Percayalah Kepada Nama Allah Segala Allah Yaitu Yesus. Terimalah Mujizat-Nya Sekarang!
Kalangan Sendiri

Percayalah Kepada Nama Allah Segala Allah Yaitu Yesus. Terimalah Mujizat-Nya Sekarang!

Naomii Simbolon Official Writer
      3093

Roma 8: 3

...Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

 

 

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 8; Yohanes 18; 1 Raja-Raja 3-4

 

"Istrahat di tempat tidur," kata Dr. Omar. "Pendarahan yang disebabkan oleh plasenta previa, adalah kondisi dimana plasenta terletak terlalu dekat dengan pembukaan rahim. Kecuali kalau ini terbalik maka kemungkinan besar kamu kamu akan kehilangan bayimu," tambahnya.

Dalam hidup ini, kita nggak selalu bisa menerima kata-kata dokter, bahkan sulit sama sekali. Tapi harus tetap kita pertimbangkan. Ya, hal itu seperti cemooh yang dasyat di medan perang, yang berkata  "Datanglah padaku, dan aku akan memberikan dagingmu pada burung-burung di udara dan binatang-binatang di padang."

Dan kita  tahu, bahwa kita adalah pasukan Allah dan Allahlah satu-satunya Allah yang menciptakan alam semesta.

Hal ini , sama seperti orang Filistin yang nggak disunat dan berani mengolok-olok Tuhan kita. Ketika dia mengejek kita, mencemooh kita, itu berarti dia sedang datang melawan Yang Kudus yaitu Yesus, karena kita adalah biji mata dan anakNya.

Jadi, sudah pasti kita tahu siapa kita dan tetapi mempertimbangkan kata-kata dari mereka.

Sekalipun ancaman mencoba mengisi pikiran kita, dan kata-kata lain mencoba mengerogoti pikiran kita untuk itu keluarkan kata-kata kehidupan mendesak kata-kata kematian, percayalah bahwa kita tetap akan hidup dan tidak mati, dan akan menyatakan kemuliaan Tuhan.

Firman Allah mengatakan bahwa :

"Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil," (Yesaya 54:17)

"...Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:3)

Berjuang, teruslah berjuang. Iya, kita perlu mempertimbangkan perkataannya dan mari kita balas dengan perkataan  yang penuh kuasa dengan menggunakan - "Nama di atas semua nama."

Istrahatlah mengikuti anjuran dokter. Karena sementara senjata perang kita bukanlah kata-kata yang berasal dari kedangingan kita, Kita harus belajar untuk tidak menempatkan Allah pada ujian yang bodoh. Yap! Kita harus percaya bahwa Tuhan mampu menyembuhkan, bahkan melalui tangan dokter dan cara apapun itu juga yang Dia pilih saat ini.

Setelah dua hari berada di tempat tidur, pendarahan tetap saja berlanjut. Tiga, empat, bahkan lima hari tetap saja belum ada perubahan. Kami sekeluarga pun melewatkan ibadah gereja pada hari keenam, dan meminta didoakan oleh para saudara-saudara seiman.

Hari ketujuh pun demikian, masih belum ada perubahan. Lalu telepon berdering, seorang saudara berkata "Kami sudah pernah mencari Tuhan untuk menyembuhkan kehidupan kami sendiri dan kami juga sudah membaca buku yang bicara soal doa babtisan."

"Doa babtisan?" Kedengarannya akrab tetapi aku nggak yakin soal itu.

"Buku itu ditulis oleh Francis MacNutt. Dalam  doa ini, kita memainkan musik penyembahan dan hanya berdoa sampai kita merasa tidak ingin berdoa lagi."

Tenggelam dalam doa - saya ingat persis konsep ini dari gereja. "Tentu, datanglah bergabung kesini," jawabku.

Rekaman lagu penyembahan dikirimkan lewat surat setiap bulan dengan Integrity Music. Mereka benar-benar menenangkan dan menginspirasi. Lagu tersebut benar-benar menghantar kita ke dalam hadirat Allah. Kami pun memutuskan untuk memainkan salah satu dari musik tersebut dalam doa sambil kami menenggelamkan bayi ini dalam doa.

