Pernyataan Mantan
Ketua MPR Amin Rais yang mendikotomi partai
dengan menyebut adanya partai Allah dan partai Setan menuai banyak
kritikan, salah satunya adalah dari pakar psikologi politik Universitas
Indonesia, Hamdi Muluk. Menurutnya pernyataan Amin Rais tersebut bisa
meningkatkan radikalisme di akar rumput, untuk itu Muluk menyarankan tidak usah
membawa-bawa Tuhan dan Setan ke dunia politik.
"Yang saya
takutkan ke arah radikalisme. Ini enggak perlulah setan dan Tuhan dibawa-bawa
dalam berpolitik. Itu akan mendidik masyarakat untuk tidak berpolitik secara
akal sehat di masa depan," demikian penjelasan Hamdi Muluk yang dikutip
Kompas.com, Senin (16/4/2018) lalu.
Menurutnya hal itu bisa ditiru oleh masyarakat dalam menyampaikan dukungannya kepada kelompok tertentu dan memancing konflik antar-anggota masyarakat.
Baca juga : 600.000 Anak-anak di Timur Tengah Terdokrin Oleh Radikalisme ISIS, Selamatkan Mereka!
Mengerikan! Bullying, Diskriminasi dan Radikalisme Warnai Dunia Pendidikan
"Orang makin
beringas, mempertahankan partai itu, atau ucapan verbalnya menggunakan istilah
kafir, partai setan, partai Tuhan, itu akan diseret terus, gitu lho. Itu yang
kita takutkan," demikian tambahnya.
Walau demikian,
menurut Hamdi ada kelompok pemilih yang tidak akan terpengaruh dengan isu-isu
jenis ini, yaitu pemilih mengambang (swing voters), karena mereka adalah orang-orang yang lebih rasional dalam
menentukan pilihan politik.
Untuk itu ia mendorang
partai-partai dan kader-kadernya untuk beradu program, visi dan misi, ideologi
dan juga pencapaian dalam merebut hati pemilih, jangan menggunakan sentiment agama.
Selain menuai kritikan, pernyataan partai Allah dan partai Setan dari Amin Rais juga membuat sebuah lembaga bernama Cyber Indonesia melayangkan tuntutan hukum, karena pernyataan tersebut dianggap provokatif.
Sumber : Kompas.com