Siapa sih yang tidak tahu
mengenai salah satu ilmuan yang mendunia, Albert Einstein? Ketika Einstein
melarikan diri dari Nazi Jerman, ia pergi ke Amerika Serikat dan membeli sebuah rumah yang berlokasi tidak jauh dari Universitas Princeton.
Biasanya, ia akan menerima
beberapa tamu dan menjamu mereka dengan santapan dan beragam obrolan, mulai
dari ilmu pengetahuan sampai Hak Asasi Manusia (HAM). Orang-orang yang datang
ke rumah Enistein biasanya adalah orang-orang terpandang dan terkenal di masa itu.
Ada satu tamu tetap yang selalu
mengunjungi rumah Einstein. Tamu tersebut bukanlah orang penting atau terkenal,
melainkan hanya seorang anak kecil yang masih berusia 10 tahun yang bernama
Emmy. Awal kedekatan mereka berdua berawal dari Emmy yang mendengar kalau ada
seorang pria baik hati yang sangat pintar matematika yang tinggal di sekitar rumahnya.
Emmy yang duduk di bangku kelas 5
SD itu mengalami kesulitan dalam mata pelajaran aritmatika. Alasan ini yang
mengantarkannya untuk menghampiri Einstein dan meminta bantuannya. Einstein
bersedia dengan senang hati membantu Emmy. Bahkan, Einstein mengatakan kalau
Emmy selalu diterima di rumahnya setiap waktu ia membutuhkan bantuan mengenai mata pelajaran tersebut.
Kedekatan Emmy dan Einstein
terdengar oleh tetangga-tetangga mereka. Hingga akhirnya ada salah satu orang
yang mengatakan kepada Ibu Emmy mengenai kedekatannya dan menjelaskan siapa itu
Einstein. Dengan berat hati, Ibu Emmy melarang Emmy untuk datang ke rumah
Einstein karena tidak ingin memberatkan Einstein yang meruakan seorang ahli fisika yang terkenal.
Beberapa hari setelahnya, Ibu
Emmy memutuskan untuk mendatangi rumah Einstein dan memohon maaf atas tindakan
putrinya. Tetapi jawaban Einstein atas permohonan maaf tersebut membuat hati Ibu Emmy semakin kagum kepada Einstein.
Einstein menjawab Ibu Emmy
demikian, "Emmy tidak
mengganggu saya. Ketika seorang anak memiliki sukacita untuk mempelajari
sesuatu, maka hal ini juga membuat hati saya bersuka karena dapat menolongnya
dalam belajar. Tolong jangan larang Emmy untuk datang menemui saya saat ia
mengalami kesulitan dalam pelajaran sekolahnya. Ia disambut di rumah ini kapan pun."
Cerita Einstein dan Emmy diatas
mengingatkan kalau kita terhadap bagaimana kita melihat Tuhan. Tuhan adalah
pribadi yang mengetahui lebih dari yang kita tahu, dia merupakan pribadi yang
selalu membukakan pintuNya untuk kita, sehingga kita bisa datang kepadaNya
setiap waktu. Tuhan selalu bersedia menjadi pendengar dan pribadi yang menjawab
setiap keresahan dan kesusahan yang kita lakukan, 24 jam, 7 hari non-stop.
Tuhan mengasihi kita sebagaimana
kita ada. Hari ini, seperti halnya Emmy yang mengalami kesulitan dalam
pembelajarannya, kita bisa membawa setiap kesusahan kita kepada Tuhan. Kita
selalu diterima olehNya, kapan pun. Seperti sukacita yang diterima oleh
Einstein karena telah membantu Emmy, pun seperti Emmy yang mengalami sukacita
atas pertolongan dari Einstein. Jangan tunda waktu kita untuk datang kepada
Tuhan, karena Tuhan telah menantikan kita di dalam rumahNya setiap waktu.