol atau ganja.

Namun, saat kembali pada kehidupan lama itu, aku tidak lagi merasakan kenikmatan seperti dulu. Aku tinggalkan kehidupan lamaku dan mulai belajar untuk mengenali pribadi Kristus jadi lebih baik lagi. Aku menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatku. Aku menyadari kalau alkohol atau ganja bukan jadi solusi dalam permasalahan yang aku hadapi.

Justru saat aku mendekatkan diri pada Kristus, aku beroleh damai sejahtera dan jawaban atas setiap masalah yang menimpa. Tuhanlah yang memberi keberanian dan kepercayaan diri padaku. Kini, ceritaku sudah menjadi sebuah kesaksian di hadapan orang banyak. Aku kerap menjadi pengkhotbah di depan banyak orang.

Sumber : jc channel
Halaman :
1

Ikuti Kami