Lalu, saudara laki-laki dan perempuan pun mulai berdatangan ke rumah. Kami kan tinggal di apartemen lantai atas, jadi saya harus turun untuk menyambut mereka.

Sang ibu sudah di “kursi panas,” ketika kami masuk ke kamar. Kursi panas merupakan sebutan untuk grup sel. Orang-orang mulai duduk dan mendapat giliran untuk berdoa. Saya lalu menyalakan kaset penyembahan dan kami mulai memuliakan Tuhan.

Nggak perduli apakah musuh sedang berteriak di medan perang, yang jelas bahwa harapan kami hanya ada di dalam Tuhan. Kami  tetap akan berada di dalam pujian dan bertemu musuh kami.

Pertempuran itu adalah milik Tuhan.

Tiba waktunya, musuh menyerang. Kami tidak akan menerima laporan hal yang buruk. Satu per satu kami berdoa sebagaimana Roh Kudus menempatkan kata-kata di hati kami. Ketika satu orang selesai berkata-kata, yang lainnya lalu menyambung menyembah bersama dengan rekaman lagu penyembahan, atau berdoa dalam bahasa lidah - mengijinkan Roh Allah berdoa melalui kami dalam bahasa surgawi. Dan kemudian orang lain juga berdoa dalam bahasa Inggris dan menyatakan janji-janji Allah atas sang ibu dan si bayi.

Setengah jam sudah berlalu, sekitar 45 menit, dan tiba-tiba keberanian saya muncul dan saya mulai bernubuat. Iblis tidak akan memiliki anak ini. Goliat tidak akan memberi tulang kita kepada anjing.

"Anak ini akan hidup dan tidak mati, dan dia akan menyatakan kemuliaan Allah. Karena anak ini akan memiliki semangat seperti Daud. Dia akan berani, dia nggak akan menghindar dari singa ataupun beruang. Dia nggak akan membiarkan kata-kata iblis itu tergenapi. Dia akan memiliki roh pejuang di dalam dirinya. Roh Allah yang hidup ada di atasnya dan dia akan melakukan perbuatan luar biasa  besar dalam nama-Nya."

"Ya, Nama yang ada di atas segala nama."

20 menit pun berlalu, dan semuanya tenang. Ruangan mulai terdengar sepi, tetapi orang-orang berbisik sambil berkata "Terimakasih Yesus."

Tiba-tiba  seorang saudara lainnya berkata," Saya biasanya nggak pernah melakukan ini," katanya dengan canggung, "tetapi ketika kalian menyatakan firman Allah, saya merasa bahwa Tuhan sedang berkata bahwa bayi ini anak laki-laki."

Sang ibu mengangguk, tersenyum. "Ya," dia setuju “dan Tuhan berkata bahwa harus harus memberinya nama David."

Setiap orang di dalam ruangan itu  benar-benar merasa bertemu Yesus. Air mata memenuhi mata para saudari itu dan dia meremas kedua tangan kami erat-erat.

Setelah 2 hari berlalu sejak pertemuan kelompok sel, saatnya mengunjungi Dr Omar lagi.

"Aku nggak tahu harus bicara apa, plasentanya nggak lagi terganggu dan pendarahan sudah berhenti," seru sang dokter, tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Dimuliakanlah namaNya diatas segala nama.

Sekarang, David sudah duduk di kelas tiga. Dia seharusnya di kelas dua, tetapi dia mampu menyelesaikan TK nya dalam waktu kurang dari setengah tahun, dan setengah tahun lainnya di kelas satu. Gurunya memberi tahu bahwa dia mengikuti pelajaran sekolah dengan baik, dan menjadi orang yang pertama menyelesaikan tugasnya.

"Kalau bukan karena masalah di tulisan tangganya, saya nggak akan mengalami kesulitan apapun dengannya," kata gurunya kepada kami.

Coba lihat, jadi perkataan siapa yang patut kita percayai? Laporan seorang Prajurit yang berkata bahwa pertempuran adalah milik Tuhan. Jadi terus berharap dan percaya kepada Tuhan segala Tuhan, yaitu Yesus.

 

 

 

 

 

Ikuti Kami