Vatikan akhirnya
buka suara soal berita yang mengklaim kerja samanya dengan pemerintah Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan, Vatikan membantah adanya penandatanganan kerja sama untuk membangun gereja-gereja Kristen di Arab Saudi.
Sebagaimana
diketahui, sebuah berita yang diterbitkan oleh Independent Mesir pada hari
Rabu, 2 Mei 2018 lalu, menyampaikan bahwa perjanjian itu ditandatangani oleh Sekretaris
Jenderal Liga Muslim Dunia Sheikh Mohammed bin Abdel Karim Al-Issa dan Presiden
Dewan Kepausan bidang Dialog Antarumat Beragama di Vatikan dan Kardinal Gereja Katolik di Perancis Jean-Louis Tauran.
Setelah mengundang
kontroversi, artikel itu segera dihapus dari situs Website Independent Mesir. Namun
penghapusan itu tidak menghilangkan jejak historis di situs pencarian Google. Sehingga artikel tersebut masih bisa dibuka oleh pengguna media.
Di dalam
artikel tersebut disebutkan bahwa kerja sama tersebut merupakan upaya pemerintah
Arab Saudi dalam memperkuat peran agama dan budaya dalam memerangi tindakan terorisme dan ekstremisme agama yang masih marak terjadi.
Tauran bahkan
sudah bertemu dengan keluarga Kerajaan Saudi di awal tahun ini. Di dalam kunjungannya
itu, dia dan putra Mahkota Saudi membahas soal kampanye penggunaan media dan teknologi
pemerintah untuk mencegah munculnya tindakan ekstremis sekaligus mempromosikan toleransi.
“Menurut saya,
kita punya dua musuh: ekstremisme dan ketidaktahuan. Saya tidak percaya pada benturan
peradaban tetapi dalam benturan ketidaktahuan. Sebagian besar waktu orang bereaksi karena mereka tidak tahu siapa Anda atau siapa mereka,” kata Tauran.
Tauran dilaporkan
telah menandatangani kesepakatan dengan Liga Muslim Dunia yaitu sebuah organisasi
yang fokus untuk menyebarkan paham Islam Wahhabi dengan mendapat dukungan dari pemerintah.
Penandatanganan
perjanjian itu dilaporkan melibatkan tokoh-tokoh lintas agama dari Vatikan dan Arab Saudi.
Soal hal ini, Tauran menyampaikan bahwa kunjungannya bisa jadi indikasi positif bahwa orang-orang Kristen mulai diterima dengan baik di negara Islam tersebut.
Baca Juga :
Merayakan Ibadah, 27 Umat Kristiani Ini Di Keluarkan Dari Arab Saudi
Demi Tumbuhkan Toleransi, Nama Masjid Uni Emirat Arab Ini Diganti Jadi ‘Masjid Maria Bunda Yesus’
Seperti
diketahui, beberapa bulan terakhir para pemimpin kerajaan Arab Saudi sudah bertemu dengan berbagai pemimpin Kristen, termasuk kepala Gereja Maronite Lebanon, Beshara Rai.
Dalam sebuah
kesempatan kunjungan ke Riyadh pada November 2017 lalu, Raja Salman dan Putra Mahkota
Mohammed bin Salman sudah bertemu dengan Rai. Tak hanya itu, pangeran Arab
Saudi itu juga sudah bertemu dengan para pemimpin Yahudi dan Katolik di New York pada bulan Maret lalu.
Pertemuan dengan
para tokoh agama ini dinilai sebagai upaya pangeran kerajaan Arab Saudi untuk membersihkan citra kerajaannya dari ideologi jihadis.
Secara data,
tercatat bahwa ada sebanyak 1.5 juta orang Kristen yang tinggal menetap di Arab
Saudi. Sebagai negara Islam, aktivitas keagamaan umat Kristen benar-benar sangat
dibatasi pemerintah.
Kita semua tentu
berharap agar berita ini benar. Karena sangat berdampak positif terhadap kenyamanan
hidup antarumat beragama di negara tersebut. Jadi, mari terus menunggu perkembangan
selanjutnya soal rencana baik ini.