Sebut Diri Sebagai Pelayan Kristus Sejati, Apakah Kita Sudah Dewasa Di Dalam-Nya?
Sumber: https://i0.wp.com/psico.online/blog/wp-c

Kata Alkitab / 17 April 2018

Kalangan Sendiri

Sebut Diri Sebagai Pelayan Kristus Sejati, Apakah Kita Sudah Dewasa Di Dalam-Nya?

Naomii Simbolon Official Writer
3338

Ketika saya dibuat kecewa dan diteriaki oleh  seorang sahabat yang luar biasa pelayanannya beberapa waktu lalu, saya sempat berguman dalam hati saya "Ya Tuhan, kenapa dia nggak dewasa ya? Padahal usianya jauh lebih dewasa dari saya dan bahkan pelayanannya." Bukan cuma saya, kamu juga tentu pernah mengeluarkan sebuah kalimat soal dewasa, apalagi jika itu berurusan dengan orang yang lebih tua dari kita. Entah kakak rohani . saudara atau tetangga kamu .

Trus, menurut kamu gimana sih seseorang itu disebut sebagai orang yang dewasa di dalam Kristus?

Dan apa sih arti dewasa atau kedewasaan?

Menurut KBBI, dewasa artinya seseorang yang memiliki cara berpikir, atau cara pandang yang sudah matang.

Saat saya wawancara, seorang guru sekolah minggu bernama Shinta Siagian berkata bahwa "Kedewasaan bukan soal usia, tetapi soal respon. Gimana seseorang bisa meredam amarahnya dan mengampuni orang lain."

Dan dalam Alkitab, Rasul Paulus memberikan sebuah pandangan dan penilaian soal kedewasaan, atau seseorang dikatakan dewasa. Dimana ketika itu dia sedang diperhadapkan dengan jemaat di Korintus.

Mari kita lihat di 1 Korintus 3: 1,"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat bicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus."

Dalam ayat ini, Paulus menyebutkan bahwa manusia duniawi adalah manusia yang belum dewasa dalam Kristus. Lalu bagaimana itu manusia duniawi, bagaimana itu manusia yang dewasa ?

"Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" (ayat 3)

Dalam ayat ini, Paulus dengan rinci menjelaskan bahwa manusia yang duniawi  yang belum dewasa didalam Kristus adalah seseorang yang  memiliki sikap yang suka iri hati dan suka berselisih.

Nggak perduli apapun jabatan kamu, usia kamu, atau pelayanan kamu, Alkitab menyebutkan selama kamu memiliki sikap iri hati dan suka berselisih, itu artinya kamu belum dewasa di dalam Kristus.

Lalu bagaimana seharusnya dewasa di dalam Kristus?

Dewasa di dalam Kristus adalah seseorang yang menerima dirinya sebagaimana Tuhan menciptakannya.

Bukan soal penampilan saja tetapi soal apa yang dia miliki dan soal apa yang dimiliki orang lain.

Orang yang dewasa di dalam Tuhan merupakan orang yang bisa menerima dirinya dan merasa berharga. Jika dia sudah menerima dirinya dan menghargai dirinya, maka dia hanya akan fokus untuk membuat sebuah langkah maju yang besar ke arah yang luar biasa, bukan dengan kepo atau mengurusi kehidupan orang lain. Ada banyak orang yang hebat dalam pelayanannya tetapi sering berasumsi dan membicarakan orang lain, itulah salah satu ciri bahwa dia belum dewasa di dalam Kristus, karena jika seseorang membicarakan orang lain dan berasumsi demikian, artinya dia belum bisa menerima orang lain sebagaimana dia belum menerima keadaan hidupnya dengan baik.

 

Selain itu, kedewasaan didalam Kristus adalah seseorang yang bisa memperbaiki segala keadaan dengan benar, bukan mencari sebuah pembenaran apalagi harus menyalahkan orang lain.

Ketika Yesus dijual oleh Yudas, dan Dia sudah mengetahui hal itu, Yesus tidak langsung menyalahkan Yudas atau memarahinya bahkan membicarakannya kepada murid-murid yang lain secara terbuka.

Melihat respon yang berbeda tersebut kita bisa melihat betapa Yesus sangat penuh kasih bahkan ketika Dia dibelenggu oleh fitnah dan lain-lain.

Hal ini menjadi sebuah perenungan bagi kita sebagai orang yang menganggap diri  sebagai pengikut Yesus, atau sebagai orang yang taat kepada Yesus.

Mari kita belajar untuk sama-sama lebih dewasa lagi didalamNya, dan berhentilah untuk berpuas diri soal pelayanan yang kita pegang atau iman yang kita miliki, teruslah haus dan lapar akan Dia, dan teruslah dipenuhi olehNya. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami