Pasangan gembala
Gereja Street Gas di Birmingham, Tim dan Rachel Hughes yang punya banyak jemaat
muda menyampaikan kalau Generasi Z cenderung lebih terbuka akan iman mereka daripada
generasi yang lebih tua. Hal disampaikan Tim dan Rachel dalam sebuah wawancara peluncuran
buku penulis Dr. Krish Kandiah berjudul Faitheism, yang merupakan hasil riset yang dilakukan terkait hubungan antara orang Kristen dan atheis.
Rachel menyampaikan,
generasi Z jauh lebih cepat memahami tentang apa itu gereja. Mereka bahkan berani
memberikan gagasan yang ada di dalam benak mereka soal gereja itu sendiri. Tapi
untuk menghadapi generasi ini, gereja gak bisa melakukan pendekatan dengan cara tradisional. Karena hal-hal yang lama sama sekali gak menarik buat mereka.
Salah satu cara
terbaik untuk bisa membuat anak-anak muda ini lebih terbuka, kata Rachel,
adalah dengan membuka percakapan ringan dengan mereka. Jangan menyerang atau mengkonfrontasi.
Dibanding berdebat, bercakap-cakap ringan dengan anak muda ini jadi cara yang jauh lebih ampuh untuk bisa memahami apa yang sedang dialami oleh mereka.
“Kami hanya
duduk dan mendengarkan cerita orang lain dan mengajukan pertanyaan kepada mereka. Aku pikir hal itu benar-benar kuat,” katanya.
Riset yang dilakukan ComRes ini melibatkan sebanyak 4.087 orang dewasa Inggris dan dilakukan secara online dalam dua gelombang pada 2-6 Maret 2018 lalu. Hasilnya ditemukan bahwa 62% Generasi Z (18-24 tahun) lebih terbuka dan berpikiran positif soal kekristenan. Sementara lebih dari separuh anggota Generasi Z yang menanggapi survei ini memiliki pengalaman positif terhadap hubungan mereka dengan orang Kristen lainnya. Mereka mengaku nyaman mendiskusikan keyakinan agama mereka.
Baca Juga :
Dua pertiga
dari mereka mengatakan kalau mereka tak pernah pergi ke gereja. Sementara 20% nya
mengaku menghadirigereja hanya sekali atau dua kali dalam setahun dan 2% lainnya pergi ke gereja beberapa kali seminggu.
Hasil yang juga
cukup mengejutkan adalah bahwa ternyata Generasi Z juga punya pemikiran yang positif.
Mereka mengaku tidak setuju dengan pandangan bahwa ‘agama adalah pengaruh negatif
pada masyarakat’. Sebagian lain mengaku kalau orang Kristen itu jauh lebih menyenangkan dibanding dengan penganut atheis.
Dengan mengetahui
fakta ini, Krish Kandiah berharap gereja bisa mencari cara baru untuk membawa Generasi
Z bertumbuh di gereja. Dia percaya kalau gereja masih jadi sebuah tempat yang menarik
bagi anak muda.
Selain melakukan
cara seperti yang dilakukan Tim dan Raches Hughes, gereja juga bisa menarik
perhatian anak muda dengan memunculkan beragam teknik baru penjangkauan seperti
pengadaan training Alfa khusus untuk anak muda atau pun camp-camp rohani.