Nama saya adalah Asep Harianto,
buat saya, wanita adalah hal terutama
bagi kehidupan saya. Kata orang, saya sering jelalatan kalau melihat cewek yang
'bening.' Bagi saya, kegiatan seperti itu adalah sebuah hal normal yang dilakukan oleh lelaki yang mencintai keindahan dalam diri wanita.
Siapa yang tidak menyukai wanita
bersolek cantik? Terlebih kala itu saya sedang
berada pada posisi teratas. Dengan uang yang saya miliki, wanita mana pun bisa
saya dapatkan. Kendati demikian, saya punya pacar yang mengasihi saya. Ada keinginan dalam diri saya kalau satu pacar saja tidak cukup.
Karena wanita, saya jadi kecanduan
Pucuk dicinta ulam pun tiba,
seorang teman menawarkan saya untuk ikut bersamanya. Dengan alasan saya butuh
refreshing dari kegiatan kantor, saya mengikuti ajakan teman saya tersebut. Siapa sangka
kalau tempat pijit merupakan tujuannya. Saya mendapatkan service yang luar biasa dari para terapis disana.
Ketenangan, kenikmatan, sekaligus kehausan saya
akan wanita terpenuhi disana. Tanpa sadar kegiatan ini sudah menjadi bagian
dalam diri saya. Saya menghabiskan ratusan juta untuk bisa memenuhi hasrat haus akan wanita yang saya punya.
Kebiasaan saya meninggalkan hutang ratusan juta
Saya menggunakan uang kantor untuk bisa
memenuhi keinginan dan hasrat saya. Kemudian saya mengalami satu masalah yang
cukup serius. Kecurangan saya terendus oleh atasan hingga dirinya mengancam agar
segera mengembalikan uang yang saya pakai. Jika tidak, saya harus berhadapan dengan hukum.
Keinginan bunuh diri menghampiri saya. Bagaimana bisa saya membayar hutang ratusan juta hanya dalam waktu dua hari? Saya kalut dan bingung. Tetapi keberuntungan masih berpihak pada saya. Pacar dan calon mertua saya memutuskan untuk membantu keadaan saya ini. Meskipun saya harus kehilangan pekerjaan, saya tidak harus berurusan dengan kepolisian.
Baca juga: Eddy Sapto, Pembunuh Bayaran Yang Rela Membunuh Temannya Sendiri Kini Jadi Pendeta
Hutang bisa terbayar, saya kehilangan orang yang saya kasihi: pacar saya
Memang benar saya sudah tidak lagi punya hutang
dengan perusahaan, tetapi saya berhutang pada calon mertua saya. Kerja keras
harus saya lakukan agar bisa membayar setiap rupiah yang telah ia keluarkan. Hal ini yang membuat saya mengabaikan pacar yang harusnya menjadi istri saya.
Putus adalah satu-satunya kata yang keluar dari
mulutnya. Tentu saja hati saya sangat terluka. Padahal saat itu saya sudah
mulai berkomitmen untuk setia kepadanya dan meninggalkan cara kehidupan saya
yang lama. Luka yang ditinggalkan oleh sang kekasih justru membawa saya pada
kebiasaan yang lebih buruk. Kali ini, saya bebas untuk memilih wanita mana pun.
Kali ini, seks merupakan suatu hal yang harus saya penuhi
Setiap wanita saya dekati. Saya perlakukan
mereka sebagaimana wanita seharusnya diperlakukan dengan kasih sayang dan perhatian.
Semua ini saya lakukan semata-mata agar saya bisa memuaskan keinginan seks saya.
Setiap wanita yang saya dekati, kami harus
berakhir di ranjang. Kegiatan ini sudah sangat akrab buat saya. Bukan satu
wanita, bukan juga dua. Saya melakukan pada setiap wanita yang terlena dengan ucapan manis saya. Jumlahnya? Saya tidak bisa menghitungnya.
Penjara menjadi teguran bagi saya untuk berhenti dari rasa haus akan seks dan wanita
Wanita membuat saya kehilangan fokus pada
pekerjaan. Saya tidak tahu kalau ada orang yang berusaha untuk menjebak saya
sebagai kambing hitam. Saya diminta untuk mengembalikan setiap barang yang diambil, padahal saya tidak pernah mengambil barang apapun.
Karena saya tidak mau kehilangan pekerjaan dan
berhadapan dengan hukum, saya mengikuti apa yang ia minta. Bukannya masalah
selesai, setiap barang yang saya kembalikan tersebut justru dijadikan sebagai
barang bukti kalau saya telah mencuri barang-barang perusahaan. Saya berakhir di penjara dengan vonis penjara selama 3,5 tahun.
Penjara dijadikan Tuhan untuk membawa saya kembali padaNya
Dipenjara yang dingin, tanpa ada wanita
satupun. Saya sangat tersiksa saat mencoba menahan keinginan dan hasrat saya
untuk melakukan hubungan seksual. Saya tidak bisa. Saya depresi berat. Tiba
akhirnya ada sebuah ajakan di dalam sel untuk beribadah. Saya mengikuti ibadah tersebut.
Disini, saya kembali mengenai kasih Yesus. Saya
disadarkan terhadap setiap kesalahan yang pernah saya perbuat. Saya menangis,
hati saya sangat hancur. Tetapi ada tangan Tuhan yang menjamah hati saya yang
hancur ini. Seiring berjalannya waktu, hati saya mulai pulih dan saya bisa mengenal kasih Tuhan dalam kehidupan saya.
Setelahnya, Tuhan tidak hanya menyembuhkan hati
saya yang terluka, ia tidak juga hanya memberikan ketenangan dalam kehidupan
saya. Ia juga memberikan kesempatan bagi saya. Saat dipenjara, saya mengajukan
sebuah pembebasan bersyarat, dan hal ini dikabulkan oleh pengadilan. Saya tidak
hanya terbebas dari penjara, tetapi saya juga terbebas dari kehidupan lama saya
yang menyakiti hati Tuhan.