Besar Atau Kecil, Yang Namanya Dosa Itu Pasti Menyakitkan
Sumber: tamsengarrie.biz

Kata Alkitab / 9 July 2018

Kalangan Sendiri

Besar Atau Kecil, Yang Namanya Dosa Itu Pasti Menyakitkan

Inta Official Writer
2740

Pada sebuah siang setelah makan siang, ada teman menghampiri saya sambil tersenyum. Saya membalas senyumannya, tidak lama kemudian dia bertanya, "Eh, kamu pernah nggak sih melihat ada orang yang benar-benar bersikap buruk, bahkan kita bisa bilang kalau dia berdosa, tapi dia masih dipakai oleh Tuhan secara luar biasa?"

Saya berpikir sejenak, mencari-cari apakah ada sosok demikian dalam kehidupan saya. "Banyak deh kayaknya, yang penting kan sudah bertobat," jawab saya singkat.

"Bukan, kalau yang ini dia masih melakukan dosa, bahkan tergolong dosa yang besar, pokoknya orang banyak sudah tahu. Tapi dia tetap melayani Tuhan, bahkan ada banyak orang yang kenal Tuhan lewat orang ini," terangnya.

Percakapan saya dan teman ini menjadi sebuah perenungan selama berhari-hari setelahnya buat saya pribadi. Apakah ada sebuah ukuran bagi dosa? Apakah dosa itu dikenal besar atau kecilnya? Apakah ada dosa besar atau dosa kecil?

Kenyataannya, setiap dosa yang dilakukan oleh kita, ada pribadi yang tersakiti olehnya. Ada pasangan yang mendapati kebenaran tentang dosa dengan cara yang sangat memalukan. Keduanya ditangkap setelah berusaha menjual emas curian di sebuah toko.

Si pemilik toko mengenali emas-emas yang dijual oleh pencuri tersebut. Setelah membeli emas tersebut, pemilik toko langsung pulang dan mendapati kalau rumahnya telah berhasil dibobol maling. Pemilik toko menyadari kalau penjual emas yang ditemuinya di toko adalah orang yang membobol rumahnya. Kemudian ia melaporkan kejadian ini ke polisi dan akhirnya pencuri tersebut berhasil ditangkap.

Kejadian di atas membuat kita menyadari kalau kok kayaknya lebih mudah saat kita berbuat dosa dan tidak ada orang yang menyadari hal tersebut. Coba kalau pemilik tersebut tidak mengenali barang-barang yang berhasil dicuri oleh pasangan itu, mereka pasti akan lolos dari kejaran polisi.

Baca juga: Nggak Cuma Menjadi Penjala Manusia, 5 Fakta Ini Perlu Diketahui Tentang Petrus (Part 1)

Ibarat sebuah penyakit, dosa tidak bisa disimpan berlama-lama. Raja Daud menyadari hal ini. Setelah beberapa lama dirinya menutup mulut atas setiap kesalahan dan dosa-dosanya, akhirnya Daud datang ke suatu tempat dimana ia dapat mengakui setiap perbuatannya tersebut.

Saat Daud menginginkan Batsyeba, dirinya melakukan dosa perzinahan, kemudian demi memiliki Batsyeba secara utuh, ia menempatkan suami Batsyeba di barisan terdepan saat bertempur, dimana ini sama artinya Daud membunuh suami Batsyeba.

Daud juga mengakui kalau pelanggarannya merupakan sikap perlawanannya terhadap Allah. Dirinya tidak menyangkal kalau perbuatannya merugikan orang lain. Mazmur 51:6, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusanMu, bersidah dalam penghukumanMu.”

Daud menyadari bahka kalau Tuhan membawanya ke pengadilan untuk mengadili pelanggarannya, Tuhanlah yang akan memenangkan kasus ini. Pada setiap dosa yang telah kita lakukan, pasti ada pribadi yang merasa tersakiti karenanya, pribadi yang paling tersakiti adalah Tuhan.

Seharusnya kita bersyukur kalau Tuhan adalah pribadi yang selalu mengampuni setiap dosa dan kesalahan kita. Langkah pertama dalam sebuah pengampunan dosa sejati adalah dengan mengakui dosa-dosa kita tersebut, meskipun kenyataannya melibatkan dan menyakiti orang lain, terutama Tuhan. 1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Setiap orang yang menyembunyikan kesalahan mereka tidak akan beruntung, tapi saat kita memilih untuk mengaku dosa kita kepada Allah dan meminta maaf kepada mereka yang telah kita sakiti, maka kita akan menemukan belas kasihan dan pengampunan yang sejati. 

Sumber : ourdailyjourney
Halaman :
1

Ikuti Kami