Bayarlah Gaji Karyawanmu Dengan Adil, Karena Alkitab Pun Mengatakannya!
Sumber: ccn.com

Finance / 31 May 2018

Kalangan Sendiri

Bayarlah Gaji Karyawanmu Dengan Adil, Karena Alkitab Pun Mengatakannya!

Lori Official Writer
5654

Berbicara soal gaji, kamu yang bekerja di perusahaan sekuler tahu betul prinsipnya bahwa untuk menghasilkan hasil kerja terbaik dari karyawannya, perusahaan pasti rela membayar upah kerja secara professional. Karena dalam bekerja, semua karyawan dituntut untuk bekerja secara professional.

Tapi rupanya prinsip ini tak hanya berlaku di dunia kerja sekuler loh! Bahkan di tengah pekerjaan pelayanan, seperti lembaga keagamaan termasuk gereja, pun seharusnya juga menerapkan prinsip ini.

Baik di dunia sekuler dan lembaga gereja, setiap pemimpin dituntut untuk berlaku adil terhadap karyawannya. Karena pada dasarnya, karyawan adalah asset yang amat berharga bagi perusahaan atau lembaga gereja itu sendiri. Bayangkan kalau perusahaan berdiri tanpa karyawan atau pekerjanya. Pastinya perusahaan itu tak akan bisa bekerja maksimal.

Hal serupa juga berlaku dalam lembaga gereja atau organisasi keagamaan. Para pelayanan adalah karyawan atau staff yang bekerja untuk menjangkau orang atau jiwa dan memuridkannya. Tugas ini sama beratnya dengan memproduksi berton-ton barang di pabrik atau mencari nasabah di bank. Karena itu bukan hal yang mengherankan kalau investasi terbesar yang dilakukan sebagian besar gereja adalah investasi terhadap staff atau pelayannya.

Di Perjanjian Baru, rasul Paulus menyampaikan pesan yang sangat penting soal upah seorang pekerja Tuhan. Katanya, “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya."” (1 Timotius 5: 17-18)

Lewat ayat ini, kita bisa menangkap pesan rasul Paulus supaya mereka yang bekerja untuk pekerjaan pelayanan Tuhan harus dibayar dengan upah yang adil. Dia tidak menyebutkan supaya mereka dibayar dengan upah yang terlalu besar, tapi kita bisa menangkap bahwa maksud Paulus adalah supaya gereja membayar upah pekerjanya dengan pantas.

Dalam bukunya, How to Not Be a Broke Pastor, S. L. Potts menulis soal panduan untuk membayar upah pekerja gereja.

Demikian kutipan pernyataannya:

“Gereja Yesus Kristus harus berusaha memperlakukan para karyawannya lebih baik, harus lebih baik dari perlakuan perusahaan sekuler kepada karyawannya.

Aku bisa mendengar jawaban sinis, “Tentu saja kamu akan berkata begitu! Kamu sedang mengadu anjing untuk berkelahi.” Ya, kamu benar. Aku punya seekor anjing untuk diadu dalam pertarungan, tapi filosofi ini tidak didorong oleh status pekerjaanku saat ini sebagai seorang pendeta. Tapi hal ini lebih pada keyakinanku bahwa gereja adala sebuah kota di atas bukit, terang bagi dunia yang gelap, bagi setiap aspek kehidupan dan segala macam urusannya. Terang ini tidak akan muncul kecuali dinyalakan lebih dulu di bidang kepegawaian karyawan.

Aku tumbuh di tengah lingkaran dimana pendeta dan pekerja Kristen dari berbagai bidang dipandang secara efektif bekerja di bawah sumpah bahwa mereka rela miskin sebagai syarat mereka bekerja. Aku memikirkan lusinan orang percaya, para guru sekolah minggu, contohnya, yang dibayar dengan upah yang sangat minim (bahkan di bawah rata-rata) sebagai umbalan atas pelayanan mereka.

Bahkan kepada para pendeta pun, terlalu banyak gereja yang bertindak seolah-olah tidak apa-apa kalau mereka digaji dengan jumlah yang sedikit. Bahkan sama sekali tak diberi apa-apa padahal kalau dipikir-pikir mereka benar-benar sudah jadi berkat dengan melakukan tanggung jawabnya untuk menggembalakan jiwa-jiwa.”

Semoga tulisan ini jadi panduan buat setiap perusahaan, lembaga gereja, pelayanan sosial untuk selalu berpatokan pada kebenaran firman Tuhan dalam membuat setiap keputusan.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami