Jangan
kaget kalau anak-anak jaman sekarang sudah mulai berpacaran di usia 10 tahun. Di
usia ini pula mereka sudah diberikan fasilitas berupa smartphone (ponsel) yang terkoneksi
dengan internet. Dalam banyak kasus, rupanya perubahan jaman ini membawa dampak negatif bagi anak-anak dan juga remaja.
Seiring
dengan gejolak masa pubertasnya, banyak anak yang justru terlibat dalam tindakan
sexting lewat ponsel. Adapun yang dimaksud dengan sexting adalah tindakan mengirim
atau menerima pesan gambar atau video yang berbau pornografi lewat komunikasi seluler.
Dalam laporan
yang dipublikasi oleh Cox Communications, dipaparkan tentang fakta mengerikan terkait
keterlibatan anak-anka remaja dalam tindakan sexting. Ditemukan sekitar 80% remaja
di bawah usia 18 tahun sudah pernah melaukan hubungan seks. Sementara sekitar 57%
diantaranya terlibat dengan tindakan mengirim
pesan berbaur pornografi lewat telepon selulernya. Mengejutkan sekaligus mengerikan bukan?
Kasus yang lebih
mengerikan lagi adalah ketika seorang remaja perempuan muda harus menanggung malu
karena rupanya pesan gambar (berbau pornografi) yang dikirimkan kepada pacar seusianya
tersebar luas kepada remaja lain. Tahu gak sih apa yang dilakukannya setelah merasa
dipermalukan? Remaja perempuan ini memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Bayangkan kalau
semua orang tua menyadari ancaman mengerikan ini sedang mengintai anak-anak remaja
mereka. Tentu semua orang tua akan mulai cemas dan takut. Tapi tentu saja hal
itu tidak menyelesaikan masalah. Orang tua juga harus bertindak dan melindungi
anak-anaknya dari ancaman tindakan sexting berbahaya ini. Mulailah memberikan edukasi yang benar kepada anak lewat 4 hal ini:
#1 Orang tua perlu menguasai teknologi
Orang tua perlu
mengembangkan dan menguasai teknologi saat ini. Dengan itu, orang tua bisa mengajarkan
cara penggunaan telepon seluler dan juga internet kepada anak dengan cara yang benar.
Selain itu, ingatkan anak bahwa lewat teknologi ada begitu banyak ancaman yang mengintai,
salah satunya adalah ancaman dari para pemangsa seksual yang mencoba untuk mengeksploitasi anak-anak remaja.
#2 Pastikan anak memanfaatkan telepon seluler untuk tujuan baik
Sebelum seorang
remaja mulai memakai ponsel, dia harus mengerti bahwa ponsel harus digunakan untuk
tujuan yang baik. Ajarkan anak untuk tidak bertukar foto atau pesanberbau seksual
dengan siapapun dan untuk alasan apapun itu. Atau orang tua bisa memeriksa telepon
seluler anak secara berkala. Anak harus tahu bahwa orang tua berhak untuk
mengetahui apakah telepon selulernya dipakai untuk tujuan yang tepat atau tidak.
#3 Jadilah orang pertama yang mengajarkan anak soal seks
Melindungi
anak dari bahaya teknologi adalah hal yang sangat penting. Tapi hal yang jauh
lebih penting dari itu adalah bahwa orang tua juga harus mengajarkan anak soal seks sesuai dengan pandangan agama.
Ajarilah anak soal kebenaran tentang seks sesuai dengan firman Tuhan. Sehingga mereka akan mendapat pemahaman yang benar soal hal itu. Sebagai orang tua Kristen, kita harus bertekad untuk mengajarkan anak-anak soal prinsip-prinsip seksualitas yang menghormati Tuhan; mengenal identitas mereka sebagai laki-laki dan perempuan dan memiliki pandangan yang benar soal kekudusan hidup.
Baca Juga :
Menteri Inggris Imbau Guru Cegah 'Sexting' Siswa
Remaja Rentan Terhadap Perilaku Sexting
#4 Bangunlah komunikasi terbuka dengan anak
Membicarakan
soal seks dengan anak tak cukup hanya sekali. Orang tua harus membangun komunikasi
terbuka yang teratur dengan anak. Sehingga saat mereka bingung atau bertanya-tanya
tentang sesuatu yang tidak dimengerti, anak bisa menanyakannya secara langsung kepada
orang tua dan bukan kepada orang lain.
Gak ada
kata terlambat untuk menyelamatkan anak-anak kita dari budaya modern yang menghancurkan
ini. Hari ini adalah waktu yang tepat!